Abaikan Kemarahan China, Menkes AS Nekat Temui Presiden Taiwan
Senin, 10 Agustus 2020 - 10:31 WIB
Sebaliknya AS telah mencatat kematian terbanyak di dunia dengan lebih dari 160.000 kematian.
Washington tetap menjadi pemasok senjata utama ke Taiwan tetapi secara historis berhati-hati dalam mengadakan kontak resmi dengannya.
Di bawah pemerintahan Trump, hubungan AS dengan Taiwan telah menghangat secara dramatis dan dia telah menyetujui sejumlah penjualan peralatan militer besar, termasuk jet tempur F-16.
Douglas Paal, mantan kepala American Institute di Taiwan—kedutaan de facto Washington—mengatakan pemerintahan Trump masih memperhatikan garis merah China. Menurutnya, tidak ada pejabat AS yang menangani keamanan nasional yang mengunjungi Taiwan.
Sepanjang tahun 1990-an, Amerika Serikat mengirim pejabat perdagangan ke Taiwan secara teratur.
Perbedaan kali ini, kata dia, adalah konteksnya, di mana Azar melakukan perjalanan pada saat hubungan antara Washington dan Beijing mencapai titik terendah baru.
"Mengirimnya ke Taiwan menunjukkan rasa hormat terhadap kerangka kerja lama sambil menaruh jari di mata China pada saat yang sama," kata Paal, seperti dikutip AFP.
"Fakta bahwa mereka tidak memilih untuk mengirim penasihat keamanan nasional atau orang lain menunjukkan bahwa mereka mencoba sedekat mungkin dengan garis merah China tetapi tidak ingin melewatinya."
Sebelum Azar, ada pejabat kabinet AS yang mengunjungi Taiwan pada 2014, di mana pejabat itu memimpin sebuah delegasi.
Washington tetap menjadi pemasok senjata utama ke Taiwan tetapi secara historis berhati-hati dalam mengadakan kontak resmi dengannya.
Di bawah pemerintahan Trump, hubungan AS dengan Taiwan telah menghangat secara dramatis dan dia telah menyetujui sejumlah penjualan peralatan militer besar, termasuk jet tempur F-16.
Douglas Paal, mantan kepala American Institute di Taiwan—kedutaan de facto Washington—mengatakan pemerintahan Trump masih memperhatikan garis merah China. Menurutnya, tidak ada pejabat AS yang menangani keamanan nasional yang mengunjungi Taiwan.
Sepanjang tahun 1990-an, Amerika Serikat mengirim pejabat perdagangan ke Taiwan secara teratur.
Perbedaan kali ini, kata dia, adalah konteksnya, di mana Azar melakukan perjalanan pada saat hubungan antara Washington dan Beijing mencapai titik terendah baru.
"Mengirimnya ke Taiwan menunjukkan rasa hormat terhadap kerangka kerja lama sambil menaruh jari di mata China pada saat yang sama," kata Paal, seperti dikutip AFP.
"Fakta bahwa mereka tidak memilih untuk mengirim penasihat keamanan nasional atau orang lain menunjukkan bahwa mereka mencoba sedekat mungkin dengan garis merah China tetapi tidak ingin melewatinya."
Sebelum Azar, ada pejabat kabinet AS yang mengunjungi Taiwan pada 2014, di mana pejabat itu memimpin sebuah delegasi.
(min)
tulis komentar anda