Memanas, 30 Pesawat Tempur dan 6 Kapal Perang China Menuju Taiwan
Minggu, 28 Januari 2024 - 08:38 WIB
TAIPEI - Sebanyak 30 pesawat tempur dan enam kapal perang China bergerak menuju Taiwan pada hari Sabtu. Manuver Beijing ini terjadi ketika ketegangan di Selat Taiwan sedang memanas.
Para pejabat Taiwan mengatakan 30 pesawat tempur dikirim oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China dari pukul 06.00 pagi pada hari Jumat hingga pukul 06.00 pagi pada hari Sabtu.
Pesawat yang dikerahkan Beijing termasuk pesawat tempur Su-30. Dari 30 pesawat tersebut, 13 di antaranya melintasi median Selat Taiwan.
Menurut laporan AP pada Minggu (28/1/2024), pejabat Taiwan saat ini sedang memantau situasi.
Perkembangan pada hari Sabtu terjadi tak lama setelah Penasihat Senior Keamanan Nasional AS Jake Sullivan dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi setuju untuk bertemu di Bangkok. Sullivan mengumumkan akhir pembicaraan pada Sabtu malam di media sosial X.
"Baru saja menyelesaikan pertemuan dua hari dengan Direktur Wang Yi di Bangkok untuk menindaklanjuti KTT Woodside antara Presiden [Joe] Biden dan Presiden Xi [Jinping] pada November lalu," bunyi posting-an yang menyertakan foto Sullivan dan Wang berjabat tangan.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Adrienne Watson mengatakan pertemuan Sullivan dan Wang melanjutkan komitmen kedua belah pihak untuk menjaga komunikasi strategis dan mengelola hubungan secara bertanggung jawab.
Pada hari Kamis, pemerintah China mengecam Angkatan Laut AS karena mengirim kapal perangnya melalui Selat Taiwan. Beijing juga menuduh Washington menyebabkan masalah dan melakukan provokasi di depan pintu China.
Pada 17 Januari, Kementerian Pertahanan Nasional (MND) Taiwan mengatakan dalam siaran pers berbahasa Inggris bahwa 18 jenis pesawat utama dan tambahan militer Partai Komunis China telah terdeteksi. Dari jumlah itu, 11 di antaranya melintasi garis median Selat Taiwan.
“Angkatan Bersenjata mengadopsi tindakan gabungan intelijen, pengawasan, dan pengintaian untuk memantau situasi secara dekat, dan mengirimkan pesawat misi, kapal perang, dan sistem rudal berbasis pantai untuk merespons dengan tepat,” bunyi pernyataan kementerian tersebut.
“MND menekankan bahwa keamanan dan kesejahteraan Selat Taiwan menjadi perhatian pembangunan dan stabilitas global, sehingga merupakan kewajiban dan tanggung jawab semua pihak di kawasan untuk mengambil dan memikul tanggung jawab secara kolektif,” lanjut kementerian tersebut.
"Angkatan Bersenjata akan terus memperkuat kemampuan pertahanan diri untuk mengatasi ancaman regional berdasarkan ancaman musuh dan kebutuhan pertahanan diri.”
Para pejabat Taiwan mengatakan 30 pesawat tempur dikirim oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China dari pukul 06.00 pagi pada hari Jumat hingga pukul 06.00 pagi pada hari Sabtu.
Pesawat yang dikerahkan Beijing termasuk pesawat tempur Su-30. Dari 30 pesawat tersebut, 13 di antaranya melintasi median Selat Taiwan.
Menurut laporan AP pada Minggu (28/1/2024), pejabat Taiwan saat ini sedang memantau situasi.
Perkembangan pada hari Sabtu terjadi tak lama setelah Penasihat Senior Keamanan Nasional AS Jake Sullivan dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi setuju untuk bertemu di Bangkok. Sullivan mengumumkan akhir pembicaraan pada Sabtu malam di media sosial X.
"Baru saja menyelesaikan pertemuan dua hari dengan Direktur Wang Yi di Bangkok untuk menindaklanjuti KTT Woodside antara Presiden [Joe] Biden dan Presiden Xi [Jinping] pada November lalu," bunyi posting-an yang menyertakan foto Sullivan dan Wang berjabat tangan.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Adrienne Watson mengatakan pertemuan Sullivan dan Wang melanjutkan komitmen kedua belah pihak untuk menjaga komunikasi strategis dan mengelola hubungan secara bertanggung jawab.
Pada hari Kamis, pemerintah China mengecam Angkatan Laut AS karena mengirim kapal perangnya melalui Selat Taiwan. Beijing juga menuduh Washington menyebabkan masalah dan melakukan provokasi di depan pintu China.
Pada 17 Januari, Kementerian Pertahanan Nasional (MND) Taiwan mengatakan dalam siaran pers berbahasa Inggris bahwa 18 jenis pesawat utama dan tambahan militer Partai Komunis China telah terdeteksi. Dari jumlah itu, 11 di antaranya melintasi garis median Selat Taiwan.
“Angkatan Bersenjata mengadopsi tindakan gabungan intelijen, pengawasan, dan pengintaian untuk memantau situasi secara dekat, dan mengirimkan pesawat misi, kapal perang, dan sistem rudal berbasis pantai untuk merespons dengan tepat,” bunyi pernyataan kementerian tersebut.
“MND menekankan bahwa keamanan dan kesejahteraan Selat Taiwan menjadi perhatian pembangunan dan stabilitas global, sehingga merupakan kewajiban dan tanggung jawab semua pihak di kawasan untuk mengambil dan memikul tanggung jawab secara kolektif,” lanjut kementerian tersebut.
"Angkatan Bersenjata akan terus memperkuat kemampuan pertahanan diri untuk mengatasi ancaman regional berdasarkan ancaman musuh dan kebutuhan pertahanan diri.”
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda