Netanyahu Tolak Tawaran Gencatan Senjata Hamas, Maunya Israel Menang Perang Total
Kamis, 08 Februari 2024 - 07:21 WIB
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menolak tawaran gencatan senjata terbaru dari Hamas untuk memastikan pemulangan para sandera yang ditahan di Gaza. Dia inginnya militer Zionis menang perang secara total.
Netanyahu memperbarui janjinya untuk menghancurkan kelompok perlawanan Palestina tersebut, dengan mengatakan tidak ada alternatif lain bagi Israel selain menyebabkan keruntuhan Hamas.
“Lusanya adalah lusa Hamas. Seluruh Hamas,” katanya dalam konferensi pers, dan menegaskan bahwa kemenangan total melawan Hamas adalah satu-satunya solusi atas perang Gaza.
Penolakan Netanyahu atas tawaran terbaru Hamas menunjukkan bahwa dia berniat melanjutkan konflik di Timur Tengah. Demikian disampaikan pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri kepada Reuters, Kamis (8/2/2024).
“Komentar Netanyahu adalah bentuk keberanian politik, yang menunjukkan niatnya untuk melanjutkan konflik di wilayah tersebut,” kata Abu Zuhri. “Gerakan (Hamas) siap menghadapi semua opsi.”
Hamas telah mengusulkan gencatan senjata di Gaza selama empat setengah bulan, di mana semua sandera akan dibebaskan, Israel akan menarik pasukannya dari Jalur Gaza dan kesepakatan akan dicapai untuk mengakhiri perang.
Tawaran Hamas, yang isinya pertama kali dilaporkan oleh Reuters, merupakan tanggapan terhadap proposal sebelumnya yang dibuat oleh kepala mata-mata AS dan Israel dan disampaikan ke Hamas pekan lalu oleh mediator Qatar dan Mesir.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken membahas tawaran tersebut dengan Netanyahu setelah tiba di Israel usai melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Qatar dan Mesir—negara-negara yang bertindak sebagai mediator.
Blinken kemudian bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah.
Militer Zionis memulai menginvasi Gaza setelah Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 lainnya.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 27.585 warga Palestina dipastikan tewas, dan ribuan lainnya dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan. Sejauh ini hanya ada satu gencatan senjata yang terjadi, yakni berlangsung seminggu pada akhir November.
Israel sebelumnya mengatakan mereka tidak akan menarik pasukannya keluar dari Gaza atau mengakhiri perang sampai Hamas dilenyapkan.
Namun sumber-sumber regional menggambarkan Hamas mengambil pendekatan baru terhadap tuntutan lamanya untuk mengakhiri perang, dan kini mengusulkan hal ini sebagai masalah yang harus diselesaikan dalam perundingan di masa depan dan bukan sebagai syarat untuk gencatan senjata.
Sumber yang dekat dengan perundingan mengatakan usulan tandingan Hamas tidak memerlukan jaminan gencatan senjata permanen sejak awal, namun mengakhiri perang harus disepakati sebelum sandera terakhir dibebaskan.
Lihat Juga: 6 Kendala ICC Tak Mampu Menangkap PM Benjamin Netanyahu, Salah Satunya Arab dan Mesir Juga Tak Berkutik
Netanyahu memperbarui janjinya untuk menghancurkan kelompok perlawanan Palestina tersebut, dengan mengatakan tidak ada alternatif lain bagi Israel selain menyebabkan keruntuhan Hamas.
“Lusanya adalah lusa Hamas. Seluruh Hamas,” katanya dalam konferensi pers, dan menegaskan bahwa kemenangan total melawan Hamas adalah satu-satunya solusi atas perang Gaza.
Baca Juga
Penolakan Netanyahu atas tawaran terbaru Hamas menunjukkan bahwa dia berniat melanjutkan konflik di Timur Tengah. Demikian disampaikan pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri kepada Reuters, Kamis (8/2/2024).
“Komentar Netanyahu adalah bentuk keberanian politik, yang menunjukkan niatnya untuk melanjutkan konflik di wilayah tersebut,” kata Abu Zuhri. “Gerakan (Hamas) siap menghadapi semua opsi.”
Hamas telah mengusulkan gencatan senjata di Gaza selama empat setengah bulan, di mana semua sandera akan dibebaskan, Israel akan menarik pasukannya dari Jalur Gaza dan kesepakatan akan dicapai untuk mengakhiri perang.
Tawaran Hamas, yang isinya pertama kali dilaporkan oleh Reuters, merupakan tanggapan terhadap proposal sebelumnya yang dibuat oleh kepala mata-mata AS dan Israel dan disampaikan ke Hamas pekan lalu oleh mediator Qatar dan Mesir.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken membahas tawaran tersebut dengan Netanyahu setelah tiba di Israel usai melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Qatar dan Mesir—negara-negara yang bertindak sebagai mediator.
Blinken kemudian bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah.
Militer Zionis memulai menginvasi Gaza setelah Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 lainnya.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 27.585 warga Palestina dipastikan tewas, dan ribuan lainnya dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan. Sejauh ini hanya ada satu gencatan senjata yang terjadi, yakni berlangsung seminggu pada akhir November.
Israel sebelumnya mengatakan mereka tidak akan menarik pasukannya keluar dari Gaza atau mengakhiri perang sampai Hamas dilenyapkan.
Namun sumber-sumber regional menggambarkan Hamas mengambil pendekatan baru terhadap tuntutan lamanya untuk mengakhiri perang, dan kini mengusulkan hal ini sebagai masalah yang harus diselesaikan dalam perundingan di masa depan dan bukan sebagai syarat untuk gencatan senjata.
Sumber yang dekat dengan perundingan mengatakan usulan tandingan Hamas tidak memerlukan jaminan gencatan senjata permanen sejak awal, namun mengakhiri perang harus disepakati sebelum sandera terakhir dibebaskan.
Lihat Juga: 6 Kendala ICC Tak Mampu Menangkap PM Benjamin Netanyahu, Salah Satunya Arab dan Mesir Juga Tak Berkutik
(mas)
tulis komentar anda