5 Konfrontasi Iran Vs AS di Timur Tengah

Kamis, 25 Januari 2024 - 17:17 WIB
Hamas merupakan salah satu sekutu Iran yang memicu konfrontasi Iran melawan AS. Foto/Reuters
TEHERAN - Perang antara Israel dan Hamas telah meluas ke Timur Tengah, dan prospek konfrontasi antara kekuatan regional dan dunia semakin besar kemungkinannya.

Di seluruh kawasan, pertempuran sebagian besar terbatas pada serangan balasan antara milisi yang didukung Iran di satu sisi dan Amerika Serikat, Israel, dan sekutu-sekutunya di sisi lain. Namun intervensi langsung Iran dan AS dalam beberapa pekan terakhir telah meningkatkan kekhawatiran bahwa konflik proksi antara keduanya bisa berubah menjadi konflik langsung.

Sejauh ini, AS dan Iran menghindari konfrontasi langsung. AS telah menyerang kelompok-kelompok yang didukung Iran di Yaman, Suriah dan Irak, sementara kelompok-kelompok yang terkait dengan Iran telah menargetkan personel Amerika di Irak dan Suriah. Teheran juga menyerang apa yang dikatakannya sebagai kelompok anti-Iran di Irak, Suriah dan Pakistan. Pakistan membalasnya dengan serangan balasan.

5 Konfrontasi Iran Vs AS di Timur Tengah

1. Yaman



Foto/Reuters



Melansir CNN, Republik Islam Iran, yang telah lama menentang kehadiran pasukan AS di wilayah yang mereka anggap sebagai wilayah belakang mereka, telah menghabiskan beberapa dekade terakhir membangun jaringan milisi Islam, anti-Barat dan anti-Israel yang dilatih, didanai, dan dipersenjatai.

Kelompok-kelompok tersebut menjadi lebih agresif akhir-akhir ini, terutama pemberontak Houthi di Yaman, yang telah mengganggu jalur perairan internasional yang penting, menimbulkan kekacauan pada perdagangan global dan mendorong negara-negara Barat untuk melakukan intervensi. Dan mereka telah membangun hubungan dan membantu mendanai Hamas, yang melancarkan perang terhadap Israel pada 7 Oktober.

AS, yang telah berusaha menjauh dari Timur Tengah selama bertahun-tahun, justru malah ditarik kembali ke wilayah tersebut. Negara ini sudah memiliki jejak militer yang cukup besar di wilayah tersebut sebelum perang, dengan lebih dari 30.000 tentara.

Namun, sejak perang dimulai, Washington telah secara signifikan memperkuat postur militernya di wilayah tersebut, dengan memindahkan sekitar 1.200 anggota militer AS, bersama ribuan lainnya ke dalam kelompok penyerang kapal induk Angkatan Laut dan Unit Ekspedisi Marinir yang beranggotakan sekitar 2.000 orang.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More