Papua Nugini Berlakukan Darurat Nasional setelah Kerusuhan yang Menewaskan 16 Orang

Kamis, 11 Januari 2024 - 18:50 WIB
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Port Moresby mengatakan polisi telah kembali bekerja, namun ketegangan masih tinggi.

“Ketenangan yang relatif dapat berubah sewaktu-waktu,” katanya dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa pihaknya telah menerima laporan kekerasan di beberapa wilayah lain di negara tersebut.

Beberapa warga China terluka ringan, dan toko-toko milik warga keturunan China menjadi sasaran vandalisme dan penjarahan, kata kedutaan Tiongkok.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan komisi tinggi negaranya sedang memantau situasi tersebut, dan Canberra belum menerima permintaan bantuan apa pun dari Papua Nugini, yang secara rutin didukungnya dalam bidang kepolisian dan keamanan.

"Kami terus mendesak ketenangan di masa sulit ini. Kami belum menerima permintaan apa pun dari pemerintah PNG saat ini tetapi... teman-teman kami di Papua Nugini, kami memiliki hubungan baik dengan mereka," katanya.

Polisi di Papua Nugini telah berjuang melawan lonjakan kejahatan dengan kekerasan selama setahun terakhir. Marape mengatakan peningkatan keamanan akan membantu menarik investasi asing pada sumber daya emas dan tembaga PNG.

Polisi melakukan pemogokan pada Rabu pagi setelah menemukan pengurangan paket gaji mereka.

Pemerintah menyebarkan pesan di media sosial yang menyangkal bahwa pajak baru telah dikenakan pada polisi, dan Marape mengatakan kesalahan administratif apa pun yang menyebabkan kekurangan gaji akan diperbaiki.

Seorang pejabat mengatakan kepada radio lokal FM100 pada hari Rabu bahwa tanpa polisi, kota tersebut “kehilangan kendali”.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(ahm)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More