Houthi Mengaku Bertanggung Jawab Penyerangan Kapal Tanker di Laut Merah
Selasa, 12 Desember 2023 - 23:55 WIB
SANAA - Kelompok pemberontak Yaman, Houthi , mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap sebuah kapal tanker di Laut Merah .
Houthi mengatakan bahwa mereka melakukan operasi militer terhadap sebuah kapal tanker komersial Norwegia sebagai aksi protes terhadap pemboman Israel di Jalur Gaza. Mereka menggaribawahi risiko konflik yang telah mengguncang Timur Tengah.
Houthi menyerang kapal tanker STRINDA dengan sebuah roket karena kapal tersebut mengirimkan minyak mentah ke terminal Israel dan setelah awaknya mengabaikan semua peringatan. Hal itu diungkapkan juru bicara militer Houthi Yehia Sarea dalam sebuah pernyataan.
Namun pemilik kapal tanker tersebut, Mowinckel Chemical Tankers dari Norwegia, mengatakan kapal tersebut menuju ke Italia dengan membawa muatan minyak sawit untuk digunakan sebagai bahan bakar nabati.
"(Kapal) ini tidak berencana berhenti di Israel," kata juru bicara perusahaan kepada Reuters seperti dikutip dari Al Arabiya, Selasa (12/12/2023).
Mowinckel Chemical Tankers mengatakan bahwa, meskipun kepemilikan atau pengelolaan kapal tersebut tidak ada hubungan dengan Israel, kapal tersebut “untuk sementara dinominasikan” oleh penyewa untuk kargo keluar dari Ashdod pada bulan Januari.
“Pemilik memiliki opsi untuk membatalkan kontrak jika situasi memburuk,” kata Mowinckel Chemical Tankers.
“Atas rekomendasi penasihat keamanan kami, diputuskan untuk menyembunyikan informasi ini sampai kapal dan awaknya berada di perairan aman,” sambungnya.
Israel bergantung pada perdagangan maritimnya untuk impor dan ekspor. Ashdod di selatan dan Haifa di utara adalah pelabuhan terbesar di negara ini.
Pelabuhan Ashkelon yang lebih kecil, yang paling dekat dengan Gaza, telah ditutup untuk sementara waktu karena perang.
Pelabuhan Ashdod menolak berkomentar, namun menambahkan dalam pernyataannya: “Kami siap dan berupaya untuk menyerap aktivitas operasional apa pun (dalam) hal bongkar muat yang diperlukan.”
Pelabuhan Ashdod Israel mengatakan bahwa serangan terhadap kapal komersial oleh Houthi merupakan ancaman terhadap rute pelayaran global dan lalu lintas laut ke Israel meskipun tidak ada dampak langsung terhadap aktivitas pelabuhan.
“Kami menekankan bahwa kami melakukan segalanya untuk bertindak sepenuhnya dan mempertahankan pintu gerbang terbuka ke Israel meskipun ada tantangan perang,” kata pihak pelabuhan dalam sebuah pernyataan.
STRINDA telah memuat minyak nabati dan biofuel di Malaysia dan menuju Venesia, menurut data dari perusahaan pelacakan kapal Kpler.
Wakil Menteri Luar Negeri Norwegia Eivind Vad Petersson mengatakan serangan itu tidak dapat diterima.
“Norwegia mengutuk keras semua serangan terhadap kapal sipil,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya kapal Fregat Prancis, FREMM Languedoc, mencegat dan menghancurkan sebuah pesawat tak berawak yang mengancam STRINDA dalam serangan udara kompleks yang berasal dari Yaman, kata kementerian pertahanan Perancis dalam sebuah pernyataan.
Dikatakan bahwa serangan itu terjadi pada Senin malam 11 Desember dan menyebabkan kebakaran di kapal tanker, yang berlayar di bawah bendera Norwegia.
"Serangan itu terjadi sekitar 111 km utara Selat Bab al-Mandab yang menghubungkan Laut Merah dan Teluk Aden sekitar pukul 21.00 waktu setempat," kata seorang pejabat Amerika Serikat (AS) kepada Reuters.
Pejabat AS kedua mengatakan STINDA mampu bergerak beberapa jam setelah serangan itu.
“Tidak ada kapal Amerika di sekitar pada saat serangan terjadi, namun kapal perusak USS MASON menanggapi panggilan darurat M/T STRINDA dan saat ini memberikan bantuan,” kata Komando Pusat militer Amerika, yang mengawasi pasukan Amerika di Timur Tengah, dalam sebuah pernyataan yang diposting di platform media sosial X.
Serangan itu menimbulkan kebakaran dan kerusakan namun tidak ada korban jiwa, kata militer AS dalam sebuah pernyataan.
Juru bicara Houthi bersumpah kelompoknya akan terus memblokir kapal-kapal yang menuju pelabuhan Israel sampai negara Zionis itu mengizinkan masuknya makanan dan bantuan medis ke Jalur Gaza.
Houthi mengatakan bahwa mereka melakukan operasi militer terhadap sebuah kapal tanker komersial Norwegia sebagai aksi protes terhadap pemboman Israel di Jalur Gaza. Mereka menggaribawahi risiko konflik yang telah mengguncang Timur Tengah.
Houthi menyerang kapal tanker STRINDA dengan sebuah roket karena kapal tersebut mengirimkan minyak mentah ke terminal Israel dan setelah awaknya mengabaikan semua peringatan. Hal itu diungkapkan juru bicara militer Houthi Yehia Sarea dalam sebuah pernyataan.
Namun pemilik kapal tanker tersebut, Mowinckel Chemical Tankers dari Norwegia, mengatakan kapal tersebut menuju ke Italia dengan membawa muatan minyak sawit untuk digunakan sebagai bahan bakar nabati.
"(Kapal) ini tidak berencana berhenti di Israel," kata juru bicara perusahaan kepada Reuters seperti dikutip dari Al Arabiya, Selasa (12/12/2023).
Mowinckel Chemical Tankers mengatakan bahwa, meskipun kepemilikan atau pengelolaan kapal tersebut tidak ada hubungan dengan Israel, kapal tersebut “untuk sementara dinominasikan” oleh penyewa untuk kargo keluar dari Ashdod pada bulan Januari.
“Pemilik memiliki opsi untuk membatalkan kontrak jika situasi memburuk,” kata Mowinckel Chemical Tankers.
“Atas rekomendasi penasihat keamanan kami, diputuskan untuk menyembunyikan informasi ini sampai kapal dan awaknya berada di perairan aman,” sambungnya.
Israel bergantung pada perdagangan maritimnya untuk impor dan ekspor. Ashdod di selatan dan Haifa di utara adalah pelabuhan terbesar di negara ini.
Pelabuhan Ashkelon yang lebih kecil, yang paling dekat dengan Gaza, telah ditutup untuk sementara waktu karena perang.
Pelabuhan Ashdod menolak berkomentar, namun menambahkan dalam pernyataannya: “Kami siap dan berupaya untuk menyerap aktivitas operasional apa pun (dalam) hal bongkar muat yang diperlukan.”
Pelabuhan Ashdod Israel mengatakan bahwa serangan terhadap kapal komersial oleh Houthi merupakan ancaman terhadap rute pelayaran global dan lalu lintas laut ke Israel meskipun tidak ada dampak langsung terhadap aktivitas pelabuhan.
“Kami menekankan bahwa kami melakukan segalanya untuk bertindak sepenuhnya dan mempertahankan pintu gerbang terbuka ke Israel meskipun ada tantangan perang,” kata pihak pelabuhan dalam sebuah pernyataan.
STRINDA telah memuat minyak nabati dan biofuel di Malaysia dan menuju Venesia, menurut data dari perusahaan pelacakan kapal Kpler.
Wakil Menteri Luar Negeri Norwegia Eivind Vad Petersson mengatakan serangan itu tidak dapat diterima.
“Norwegia mengutuk keras semua serangan terhadap kapal sipil,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya kapal Fregat Prancis, FREMM Languedoc, mencegat dan menghancurkan sebuah pesawat tak berawak yang mengancam STRINDA dalam serangan udara kompleks yang berasal dari Yaman, kata kementerian pertahanan Perancis dalam sebuah pernyataan.
Dikatakan bahwa serangan itu terjadi pada Senin malam 11 Desember dan menyebabkan kebakaran di kapal tanker, yang berlayar di bawah bendera Norwegia.
"Serangan itu terjadi sekitar 111 km utara Selat Bab al-Mandab yang menghubungkan Laut Merah dan Teluk Aden sekitar pukul 21.00 waktu setempat," kata seorang pejabat Amerika Serikat (AS) kepada Reuters.
Pejabat AS kedua mengatakan STINDA mampu bergerak beberapa jam setelah serangan itu.
“Tidak ada kapal Amerika di sekitar pada saat serangan terjadi, namun kapal perusak USS MASON menanggapi panggilan darurat M/T STRINDA dan saat ini memberikan bantuan,” kata Komando Pusat militer Amerika, yang mengawasi pasukan Amerika di Timur Tengah, dalam sebuah pernyataan yang diposting di platform media sosial X.
Serangan itu menimbulkan kebakaran dan kerusakan namun tidak ada korban jiwa, kata militer AS dalam sebuah pernyataan.
Juru bicara Houthi bersumpah kelompoknya akan terus memblokir kapal-kapal yang menuju pelabuhan Israel sampai negara Zionis itu mengizinkan masuknya makanan dan bantuan medis ke Jalur Gaza.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda