Tentara Bayaran Prancis di Ukraina Ledek Rusia: Saya Sudah Mati 2 Kali
Minggu, 28 Januari 2024 - 13:21 WIB
Pria berusia 45 tahun dengan janggut yang mulai memutih itu menunjukkan kepada AFP paspor Prancis-nya yang memuat nama lengkap dan kartu identitas militer Ukraina miliknya.
“Daftar-daftar itu adalah sampah,” kata seorang petempur lainnya, yang menyebutkan identitasnya sebagai Sly, berusia 43 tahun.
"Ada orang-orang yang saya kenal dalam daftar itu. Mereka pernah berada di Ukraina sebelumnya, tetapi mereka sudah kembali ke Prancis selama beberapa waktu."
Dihubungi melalui WhatsApp, Sly mengatakan dia bertempur di Ukraina selatan.
Menurut Franck, yang menghubungi kontaknya di Kharkiv dari wilayah timur Donbas, di mana dia mengatakan dia beroperasi sebagai sniper: “Pengeboman malam itu tidak mengenai bangunan militer mana pun."
“Itu menghantam infrastruktur sipil dan 19 warga sipil terluka, tapi hanya itu saja,” katanya.
Jumlah korban yang dipaparkan Franck serupa dengan yang dilaporkan oleh pihak berwenang Kharkiv.
Beberapa nama dalam daftar hanya dibuat-buat, menurut sumber diplomatik dan militer Prancis.
Daftar tertentu yang "dihasilkan oleh ChatGPT" berisi palsu konyol seperti "Air Jordan", kata salah satu sumber.
"Mereka memulai dengan informasi terverifikasi mengenai warga Prancis di Ukraina...dan mencampurkannya dengan data palsu," lanjut sumber itu.
“Daftar-daftar itu adalah sampah,” kata seorang petempur lainnya, yang menyebutkan identitasnya sebagai Sly, berusia 43 tahun.
"Ada orang-orang yang saya kenal dalam daftar itu. Mereka pernah berada di Ukraina sebelumnya, tetapi mereka sudah kembali ke Prancis selama beberapa waktu."
Dihubungi melalui WhatsApp, Sly mengatakan dia bertempur di Ukraina selatan.
Menurut Franck, yang menghubungi kontaknya di Kharkiv dari wilayah timur Donbas, di mana dia mengatakan dia beroperasi sebagai sniper: “Pengeboman malam itu tidak mengenai bangunan militer mana pun."
“Itu menghantam infrastruktur sipil dan 19 warga sipil terluka, tapi hanya itu saja,” katanya.
Jumlah korban yang dipaparkan Franck serupa dengan yang dilaporkan oleh pihak berwenang Kharkiv.
Beberapa nama dalam daftar hanya dibuat-buat, menurut sumber diplomatik dan militer Prancis.
Daftar tertentu yang "dihasilkan oleh ChatGPT" berisi palsu konyol seperti "Air Jordan", kata salah satu sumber.
"Mereka memulai dengan informasi terverifikasi mengenai warga Prancis di Ukraina...dan mencampurkannya dengan data palsu," lanjut sumber itu.
tulis komentar anda