5 Konfrontasi Iran Vs AS di Timur Tengah
Kamis, 25 Januari 2024 - 17:17 WIB
Teheran memiliki pengaruh signifikan terhadap beberapa milisi Syiah yang terkait erat dengan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC). Ini termasuk Kataib Hizbullah, Harakat al-Nujaba, dan Kata’ib Sayyid al-Shuhada.
Para ahli mengatakan bahwa beberapa kelompok, seperti Kataib Hizbullah, lebih bertanggung jawab kepada pihak berwenang di Teheran dibandingkan kepada pemerintah di Bagdad. Kantor Direktur Intelijen Nasional AS yakin mereka memiliki anggota hingga 10.000 orang. Irak juga merupakan rumah bagi Organisasi Badr yang didirikan IRGC serta Asaib Ahl Al-Haq.
Kelompok-kelompok yang didukung Iran telah melakukan puluhan serangan terhadap pasukan AS di Irak sejak perang Gaza dimulai, yang dibalas oleh AS dengan serangan udara. Selama akhir pekan, personel AS terluka dalam serangan rudal balistik di Pangkalan Udara Al-Asad di Irak. Tampaknya ini adalah kedua kalinya rudal balistik digunakan untuk menargetkan pasukan AS dan koalisi di negara tersebut sejak 7 Oktober.
Hingga tahun 2008, pada puncak perang Irak, AS memiliki 160.000 tentara di negara tersebut. Saat ini, sekitar 2.500 pasukan dikerahkan di beberapa pangkalan, termasuk Erbil AB, Al-Asad AB, dan JOC-I (Union III) berpangkalan di Baghdad.
Khawatir negaranya akan menjadi ajang perang regional, perdana menteri Irak bulan ini mengatakan bahwa Baghdad sedang mencari jalan keluar dari koalisi pimpinan AS. AS telah menekankan bahwa militernya hadir di negara tersebut atas undangan pemerintah.
Suriah juga menjadi tuan rumah bagi Brigade Zainabiyoun dan Fatemiyoun, milisi Syiah yang terkait dengan IRGC yang diyakini merekrut pejuang Afghanistan dan Pakistan.
AS memiliki 800 pasukan di Suriah sebagai bagian dari misi berkelanjutan untuk mengalahkan ISIS. Sebagian besar pasukan AS ditempatkan di tempat yang oleh para pejabat militer disebut sebagai “Kawasan Keamanan Suriah Timur,” di mana AS mendukung Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang anti-rezim di timur laut negara tersebut. Ada juga kehadiran pasukan AS di tenggara Suriah, tempat AS mendukung Tentara Bebas Suriah, yang juga menentang rezim Suriah. Rezim menganggap AS sebagai penjajah.
Pasukan AS di Suriah semakin sering diserang oleh kelompok-kelompok yang didukung Iran dalam beberapa pekan terakhir, dan AS membalasnya dengan serangan udara.
Para ahli mengatakan bahwa beberapa kelompok, seperti Kataib Hizbullah, lebih bertanggung jawab kepada pihak berwenang di Teheran dibandingkan kepada pemerintah di Bagdad. Kantor Direktur Intelijen Nasional AS yakin mereka memiliki anggota hingga 10.000 orang. Irak juga merupakan rumah bagi Organisasi Badr yang didirikan IRGC serta Asaib Ahl Al-Haq.
Kelompok-kelompok yang didukung Iran telah melakukan puluhan serangan terhadap pasukan AS di Irak sejak perang Gaza dimulai, yang dibalas oleh AS dengan serangan udara. Selama akhir pekan, personel AS terluka dalam serangan rudal balistik di Pangkalan Udara Al-Asad di Irak. Tampaknya ini adalah kedua kalinya rudal balistik digunakan untuk menargetkan pasukan AS dan koalisi di negara tersebut sejak 7 Oktober.
Hingga tahun 2008, pada puncak perang Irak, AS memiliki 160.000 tentara di negara tersebut. Saat ini, sekitar 2.500 pasukan dikerahkan di beberapa pangkalan, termasuk Erbil AB, Al-Asad AB, dan JOC-I (Union III) berpangkalan di Baghdad.
Khawatir negaranya akan menjadi ajang perang regional, perdana menteri Irak bulan ini mengatakan bahwa Baghdad sedang mencari jalan keluar dari koalisi pimpinan AS. AS telah menekankan bahwa militernya hadir di negara tersebut atas undangan pemerintah.
4. Suriah
Melansir CNN, Iran mempunyai kehadiran langsung di Suriah, di mana Pasukan Quds, unit elit IRGC yang menangani operasi luar negeri, dikerahkan setelah pemberontakan tahun 2011 untuk mendukung rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Personilnya bertugas sebagai penasihat militer dan berjuang di garis depan untuk Assad, bersama milisi yang didukung Iran.Suriah juga menjadi tuan rumah bagi Brigade Zainabiyoun dan Fatemiyoun, milisi Syiah yang terkait dengan IRGC yang diyakini merekrut pejuang Afghanistan dan Pakistan.
AS memiliki 800 pasukan di Suriah sebagai bagian dari misi berkelanjutan untuk mengalahkan ISIS. Sebagian besar pasukan AS ditempatkan di tempat yang oleh para pejabat militer disebut sebagai “Kawasan Keamanan Suriah Timur,” di mana AS mendukung Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang anti-rezim di timur laut negara tersebut. Ada juga kehadiran pasukan AS di tenggara Suriah, tempat AS mendukung Tentara Bebas Suriah, yang juga menentang rezim Suriah. Rezim menganggap AS sebagai penjajah.
Pasukan AS di Suriah semakin sering diserang oleh kelompok-kelompok yang didukung Iran dalam beberapa pekan terakhir, dan AS membalasnya dengan serangan udara.
5. Jalur Gaza
tulis komentar anda