Abu Ubaidah: Tujuan Israel untuk Melenyapkan Hamas Pasti Gagal
Jum'at, 22 Desember 2023 - 15:14 WIB
Juru bicara Brigade al-Qassam itu tidak menyebutkan jumlah sisa sandera yang masih ditawan di Gaza.
Namun menurut pihak berwenang Israel, 129 sandera masih ditawan di Gaza.
Abu Ubaidah menegaskan bahwa tidak ada alternatif selain negosiasi, dan memperingatkan bahwa tembakan militer Israel dapat menyebabkan kematian lebih banyak sandera.
Dia kemudian menyampaikan pesan kepada pemimpin Israel:"Menjadi keputusannya...menghindari..menghadapi dan mengakui kebenaran.”
Tak lama setelah pernyataan Abu Ubaidah muncul, Brigade al-Qassam merilis video yang menunjukkan tiga sandera asal Israel, dengan mengeklaim bahwa mereka telah terbunuh dalam serangan militer Zionis Israel.
Perang paling berdarah di Gaza dimulai ketika Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober, menyandera sekitar 240 orang dan membunuh sekitar 1.200 orang. Angka itu menurut hitungan militer Zionis—meskipun investigasi surat kabar Haaretz, serangan helikopter dan tank militer Israel berkontribusi banyak atas kematian warga sipil Israel pada 7 Oktober saat merespons serangan Hamas.
Serangan Hamas itu direspons dengan pengeboman brutal dan invasi darat Israel di Gaza. Hingga kini sekitar 20.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah meninggal—menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Gencatan senjata bulan lalu menyebabkan pembebasan lebih dari 100 sandera termasuk 80 warga Israel yang dibebaskan dengan imbalan pembebasan 240 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Namun menurut pihak berwenang Israel, 129 sandera masih ditawan di Gaza.
Abu Ubaidah menegaskan bahwa tidak ada alternatif selain negosiasi, dan memperingatkan bahwa tembakan militer Israel dapat menyebabkan kematian lebih banyak sandera.
Dia kemudian menyampaikan pesan kepada pemimpin Israel:"Menjadi keputusannya...menghindari..menghadapi dan mengakui kebenaran.”
Tak lama setelah pernyataan Abu Ubaidah muncul, Brigade al-Qassam merilis video yang menunjukkan tiga sandera asal Israel, dengan mengeklaim bahwa mereka telah terbunuh dalam serangan militer Zionis Israel.
Perang paling berdarah di Gaza dimulai ketika Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober, menyandera sekitar 240 orang dan membunuh sekitar 1.200 orang. Angka itu menurut hitungan militer Zionis—meskipun investigasi surat kabar Haaretz, serangan helikopter dan tank militer Israel berkontribusi banyak atas kematian warga sipil Israel pada 7 Oktober saat merespons serangan Hamas.
Serangan Hamas itu direspons dengan pengeboman brutal dan invasi darat Israel di Gaza. Hingga kini sekitar 20.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah meninggal—menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Gencatan senjata bulan lalu menyebabkan pembebasan lebih dari 100 sandera termasuk 80 warga Israel yang dibebaskan dengan imbalan pembebasan 240 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
(mas)
tulis komentar anda