Bantuan Malaysia Masuk Gaza Beberapa Jam setelah Percakapan Sisi dan Anwar
Jum'at, 23 Februari 2024 - 21:15 WIB
GAZA - Truk-truk yang memuat kiriman bantuan dari Malaysia telah memasuki Jalur Gaza yang terkepung melalui Perbatasan Rafah dengan Mesir.
Bantuan itu masuk Gaza beberapa jam setelah panggilan telepon yang diterima Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi dari Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, menurut laporan situs berita Arab Post.
Dalam video terlihat sejumlah truk berlogo Malaysian Ihsan Society, sedangkan videografer membenarkan truk tersebut memasuki Perlintasan Rafah.
Sebelumnya, juru bicara kepresidenan Mesir, Ahmed Fahmy, mengatakan Sisi memuji, dalam panggilan telepon dengan Anwar Ibrahim, keinginan Malaysia memberikan bantuan kepada masyarakat Jalur Gaza.
Fahmy mengatakan kedua pemimpin menekankan bahaya tindakan militer tambahan di Jalur Gaza, mengacu pada niat tentara Israel menyerbu kota Rafah.
Saat ini Rafah menjadi tempat lebih dari 2 juta warga Palestina mencari perlindungan.
Dalam pembicaraan tersebut, mereka juga menekankan pentingnya komunitas internasional memikul tanggung jawab hukum, kemanusiaan dan politik untuk secara serius mendorong gencatan senjata segera dan mengaktifkan solusi dua negara, untuk menghindari dampak regional.
Pelapor Khusus PBB tentang Hak atas Pangan, Michael Fakhri, baru-baru ini menuduh Israel berusaha menghukum warga Palestina secara kolektif dengan membuat mereka kelaparan.
Bantuan itu masuk Gaza beberapa jam setelah panggilan telepon yang diterima Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi dari Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, menurut laporan situs berita Arab Post.
Dalam video terlihat sejumlah truk berlogo Malaysian Ihsan Society, sedangkan videografer membenarkan truk tersebut memasuki Perlintasan Rafah.
Sebelumnya, juru bicara kepresidenan Mesir, Ahmed Fahmy, mengatakan Sisi memuji, dalam panggilan telepon dengan Anwar Ibrahim, keinginan Malaysia memberikan bantuan kepada masyarakat Jalur Gaza.
Fahmy mengatakan kedua pemimpin menekankan bahaya tindakan militer tambahan di Jalur Gaza, mengacu pada niat tentara Israel menyerbu kota Rafah.
Saat ini Rafah menjadi tempat lebih dari 2 juta warga Palestina mencari perlindungan.
Dalam pembicaraan tersebut, mereka juga menekankan pentingnya komunitas internasional memikul tanggung jawab hukum, kemanusiaan dan politik untuk secara serius mendorong gencatan senjata segera dan mengaktifkan solusi dua negara, untuk menghindari dampak regional.
Pelapor Khusus PBB tentang Hak atas Pangan, Michael Fakhri, baru-baru ini menuduh Israel berusaha menghukum warga Palestina secara kolektif dengan membuat mereka kelaparan.
tulis komentar anda