5 Fakta Tren Sekolah Malam di China, dari Melampiaskan Hobi hingga Mencari Teman Baru
Minggu, 21 Januari 2024 - 18:40 WIB
BEIJING - Di sebuah ruangan yang bermandikan musik lembut, Yuan Li menarik napas dalam-dalam untuk menjernihkan pikirannya dan kemudian mulai menggambar pola melingkar berulang-ulang, sebuah aktivitas pelatihan spiritual dan meditatif yang disebut seni mandala.
Seorang guru sekolah di siang hari, Yuan berubah menjadi siswa di sekolah malam di kota Wuhan di China tengah, di mana dia mencoba hobi baru seperti seni mandala dan tari jazz, bersama dengan putranya yang berusia lima tahun.
“Dulu saya menghabiskan malam hari menonton putra saya bermain di taman atau mengikuti kelas les. Sekarang kami bisa merasakan hal-hal baru bersama di sekolah malam,” kata ibu tunggal berusia 34 tahun ini, dilansir Xinhua.
Yuan mewakili semakin banyak warga perkotaan China yang memilih untuk menginvestasikan waktu di kelas malam -- bukan sekolah persiapan ujian yang terkenal, namun lembaga yang menawarkan beragam kursus berorientasi minat, mulai dari menari dan olahraga hingga mencicipi anggur dan pembuatan film vlog.
Foto/Xinhua
Sekolah malam yang menawarkan biaya sekolah rendah berkat keterlibatan besar lembaga-lembaga publik ini kini menjadi mode baru di kalangan generasi muda China yang sadar anggaran, yang memanfaatkan kelas-kelas tersebut untuk memperoleh keterampilan baru, hobi baru, dan teman baru.
Banyak orang China mengasosiasikan sekolah malam dengan kuliah malam yang dimulai oleh universitas pada tahun 1980an, sebagian besar untuk memberikan pengetahuan teknis atau menawarkan ijazah perguruan tinggi kepada lulusan sekolah menengah. Namun, lembaga-lembaga utilitarian seperti itu secara bertahap dihapuskan seiring dengan mempopulerkan pendidikan tinggi.
Tren terbaru ini muncul di Shanghai pada musim gugur lalu, ketika lebih dari 650.000 orang dilaporkan bersaing untuk mendapatkan 10.000 tempat di sekolah malam di kota tersebut, tingkat ketertarikan yang pernah menyebabkan platform pendaftaran terhenti.
Seorang guru sekolah di siang hari, Yuan berubah menjadi siswa di sekolah malam di kota Wuhan di China tengah, di mana dia mencoba hobi baru seperti seni mandala dan tari jazz, bersama dengan putranya yang berusia lima tahun.
“Dulu saya menghabiskan malam hari menonton putra saya bermain di taman atau mengikuti kelas les. Sekarang kami bisa merasakan hal-hal baru bersama di sekolah malam,” kata ibu tunggal berusia 34 tahun ini, dilansir Xinhua.
Yuan mewakili semakin banyak warga perkotaan China yang memilih untuk menginvestasikan waktu di kelas malam -- bukan sekolah persiapan ujian yang terkenal, namun lembaga yang menawarkan beragam kursus berorientasi minat, mulai dari menari dan olahraga hingga mencicipi anggur dan pembuatan film vlog.
5 Fakta Tren Sekolah Malam di China,
1. Mencari Hobi Baru
Foto/Xinhua
Sekolah malam yang menawarkan biaya sekolah rendah berkat keterlibatan besar lembaga-lembaga publik ini kini menjadi mode baru di kalangan generasi muda China yang sadar anggaran, yang memanfaatkan kelas-kelas tersebut untuk memperoleh keterampilan baru, hobi baru, dan teman baru.
Banyak orang China mengasosiasikan sekolah malam dengan kuliah malam yang dimulai oleh universitas pada tahun 1980an, sebagian besar untuk memberikan pengetahuan teknis atau menawarkan ijazah perguruan tinggi kepada lulusan sekolah menengah. Namun, lembaga-lembaga utilitarian seperti itu secara bertahap dihapuskan seiring dengan mempopulerkan pendidikan tinggi.
Tren terbaru ini muncul di Shanghai pada musim gugur lalu, ketika lebih dari 650.000 orang dilaporkan bersaing untuk mendapatkan 10.000 tempat di sekolah malam di kota tersebut, tingkat ketertarikan yang pernah menyebabkan platform pendaftaran terhenti.
tulis komentar anda