Jadi Mediator Junta Myanmar dan Pemberontak, China Diduga Miliki Motif Pribadi

Sabtu, 06 Januari 2024 - 10:35 WIB
Upaya China untuk memediasi junta dan pemberontak etnis Myanmar di wilayah perbatasan utara diduga dimotivasi kepentingan pribadi Beijing. Foto/REUTERS
BEIJING - Para pakar regional meyakini bahwa upaya China untuk memediasi junta dan pemberontak etnis Myanmar di wilayah perbatasan utara sebagian besarnya dimotivasi kepentingan pribadi.

Menurut laporan kantor berita VoA, upaya Beijing itu juga sepertinya tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap konflik di Myanmar.

Menurut para pakar, tujuan China dalam mengadakan pembicaraan damai antara junta Myanmar dan Aliansi Tiga Persaudaraan, yang baru-baru ini diadakan di Kunming pada 20 Desember 2023, memiliki dua tujuan.

Mereka meyakini China melakukan upaya untuk menghilangkan operasi penipuan dunia maya (siber) yang kerap menjadikan warga negara China sebagai korban dan untuk menstabilkan perdagangan melintasi perbatasan China-Myanmar.





"Jadi, kepentingan ekonomi atau perdagangan perbatasan (China) terkena dampaknya, itu sudah pasti," kata Direktur Program China di Stimson Center, Yun Sun, saat berbicara mengenai konflik antara junta Myanmar dan pemberontak.

"Tetapi hal tersebut hanyalah pertimbangan kecil jika dibandingkan dengan kampanye siber. Semakin cepat hal ini dapat diselesaikan, semakin cepat pula gencatan senjata dilakukan, dan semakin cepat pula stabilitas dapat dipulihkan," sambungnya, seperti dikutip dari ANI, Sabtu (6/1/2024).

Konflik bersenjata antara junta dan pemberontak etnis Myanmar telah menyebabkan kerugian harian sekitar USD10 juta dalam perdagangan bilateral antara China dan Myanmar, menurut analis politik dalam negeri veteran Myanmar, Than Soe Naing. Dia mengatakan kerugian ini lebih merugikan Myanmar dibanding China.

"Arus barang dari wilayah perbatasan tidak banyak dibandingkan dengan hubungan ekonomi internasional China. Negara kami lebih menderita," ucapnya.

China telah berhati-hati untuk bersikap adil dalam pernyataannya mengenai perundingan di Kunming—sesuai dengan kebijakan publiknya dalam menyelesaikan masalah dan mengupayakan stabilitas di kawasan melalui dialog.

Dalam sebuah pernyataan pada 28 Desember, Kementerian Luar Negeri China mengatakan, “Beijing berharap pihak-pihak terkait di Myanmar dapat menahan diri secara maksimal, aktif meredakan situasi di lapangan, bersama-sama mewujudkan situasi yang lunak di Myanmar utara, dan mengambil tindakan nyata dalam melindungi keselamatan dan keamanan proyek serta personel China di Myanmar."

Diplomasi Internasional China



Yun Sun mengatakan kekhawatiran utama China bukanlah mengatasi masalah kontrol teritorial antara junta dan kelompok etnis di Myanmar. Namun, menurutnya, China hanya ingin menindak praktik penipuan dunia maya yang terletak di perbatasan China-Myanmar. Ini merupakan tantangan bagi China, kata Yun Sun.

Menurut laporan VoA, Gerakan Pasukan Pertahanan Rakyat anti-junta telah memperoleh momentum sejak serangan besar-besaran di akhir Oktober, yang mengambil alih sejumlah besar wilayah di utara.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More