Kecewa Partai Buruh Dukung Israel di Gaza, Muslim Siap Guncang Politik Inggris

Kamis, 01 Februari 2024 - 18:30 WIB
Jalal menggambarkan, “TMV sebagai sarana untuk menyatukan suara umat Islam dan menunjukkan kekuatan kolektif kita."

Perkembangan ini terjadi ketika salah satu anggota parlemen Partai Buruh, Menteri Kesehatan Bayangan Wes Streeting, menghadapi tantangan dari kandidat independen Inggris-Palestina Leanne Mohamad untuk kursinya di London timur, yang memiliki populasi Muslim sebesar 31,3%.

Streeting berulang kali menolak seruan gencatan senjata dan menegaskan hak Israel untuk membela diri.

Namun pada Selasa dia mengatakan kepada Andrew Marr dari LBC bahwa, “Inggris mempunyai tanggung jawab untuk mengakui negara Palestina dan perlu bekerja di sekitar pemerintah Israel karena mereka telah menunjukkan bahwa mereka bukan mitra perdamaian.”

Banyak orang di internet menafsirkan komentarnya sebagai bukti meningkatnya kekhawatiran Partai Buruh atas kehilangan pemilih Muslim.

Hal ini terjadi setelah Menteri Luar Negeri David Cameron mengatakan pada Selasa bahwa Inggris akan mempertimbangkan mengakui negara Palestina.

Posisi ini sangat kontras dengan komentar yang dibuat Pemimpin Partai Buruh Starmer pada tanggal 16 Januari, di mana dia membatalkan janji Partai Buruh untuk mengakui negara Palestina secara sepihak dan mengatakan hal tersebut hanya dapat dilakukan sebagai bagian dari solusi dua negara.

Di daerah pemilihan Tower Hamlets di London timur, pengacara Tasnime Akunjee mengumumkan bahwa dia berencana menentang anggota parlemen Partai Buruh Rushanara Ali, yang tidak memilih gencatan senjata di Parlemen.

Dukungan untuk Corbyn



Dukungan terhadap Partai Buruh terhadap Muslim turun secara signifikan pada tahun 2004 akibat perang Irak, dan meningkat lagi pada tahun 2015, ketika 64% umat Islam memilih Partai Buruh.

Dukungan Muslim terhadap partai tersebut mencapai lebih dari 80% dengan Jeremy Corbyn sebagai pemimpinnya.

Tidak jelas seberapa jauh penurunan dukungan Muslim pada Partai Buruh sejak dimulainya perang Gaza pada 7 Oktober.

Jajak pendapat yang dirilis Muslim Census pada tanggal 17 Oktober menunjukkan adanya penurunan dukungan Muslim terhadap Partai Buruh sebesar 66% yang mungkin berarti hilangnya 1,5 juta pemilih untuk partai tersebut.

Namun jajak pendapat lain yang dilakukan Savanta pada November menemukan 84% Muslim yang memilih Partai Buruh pada 2019 mengatakan mereka akan melakukan hal yang sama lagi.

Kini, para tokoh senior partai dilaporkan khawatir bahwa hilangnya dukungan Muslim dapat menyebabkan kekalahan di lebih dari selusin kursi di seluruh negeri.

Kemungkinan lain yang dapat menarik pemilih menjauh dari Partai Buruh adalah gerakan sayap kiri yang menurut laporan sedang dipertimbangkan diluncurkan mantan Pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn.

Pada awal Januari, Daily Mail mengutip teman-teman Corbyn yang mengatakan gerakan tersebut akan berusaha menarik pemilih Muslim, serta pihak lain, yang menentang dukungan Starmer terhadap Israel di Gaza.

Muhammad Jalal mengatakan kepada MEE bahwa dia "telah berkeliling negeri" dan melihat "kekecewaan besar terhadap Partai Buruh".

Dia percaya gerakan jangka panjang umat Islam untuk keluar dari Partai Buruh akan terjadi.

Juru bicara TMV juga menyampaikan sentimen serupa. “Ini bukan gerakan protes. Ini adalah gerakan perubahan infrastruktur,” tegas dia.

“Dalam waktu satu dekade, tidak ada lagi partai politik yang bisa menganggap remeh suara umat Islam,” papar dia.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More