Tentara Bayaran Prancis di Ukraina Ledek Rusia: Saya Sudah Mati 2 Kali
Minggu, 28 Januari 2024 - 13:21 WIB
"Mereka mencampurkan foto-foto saya dengan gambar mayat untuk mengatakan bahwa seluruh kelompok saya telah meninggal," ujarnya, yang dilansir Minggu (28/1/2024).
Paris menuduh Moskow menyebarkan disinformasi tentang Prancis.
AFP juga berbicara dengan dua warga negara Prancis lainnya yang masuk dalam daftar tentara bayaran yang diklaim tewas.
Ketiga veteran tentara Prancis tersebut membantah berada di Kharkiv selama serangan Rusia pekan lalu. Mereka juga menolak disebut sebagai tentara bayaran.
Mereka mengeklaim telah menjadi sasaran propaganda yang dirancang untuk merusak kredibilitas mereka sebagai sukarelawan yang berperang bersama tentara Ukraina.
Beranger Minaud, yang bertemu langsung dengan AFP pada Kamis di Prancis timur, mengatakan dia meninggalkan Ukraina pada September 2023 setelah terluka.
“Sejauh yang saya ketahui, tidak mungkin 50 petempur Prancis berada di tempat dan waktu yang sama di Ukraina,” ujarnya.
“Saya merasa sulit untuk percaya bahwa sekarang jumlahnya lebih dari 50 orang. Dan yang saya tahu berada di unit berbeda di seluruh negeri,” katanya.
Sumber keamanan Prancis memperkirakan ada sekitar 100 sukarelawan Prancis yang bertempur di Ukraina.
Minaud meninggalkan pekerjaannya sebagai sopir pengiriman untuk melakukan pekerjaan kemanusiaan sebelum mengangkat senjata, dengan mengatakan bahwa dia termotivasi untuk menghentikan pembantaian terhadap warga sipil di Ukraina.
Paris menuduh Moskow menyebarkan disinformasi tentang Prancis.
AFP juga berbicara dengan dua warga negara Prancis lainnya yang masuk dalam daftar tentara bayaran yang diklaim tewas.
Ketiga veteran tentara Prancis tersebut membantah berada di Kharkiv selama serangan Rusia pekan lalu. Mereka juga menolak disebut sebagai tentara bayaran.
Mereka mengeklaim telah menjadi sasaran propaganda yang dirancang untuk merusak kredibilitas mereka sebagai sukarelawan yang berperang bersama tentara Ukraina.
Beranger Minaud, yang bertemu langsung dengan AFP pada Kamis di Prancis timur, mengatakan dia meninggalkan Ukraina pada September 2023 setelah terluka.
“Sejauh yang saya ketahui, tidak mungkin 50 petempur Prancis berada di tempat dan waktu yang sama di Ukraina,” ujarnya.
“Saya merasa sulit untuk percaya bahwa sekarang jumlahnya lebih dari 50 orang. Dan yang saya tahu berada di unit berbeda di seluruh negeri,” katanya.
Sumber keamanan Prancis memperkirakan ada sekitar 100 sukarelawan Prancis yang bertempur di Ukraina.
Minaud meninggalkan pekerjaannya sebagai sopir pengiriman untuk melakukan pekerjaan kemanusiaan sebelum mengangkat senjata, dengan mengatakan bahwa dia termotivasi untuk menghentikan pembantaian terhadap warga sipil di Ukraina.
tulis komentar anda