NATO Latihan Perang Besar-besaran Libatkan 90.000 Tentara, Ini Respons Rusia
Minggu, 21 Januari 2024 - 13:51 WIB
Laksamana Rob Bauer, ketua komite militer NATO, mengatakan skala latihan tersebut merupakan demonstrasi kesiapan baru aliansi.
“Itu adalah rekor jumlah pasukan yang dapat kami bawa dan lakukan latihan dalam jumlah tersebut, di seluruh aliansi, melintasi lautan, dari AS hingga Eropa,” katanya.
Bauer juga memperingatkan bahwa masyarakat sipil di negara-negara anggota NATO perlu lebih mempersiapkan diri menghadapi potensi perang di masa depan dengan Rusia.
“Kita harus menyadari bahwa kita tidak bisa hidup dalam damai dan itulah sebabnya kita punya rencana, itulah sebabnya kita bersiap menghadapi konflik,” katanya.
“Kami tidak mencari konflik apa pun, namun jika mereka menyerang kami, kami harus siap.”
Komandan senior NATO itu mengatakan bahwa kekuatan darat Rusia telah terdegradasi parah akibat perang di Ukraina, namun Angkatan Laut dan Angkatan Udara-nya masih memiliki kekuatan yang cukup besar.
Menurutnya, upaya Moskow untuk menyusun kembali pasukannya terhambat oleh dampak sanksi Barat.
Namun Kremlin masih berhasil meningkatkan produksi artileri dan rudal.
Terkait Ukraina, Bauer mengatakan meskipun pertempuran sengit masih terjadi, garis depan "tidak banyak bergerak".
“Meskipun serangan-serangan terbaru Rusia sangat menghancurkan, serangan-serangan tersebut tidak efektif secara militer,” katanya, seraya menyerukan para pendukung Ukraina untuk tidak “terlalu pesimistis” terhadap prospek Kyiv tahun ini.
“Itu adalah rekor jumlah pasukan yang dapat kami bawa dan lakukan latihan dalam jumlah tersebut, di seluruh aliansi, melintasi lautan, dari AS hingga Eropa,” katanya.
Bauer juga memperingatkan bahwa masyarakat sipil di negara-negara anggota NATO perlu lebih mempersiapkan diri menghadapi potensi perang di masa depan dengan Rusia.
“Kita harus menyadari bahwa kita tidak bisa hidup dalam damai dan itulah sebabnya kita punya rencana, itulah sebabnya kita bersiap menghadapi konflik,” katanya.
“Kami tidak mencari konflik apa pun, namun jika mereka menyerang kami, kami harus siap.”
Komandan senior NATO itu mengatakan bahwa kekuatan darat Rusia telah terdegradasi parah akibat perang di Ukraina, namun Angkatan Laut dan Angkatan Udara-nya masih memiliki kekuatan yang cukup besar.
Menurutnya, upaya Moskow untuk menyusun kembali pasukannya terhambat oleh dampak sanksi Barat.
Namun Kremlin masih berhasil meningkatkan produksi artileri dan rudal.
Terkait Ukraina, Bauer mengatakan meskipun pertempuran sengit masih terjadi, garis depan "tidak banyak bergerak".
“Meskipun serangan-serangan terbaru Rusia sangat menghancurkan, serangan-serangan tersebut tidak efektif secara militer,” katanya, seraya menyerukan para pendukung Ukraina untuk tidak “terlalu pesimistis” terhadap prospek Kyiv tahun ini.
Lihat Juga :
tulis komentar anda