Alami Gangguan Kesehatan, Bashar Al Assad Hentikan Pidato di Parlemen
Kamis, 13 Agustus 2020 - 02:21 WIB
SANAA - Presiden Suriah Bashar al Assad menderita tekanan darah rendah selama beberapa menit saat berpidato di depan parlemen sebelum kembali normal. Demikian laporan stasiun televisi pemerintah Suriah.
Dikatakan bahwa pidato, yang seharusnya disampaikan sekitar tengah hari, sekarang akan disiarkan secara penuh pada pukul 18.30 malam waktu setempat. Pihak stasiun televisi tidak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kondisi kesehatan Bashar al-Assad.(Baca: Mesir Kirim Pasukan untuk Dukung Rezim Assad di Suriah )
"Ini adalah hasil dari sedikit penurunan tekanan darah yang dialami Presiden sebelum dia melanjutkan pidatonya secara normal," kata televisi pemerintah yang dinukil The National, Kamis (13/8/2020).
Media pemerintah pada hari sebelumnya mengungkapkan bahwa pidato akan disampaikan kepada para deputi setelah pemilihan parlemen bulan lalu yang oleh oposisi dan pengamat independen dikecam sebagai lelucon di sebuah negara di bawah pemerintahan satu partai Baath.(Baca: Sanksi Baru AS Diharapkan Beri Dampak Jangka Panjang pada Rezim Assad )
Media pemerintah tidak banyak menyebut kesehatan penguasa otoriter berusia 55 tahun di sebuah negara yang terperosok dalam keruntuhan ekonomi dan telah melalui hampir satu dekade perang yang telah menewaskan ratusan ribu orang dan membuat jutaan orang mengungsi.
Dikatakan bahwa pidato, yang seharusnya disampaikan sekitar tengah hari, sekarang akan disiarkan secara penuh pada pukul 18.30 malam waktu setempat. Pihak stasiun televisi tidak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kondisi kesehatan Bashar al-Assad.(Baca: Mesir Kirim Pasukan untuk Dukung Rezim Assad di Suriah )
"Ini adalah hasil dari sedikit penurunan tekanan darah yang dialami Presiden sebelum dia melanjutkan pidatonya secara normal," kata televisi pemerintah yang dinukil The National, Kamis (13/8/2020).
Media pemerintah pada hari sebelumnya mengungkapkan bahwa pidato akan disampaikan kepada para deputi setelah pemilihan parlemen bulan lalu yang oleh oposisi dan pengamat independen dikecam sebagai lelucon di sebuah negara di bawah pemerintahan satu partai Baath.(Baca: Sanksi Baru AS Diharapkan Beri Dampak Jangka Panjang pada Rezim Assad )
Media pemerintah tidak banyak menyebut kesehatan penguasa otoriter berusia 55 tahun di sebuah negara yang terperosok dalam keruntuhan ekonomi dan telah melalui hampir satu dekade perang yang telah menewaskan ratusan ribu orang dan membuat jutaan orang mengungsi.
(ber)
tulis komentar anda