Mengapa Presiden AS Joe Biden Disebut Penjahat Perang?
Minggu, 28 Januari 2024 - 20:20 WIB
Abraham Aiyash, pemimpin mayoritas Dewan Perwakilan Michigan, menolak klaim Washington bahwa mereka berusaha membantu rakyat Gaza.
“'Mencoba' telah menyebabkan hampir 30.000 orang tewas, kehancuran besar-besaran infrastruktur sipil dan pemerintahan fasis sayap kanan yang lebih berani di Israel. Jadi jika Amerika Serikat ‘mencoba’, saya takut akan jadi apa jika Amerika tidak mencobanya,” kata Aiyash, yang merupakan keturunan Yaman, kepada Al Jazeera.
Foto/Reuters
Selain itu, para pembela hak asasi manusia Palestina menuduhnya berkontribusi terhadap dehumanisasi warga Palestina. Pada bulan Oktober, Biden menggambarkan ribuan kematian warga sipil di Gaza sebagai “harga akibat perang”.
Dalam sebuah pernyataan yang menandai hari ke-100 konflik pada awal bulan ini, presiden AS fokus pada tawanan Israel di Gaza, dan tidak menyebut sama sekali warga Palestina.
Pemerintahan Biden juga telah memveto dua resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan deeskalasi di Gaza di mana lebih dari 26.000 warga Palestina telah terbunuh.
Minggu ini, pemerintahan Biden juga menangguhkan pendanaan untuk badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) berdasarkan tuduhan Israel yang belum dikonfirmasi bahwa beberapa pekerja UNRWA berpartisipasi dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Osama Siblani, penerbit Arab American News yang berbasis di Dearborn, bertemu dengan Chavez Rodriguez minggu ini untuk menyampaikan pesan pedas ke wajahnya, katanya.
“Biden memberi tahu Israel, 'Ini uangnya; ini amunisinya; inilah kekuatan politiknya; ini apa yang kamu butuhkan, pergi dan bunuh.’ Itu adalah penjahat perang. Begitulah cara kami melihatnya,” kata Siblani kepada manajer kampanye.
“'Mencoba' telah menyebabkan hampir 30.000 orang tewas, kehancuran besar-besaran infrastruktur sipil dan pemerintahan fasis sayap kanan yang lebih berani di Israel. Jadi jika Amerika Serikat ‘mencoba’, saya takut akan jadi apa jika Amerika tidak mencobanya,” kata Aiyash, yang merupakan keturunan Yaman, kepada Al Jazeera.
4. Melanggar Hak Asasi Manusia
Foto/Reuters
Selain itu, para pembela hak asasi manusia Palestina menuduhnya berkontribusi terhadap dehumanisasi warga Palestina. Pada bulan Oktober, Biden menggambarkan ribuan kematian warga sipil di Gaza sebagai “harga akibat perang”.
Dalam sebuah pernyataan yang menandai hari ke-100 konflik pada awal bulan ini, presiden AS fokus pada tawanan Israel di Gaza, dan tidak menyebut sama sekali warga Palestina.
Pemerintahan Biden juga telah memveto dua resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan deeskalasi di Gaza di mana lebih dari 26.000 warga Palestina telah terbunuh.
Minggu ini, pemerintahan Biden juga menangguhkan pendanaan untuk badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) berdasarkan tuduhan Israel yang belum dikonfirmasi bahwa beberapa pekerja UNRWA berpartisipasi dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Osama Siblani, penerbit Arab American News yang berbasis di Dearborn, bertemu dengan Chavez Rodriguez minggu ini untuk menyampaikan pesan pedas ke wajahnya, katanya.
“Biden memberi tahu Israel, 'Ini uangnya; ini amunisinya; inilah kekuatan politiknya; ini apa yang kamu butuhkan, pergi dan bunuh.’ Itu adalah penjahat perang. Begitulah cara kami melihatnya,” kata Siblani kepada manajer kampanye.
tulis komentar anda