PM Malaysia Anwar Ibrahim: Masalahnya Bukan Houthi, tapi Agresi Israel di Gaza
Minggu, 04 Februari 2024 - 07:30 WIB
Perdana Menteri Malaysia mengkritik negara-negara Barat karena mengabaikan dan terus diam mengenai “kekejaman yang dilakukan pendudukan Israel di Palestina sejak 7 Oktober 2023.”
Ibrahim juga memposting pernyataan di X, “Negara-negara Barat terus menutup mata terhadap kekejaman yang dilakukan oleh Israel, dan secara efektif terlibat dalam tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan yang berbahaya. Sampai saat ini, sejak tanggal 7 Oktober, Israel telah membunuh 24.100 nyawa tak berdosa tanpa mendapat hukuman, bahkan ketika sebagian besar komunitas internasional dengan keras mengutuk tindakan keji dan genosida mereka.”
Rezim kolonial apartheid Israel hingga sekarang belum mendapat sanksi internasional karena dilindungi Amerika Serikat. Washington menjadi salah satu pemasok utama persenjataan Zionis yang digunakan untuk membantai warga sipil Palestina.
“Serangan pembantaian brutal terhadap warga Palestina yang tidak bersalah baru-baru ini hanyalah perpanjangan dari penindasan dan tirani yang telah berlangsung selama tujuh dekade, yang jelas-jelas merupakan perwujudan kebencian, rasa jijik dan antagonisme rezim Israel terhadap rakyat Palestina,” papar PM Malaysia.
Hal ini terjadi ketika Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan jumlah korban perang Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 27.019 martir Palestina dan 66.139 orang sejak 7 Oktober 2023.
Adapun situs web tentara Israel melaporkan lima tentara terluka dalam 24 jam terakhir.
Ibrahim juga memposting pernyataan di X, “Negara-negara Barat terus menutup mata terhadap kekejaman yang dilakukan oleh Israel, dan secara efektif terlibat dalam tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan yang berbahaya. Sampai saat ini, sejak tanggal 7 Oktober, Israel telah membunuh 24.100 nyawa tak berdosa tanpa mendapat hukuman, bahkan ketika sebagian besar komunitas internasional dengan keras mengutuk tindakan keji dan genosida mereka.”
Rezim kolonial apartheid Israel hingga sekarang belum mendapat sanksi internasional karena dilindungi Amerika Serikat. Washington menjadi salah satu pemasok utama persenjataan Zionis yang digunakan untuk membantai warga sipil Palestina.
“Serangan pembantaian brutal terhadap warga Palestina yang tidak bersalah baru-baru ini hanyalah perpanjangan dari penindasan dan tirani yang telah berlangsung selama tujuh dekade, yang jelas-jelas merupakan perwujudan kebencian, rasa jijik dan antagonisme rezim Israel terhadap rakyat Palestina,” papar PM Malaysia.
Hal ini terjadi ketika Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan jumlah korban perang Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 27.019 martir Palestina dan 66.139 orang sejak 7 Oktober 2023.
Adapun situs web tentara Israel melaporkan lima tentara terluka dalam 24 jam terakhir.
(sya)
tulis komentar anda