Pasukan Israel Curi Artefak Gaza Lalu Dipamerkan di Parlemen
Kamis, 25 Januari 2024 - 20:15 WIB
TEL AVIV - Militer Israel dilaporkan telah mencuri banyak artefak dari Jalur Gaza dan memajangnya di parlemen Israel (Knesset).
Menurut pemberitaan media, Direktur Otoritas Barang Antik Israel, Eli Askozido, membagikan gambar di akun Instagram resminya.
Dia menyatakan tentara Israel menghubungi pihak berwenang untuk memeriksa satu gudang di Gaza.
Dalam postingan yang menyertai foto barang-barang yang dijarah, dia menulis, “Satu etalase kecil ditempatkan di Knesset.”
Dia juga dilaporkan menerbitkan satu video yang memperlihatkan tentara Israel menggerebek satu gudang yang penuh dengan barang antik.
Judulnya berbunyi, “Pekan yang baik, wakil direktur Otoritas Purbakala bergegas ke Gaza untuk memeriksa gudang yang penuh barang antik. Terima kasih kepada pejuang Moshe Agami,” papar laporan Middle East Monitor (MEMO).
Namun, postingan yang menampilkan pajangan artefak di Knesset tidak lagi ada di profilnya, menurut laporan MEMO.
Sejak saat itu, dia mengunggah pernyataan berikut, “IDF meminta Israel Antiquities memeriksa satu gudang di Gaza yang menampung barang-barang kuno atau barang-barang yang tampak kuno. Pemeriksaan awal dilakukan oleh seorang arkeolog, dan laporan tertulis yang komprehensif akan diserahkan ke IDF nantinya. Barang-barang tersebut dibiarkan tidak terganggu di lokasi.”
Postingan tersebut dikritik aktivis pro-Palestina Khaled Yousry yang mengatakan, “Pencurian barang antik dianggap sebagai kejahatan perang menurut hukum internasional.”
“Perdagangan gelap kekayaan budaya, termasuk barang antik, merupakan kejahatan berdasarkan Konvensi UNESCO tahun 1970 tentang Tindakan yang Harus Diambil untuk Mencegah Impor, Ekspor, dan Pengalihan Kepemilikan Kekayaan Budaya,” papar Yousry.
Awal bulan ini, Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan, “Tentara Israel telah menjarah uang dan artefak emas dari Jalur Gaza senilai sekitar USD25 juta, sejak awal agresi.”
Kantor tersebut mengatakan mereka telah menerima “lusinan kesaksian yang diberikan penduduk Jalur Gaza mengenai pencurian uang, emas, dan artefak yang diperkirakan mencapai 90 juta shekel (USD24,5 juta) selama 92 hari terakhir oleh tentara pendudukan Israel.”
Tentara Israel juga telah menghancurkan lebih dari 200 situs arkeologi dan kuno dari 325 situs yang terdaftar, dalam agresi yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, menurut kantor berita Anadolu, mengutip Kantor Media Pemerintah Gaza.
Masjid Agung Omari, Gereja Bizantium di Jabaliya, Kuil Al-Khadir di kota Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah, dan pemakaman Bizantium Blakhiya (Anthedon Palestina), barat laut Kota Gaza termasuk di antara situs-situs tersebut.
LSM Israel, Emek Shaveh, mengatakan ratusan situs kuno, monumen bersejarah, museum dan arsip telah dirusak atau dihancurkan sejak dimulainya serangan Israel di Jalur Gaza.
“Kami telah memantau situasi sebaik mungkin sejak awal perang,” ungkap pernyataan organisasi tersebut.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 25.700 warga Palestina telah tewas, dan 63.730 lainnya terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.
Perkiraan Palestina dan internasional menyebutkan mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.
Israel hingga saat ini belum tersentuh sanksi internasional. Amerika Serikat terus memasok senjata untuk Israel selama genosida di Jalur Gaza.
Menurut pemberitaan media, Direktur Otoritas Barang Antik Israel, Eli Askozido, membagikan gambar di akun Instagram resminya.
Dia menyatakan tentara Israel menghubungi pihak berwenang untuk memeriksa satu gudang di Gaza.
Dalam postingan yang menyertai foto barang-barang yang dijarah, dia menulis, “Satu etalase kecil ditempatkan di Knesset.”
Dia juga dilaporkan menerbitkan satu video yang memperlihatkan tentara Israel menggerebek satu gudang yang penuh dengan barang antik.
Judulnya berbunyi, “Pekan yang baik, wakil direktur Otoritas Purbakala bergegas ke Gaza untuk memeriksa gudang yang penuh barang antik. Terima kasih kepada pejuang Moshe Agami,” papar laporan Middle East Monitor (MEMO).
Namun, postingan yang menampilkan pajangan artefak di Knesset tidak lagi ada di profilnya, menurut laporan MEMO.
Postingan Instagram Dihapus
Sejak saat itu, dia mengunggah pernyataan berikut, “IDF meminta Israel Antiquities memeriksa satu gudang di Gaza yang menampung barang-barang kuno atau barang-barang yang tampak kuno. Pemeriksaan awal dilakukan oleh seorang arkeolog, dan laporan tertulis yang komprehensif akan diserahkan ke IDF nantinya. Barang-barang tersebut dibiarkan tidak terganggu di lokasi.”
Postingan tersebut dikritik aktivis pro-Palestina Khaled Yousry yang mengatakan, “Pencurian barang antik dianggap sebagai kejahatan perang menurut hukum internasional.”
“Perdagangan gelap kekayaan budaya, termasuk barang antik, merupakan kejahatan berdasarkan Konvensi UNESCO tahun 1970 tentang Tindakan yang Harus Diambil untuk Mencegah Impor, Ekspor, dan Pengalihan Kepemilikan Kekayaan Budaya,” papar Yousry.
Puluhan Kesaksian Pencurian
Awal bulan ini, Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan, “Tentara Israel telah menjarah uang dan artefak emas dari Jalur Gaza senilai sekitar USD25 juta, sejak awal agresi.”
Kantor tersebut mengatakan mereka telah menerima “lusinan kesaksian yang diberikan penduduk Jalur Gaza mengenai pencurian uang, emas, dan artefak yang diperkirakan mencapai 90 juta shekel (USD24,5 juta) selama 92 hari terakhir oleh tentara pendudukan Israel.”
Tentara Israel juga telah menghancurkan lebih dari 200 situs arkeologi dan kuno dari 325 situs yang terdaftar, dalam agresi yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, menurut kantor berita Anadolu, mengutip Kantor Media Pemerintah Gaza.
Masjid Agung Omari, Gereja Bizantium di Jabaliya, Kuil Al-Khadir di kota Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah, dan pemakaman Bizantium Blakhiya (Anthedon Palestina), barat laut Kota Gaza termasuk di antara situs-situs tersebut.
LSM Israel, Emek Shaveh, mengatakan ratusan situs kuno, monumen bersejarah, museum dan arsip telah dirusak atau dihancurkan sejak dimulainya serangan Israel di Jalur Gaza.
“Kami telah memantau situasi sebaik mungkin sejak awal perang,” ungkap pernyataan organisasi tersebut.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 25.700 warga Palestina telah tewas, dan 63.730 lainnya terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.
Perkiraan Palestina dan internasional menyebutkan mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.
Israel hingga saat ini belum tersentuh sanksi internasional. Amerika Serikat terus memasok senjata untuk Israel selama genosida di Jalur Gaza.
(sya)
tulis komentar anda