AS akan Kehabisan Amunisi Hanya dalam Sepekan Perang dengan China Terkait Taiwan
Selasa, 19 Desember 2023 - 20:15 WIB
WASHINGTON - Anggota Kongres Amerika Serikat (AS) Mike Gallagher mengirim surat kepada Wakil Menteri Pertahanan Kathleen Hicks yang menunjukkan permainan perang baru-baru ini menunjukkan prediksi mengejutkan.
Prediksi itu adalah AS akan menghabiskan pasokan amunisi jarak jauh dan rudal berpemandu presisi dalam waktu sepekan dalam potensi konflik dengan China terkait Taiwan.
“Latihan perang baru-baru ini yang mensimulasikan konflik dengan China terkait Taiwan menunjukkan Amerika Serikat akan kehabisan amunisi berpemandu presisi (PGM) jarak jauh dalam waktu kurang dari satu pekan,” ungkap Gallagher dalam suratnya pada Senin (18/12/2023).
“Tanpa pasokan PGM jarak jauh yang memadai, khususnya rudal jelajah anti-kapal, pasukan AS dan mitranya akan diharuskan terlibat dalam jarak yang lebih dekat dengan tembakan pertahanan China,” ungkap surat itu.
Perkembangan seperti itu, pada gilirannya, akan meningkatkan risiko terhadap aset udara dan laut, serta anggota militer yang mengoperasikannya, menurut surat itu.
“Dengan tidak adanya jaminan bahwa perang di Indo-Pasifik akan terbatas pada minggu atau bahkan bulan, kemungkinan bahwa kita harus berperang dalam jangka waktu yang lama tanpa aset yang paling efektif dalam persenjataan kita sangatlah mengkhawatirkan,” ungkap surat itu.
Sikap Gallagher menyoroti simulasi masa lalu yang memperkirakan hasil yang tidak terlalu sukses bagi AS.
Laporan tahun 2022 yang mengutip temuan dari simulasi bersama oleh lembaga pemikir Pusat Studi Strategis dan Internasional sebelumnya menetapkan Taiwan akan mampu menghalau serangan China tetapi hal itu akan menyebabkan kemunduran serius bagi pasukan AS.
Dalam 18 dari 22 simulasi yang dilakukan, rudal China ditemukan telah menenggelamkan sejumlah besar kapal dan pesawat Amerika dan Jepang, dengan satu simulasi mendokumentasikan setengah dari peralatan Amerika di wilayah tersebut.
Prediksi itu adalah AS akan menghabiskan pasokan amunisi jarak jauh dan rudal berpemandu presisi dalam waktu sepekan dalam potensi konflik dengan China terkait Taiwan.
“Latihan perang baru-baru ini yang mensimulasikan konflik dengan China terkait Taiwan menunjukkan Amerika Serikat akan kehabisan amunisi berpemandu presisi (PGM) jarak jauh dalam waktu kurang dari satu pekan,” ungkap Gallagher dalam suratnya pada Senin (18/12/2023).
“Tanpa pasokan PGM jarak jauh yang memadai, khususnya rudal jelajah anti-kapal, pasukan AS dan mitranya akan diharuskan terlibat dalam jarak yang lebih dekat dengan tembakan pertahanan China,” ungkap surat itu.
Perkembangan seperti itu, pada gilirannya, akan meningkatkan risiko terhadap aset udara dan laut, serta anggota militer yang mengoperasikannya, menurut surat itu.
“Dengan tidak adanya jaminan bahwa perang di Indo-Pasifik akan terbatas pada minggu atau bahkan bulan, kemungkinan bahwa kita harus berperang dalam jangka waktu yang lama tanpa aset yang paling efektif dalam persenjataan kita sangatlah mengkhawatirkan,” ungkap surat itu.
Sikap Gallagher menyoroti simulasi masa lalu yang memperkirakan hasil yang tidak terlalu sukses bagi AS.
Laporan tahun 2022 yang mengutip temuan dari simulasi bersama oleh lembaga pemikir Pusat Studi Strategis dan Internasional sebelumnya menetapkan Taiwan akan mampu menghalau serangan China tetapi hal itu akan menyebabkan kemunduran serius bagi pasukan AS.
Dalam 18 dari 22 simulasi yang dilakukan, rudal China ditemukan telah menenggelamkan sejumlah besar kapal dan pesawat Amerika dan Jepang, dengan satu simulasi mendokumentasikan setengah dari peralatan Amerika di wilayah tersebut.
(sya)
tulis komentar anda