5 Pemicu Konflik Ethiopia dan Somila yang Bisa Memicu Perang Baru di Tanduk Afrika

Kamis, 25 Januari 2024 - 13:48 WIB
Konflik Somalia dan Ethiopia bisa memicu perang baru di Tanduk Afrika. Foto/Reuters
KAIRO - Kesepakatan Ethiopia untuk menyewa sebuah pelabuhan di wilayah Somaliland, Somalia yang memisahkan diri, telah membuat marah pemerintah di Mogadishu dan memicu kekhawatiran bahwa hal itu akan semakin mengganggu stabilitas wilayah Tanduk Afrika.

Berdasarkan nota kesepahaman yang ditandatangani pada 1 Januari, Ethiopia yang tidak memiliki daratan akan menyewa 20 km di sekitar pelabuhan Berbera di Somaliland selama 50 tahun, dengan imbalan saham di perusahaan-perusahaan milik negara Ethiopia dan kemungkinan pengakuan sebagai negara merdeka.

Somalia menanggapinya dengan menyebut kesepakatan itu sebagai tindakan agresi dan menyatakan akan memblokirnya. Ethiopia mengatakan pihaknya hanya melakukan perjanjian komersial untuk memenuhi kebutuhan akses terhadap laut.

Bagaimana Konflik Ethiopia dan Somila Bisa Memicu Perang Baru di Tanduk Afrika?

1. Ethiopia Tidak Memiliki Pelabuhan



Foto/Reuters



Melansir Reuters, Ethiopia, negara terpadat kedua di Afrika dengan jumlah penduduk 120 juta jiwa, bergantung lebih dari 90% perdagangannya pada pelabuhan di negara tetangga Djibouti, sehingga menimbulkan biaya lebih dari USD1,5 miliar per tahun.

Dalam pidatonya di bulan Oktober, ketika Abiy secara terbuka mengemukakan alasan agar Ethiopia mendapatkan akses laut, ia mengutip seorang jenderal Ethiopia abad ke-19, yang menyebut Laut Merah sebagai “batas alami” negaranya.



2. Ethiopia Ingin Memiliki Akses Laut

Melansir Reuters, Ethiopia kehilangan akses laut pada awal tahun 1990an ketika provinsinya, Eritrea, memisahkan diri setelah perang selama tiga dekade. Upaya Abiy untuk merebut kembali wilayah tersebut dipandang mendapat dukungan politik yang luas.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More