PBB: Gaza Tidak Cocok untuk Kehidupan Manusia
Jum'at, 15 Desember 2023 - 19:45 WIB
Pengepungan total yang dilakukan Israel telah menyebabkan kekurangan makanan dan air.
Lembaga-lembaga kemanusiaan mengeluh konvoi truk bantuan yang diizinkan melewati penyeberangan Mesir-Rafah tidak dapat memenuhi kebutuhan jutaan orang.
“Selama beberapa pekan terakhir kami bertemu dengan semakin banyak orang yang belum makan dalam satu, dua, atau tiga hari,” ujar Lazzarini.
Dia menggambarkan bagaimana truk yang membawa makanan seringkali tidak dapat sampai ke tempat penampungan dan titik distribusi PBB. “Orang-orang menghentikan truk bantuan, mengambil makanan, dan langsung memakannya,” papar dia.
“Setiap kali saya kembali (ke Gaza), saya selalu berpikir keadaannya tidak akan bertambah buruk lagi, namun setiap kali saya melihat lebih banyak kesengsaraan, lebih banyak duka, lebih banyak kesedihan, dan saya merasa bahwa Gaza bukanlah tempat yang layak untuk dihuni lagi,” ungkap pejabat PBB itu kepada wartawan.
Pejuang Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang. Serangan Hamas dilakukan setelah Israel membunuh dan menangkap ribuan warga Palestina di Tepi Barat, serta menyerbut Masjid Al Aqsa.
Dalam sembilan pekan sejak itu, serangan Israel telah menewaskan 18.787 orang di Gaza dan melukai lebih dari 50.000 orang, menurut angka yang dirilis pada Kamis oleh Kementerian Kesehatan Gaza.
Sekitar 135 staf UNRWA telah terbunuh oleh Israel. Serangan rezim kolonial Israel terhadap sekolah, klinik, dan kantor badan tersebut telah menewaskan 270 orang dan melukai lebih dari 1.000 orang, menurut Lazzarini pada Kamis.
Menurut laporan PBB yang dirilis pada Selasa, hampir seperlima bangunan di Gaza telah rusak atau hancur selama kampanye Israel.
“Apa yang terjadi di Gaza seharusnya membuat marah siapa pun,” ungkap Lazzarini.
Lembaga-lembaga kemanusiaan mengeluh konvoi truk bantuan yang diizinkan melewati penyeberangan Mesir-Rafah tidak dapat memenuhi kebutuhan jutaan orang.
“Selama beberapa pekan terakhir kami bertemu dengan semakin banyak orang yang belum makan dalam satu, dua, atau tiga hari,” ujar Lazzarini.
Dia menggambarkan bagaimana truk yang membawa makanan seringkali tidak dapat sampai ke tempat penampungan dan titik distribusi PBB. “Orang-orang menghentikan truk bantuan, mengambil makanan, dan langsung memakannya,” papar dia.
“Setiap kali saya kembali (ke Gaza), saya selalu berpikir keadaannya tidak akan bertambah buruk lagi, namun setiap kali saya melihat lebih banyak kesengsaraan, lebih banyak duka, lebih banyak kesedihan, dan saya merasa bahwa Gaza bukanlah tempat yang layak untuk dihuni lagi,” ungkap pejabat PBB itu kepada wartawan.
Pejuang Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang. Serangan Hamas dilakukan setelah Israel membunuh dan menangkap ribuan warga Palestina di Tepi Barat, serta menyerbut Masjid Al Aqsa.
Dalam sembilan pekan sejak itu, serangan Israel telah menewaskan 18.787 orang di Gaza dan melukai lebih dari 50.000 orang, menurut angka yang dirilis pada Kamis oleh Kementerian Kesehatan Gaza.
Sekitar 135 staf UNRWA telah terbunuh oleh Israel. Serangan rezim kolonial Israel terhadap sekolah, klinik, dan kantor badan tersebut telah menewaskan 270 orang dan melukai lebih dari 1.000 orang, menurut Lazzarini pada Kamis.
Menurut laporan PBB yang dirilis pada Selasa, hampir seperlima bangunan di Gaza telah rusak atau hancur selama kampanye Israel.
“Apa yang terjadi di Gaza seharusnya membuat marah siapa pun,” ungkap Lazzarini.
tulis komentar anda