Jumlah Korban Tewas Gempa Jepang Capai 30 Orang

Selasa, 02 Januari 2024 - 14:11 WIB
Di seberang jalan, sebuah mobil tertimpa bangunan yang runtuh dan warga kembali mengalami kejadian serupa.

Fujiko Ueno, 73, mengatakan hampir 20 orang berada di rumahnya untuk merayakan Tahun Baru ketika gempa terjadi tetapi secara ajaib semuanya selamat tanpa cedera.

“Semua terjadi dalam sekejap mata,” katanya sambil berdiri di jalan di antara puing-puing reruntuhan dan lumpur yang keluar dari permukaan jalan yang retak.

Beberapa pemimpin dunia mengirimkan pesan belasungkawa dan Presiden Joe Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Amerika Serikat siap memberikan bantuan apa pun yang diperlukan kepada Jepang.

Pemerintah Jepang memerintahkan sekitar 100.000 orang untuk mengungsi dari rumah mereka pada Senin malam, mengirim mereka ke gedung olah raga dan gedung olahraga sekolah, yang biasa digunakan sebagai pusat evakuasi dalam keadaan darurat.

Banyak dari mereka kembali ke rumah mereka pada hari Selasa ketika pihak berwenang mencabut peringatan tsunami.

Namun sekitar 33.000 rumah tangga masih mengalami pemadaman listrik di prefektur Ishikawa pada hari Selasa setelah suhu turun di bawah titik beku pada malam hari, menurut situs web Hokuriku Electric Power (9505.T). Sebagian besar wilayah di semenanjung Noto bagian utara juga tidak memiliki pasokan air.

Badan Rumah Tangga Kekaisaran mengatakan akan membatalkan penampilan Tahun Baru Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako pada hari Selasa setelah bencana tersebut. Kishida menunda kunjungan Tahun Barunya ke Kuil Ise yang dijadwalkan pada hari Kamis.

Menteri Pertahanan Jepang mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa bahwa 1.000 personel militer saat ini terlibat dalam upaya penyelamatan dan 10.000 personel pada akhirnya akan dikerahkan.

Gempa ini juga terjadi pada saat yang sensitif bagi industri nuklir Jepang, yang menghadapi perlawanan sengit dari beberapa penduduk setempat sejak gempa bumi dan tsunami tahun 2011 yang memicu krisis nuklir di Fukushima. Seluruh kota hancur akibat bencana itu dan 20.000 orang tewas.

Jepang pekan lalu mencabut larangan operasional yang diberlakukan pada pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di dunia, Kashiwazaki-Kariwa, yang tidak beroperasi sejak tsunami tahun 2011.

Otoritas Regulasi Nuklir mengatakan tidak ada penyimpangan yang ditemukan di pembangkit listrik tenaga nuklir di sepanjang Laut Jepang, termasuk lima reaktor aktif di pembangkit listrik Ohi dan Takahama milik Kansai Electric Power di Prefektur Fukui.

Pembangkit listrik Shika milik Hokuriku Electric, yang paling dekat dengan pusat gempa, juga tidak beroperasi sejak tahun 2011. Perusahaan tersebut mengatakan telah terjadi pemadaman listrik dan kebocoran minyak setelah gempa pada hari Senin, namun tidak ada kebocoran radiasi.

Perusahaan sebelumnya mengatakan pihaknya berharap dapat memulai kembali reaktornya pada tahun 2026.

Pembuat peralatan chip Kokusai Electric mengatakan pihaknya sedang menyelidiki lebih lanjut setelah menemukan beberapa kerusakan di pabriknya di Toyama menjelang rencana dimulainya kembali operasi pada hari Kamis.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More