8 Legasi Jacques Delors, Arsitek Uni Eropa yang Menata Masa Depan Barat
Kamis, 28 Desember 2023 - 11:11 WIB
PARIS - Jacques Delors, yang meninggal pada usia 98 tahun, adalah arsitek Uni Eropa modern. Sebagai presiden cabang eksekutif Uni Eropa (UE) – Komisi Eropa – dari tahun 1985 hingga 1995, ia adalah tokoh penting dalam “persatuan yang semakin erat” – termasuk penerapan pasar tunggal dan pembentukan euro.
Ide-idenya mendapat tentangan keras di Inggris dari Margaret Thatcher, John Major dan pers Inggris - yang melihatnya sebagai Charlemagne zaman modern, yang bertekad pada persatuan politik Eropa.
Dan dia hidup cukup lama untuk melihat Inggris memutuskan proyek Eropanya, dalam referendum Brexit pada tahun 2016.
Foto/Reuters
Melansir BBC, Jacques Lucien Jean Delors lahir di dekat Place de la Bastille di pusat kota Paris pada tanggal 20 Juli 1925.
Pandangan politik keluarga besarnya berkisar dari sangat sosialis hingga sangat komunis. Ayahnya adalah seorang sosialis berhaluan kiri di Banque de France. Setelah terluka parah selama Perang Dunia Pertama, dia juga seorang pasifis yang berkomitmen.
Pendidikan Jacques muda terus-menerus terganggu oleh Perang Dunia Kedua, karena keluarganya terus berpindah-pindah.
Dia mengambil tempat di Universitas Strasbourg tak lama setelah invasi Jerman, namun segera ditahan oleh pasukan pendudukan.
Ide-idenya mendapat tentangan keras di Inggris dari Margaret Thatcher, John Major dan pers Inggris - yang melihatnya sebagai Charlemagne zaman modern, yang bertekad pada persatuan politik Eropa.
Dan dia hidup cukup lama untuk melihat Inggris memutuskan proyek Eropanya, dalam referendum Brexit pada tahun 2016.
8 Legasi Jacques Delors, Arsitek Uni Eropa yang Menata Masa Depan Barat
1. Sosialis yang Berkomitmen
Foto/Reuters
Melansir BBC, Jacques Lucien Jean Delors lahir di dekat Place de la Bastille di pusat kota Paris pada tanggal 20 Juli 1925.
Pandangan politik keluarga besarnya berkisar dari sangat sosialis hingga sangat komunis. Ayahnya adalah seorang sosialis berhaluan kiri di Banque de France. Setelah terluka parah selama Perang Dunia Pertama, dia juga seorang pasifis yang berkomitmen.
Pendidikan Jacques muda terus-menerus terganggu oleh Perang Dunia Kedua, karena keluarganya terus berpindah-pindah.
Dia mengambil tempat di Universitas Strasbourg tak lama setelah invasi Jerman, namun segera ditahan oleh pasukan pendudukan.
tulis komentar anda