AS Desak Israel Akhiri Perang Gaza pada Akhir Tahun, Mungkinkah Zionis Mematuhinya?
Selasa, 12 Desember 2023 - 10:45 WIB
GAZA - Israel harus menyelesaikan perangnya melawan Hamas pada akhir tahun ini atau berisiko kehilangan dukungan Washington untuk serangannya di Gaza. Demikian dilaporkan The Economist mengutip sumber yang mengetahui diskusi diplomatik antara kedua sekutu tersebut.
Kenapa desakan AS itu memiliki tenggat waktu? Pasalnya, Kecaman internasional terhadap operasi militer Israel di daerah kantong padat penduduk terus meningkat selama sembilan minggu terakhir.
Beberapa pemimpin dunia menyuarakan keprihatinan yang sama dari kelompok bantuan mengenai memburuknya krisis kemanusiaan di wilayah yang terkepung, seiring dengan semakin intensifnya pemboman Israel setelah serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober. Israel mengklaim 1.147 warganya tewas dalam serangan itu, sementara sekitar 240 orang diculik.
Namun tanda-tanda menunjukkan bahwa kesabaran Washington terhadap serangan tersebut semakin menipis, karena para pejabat kesehatan Palestina mengatakan jumlah korban tewas di Gaza mendekati 18.000, sebagian besar adalah warga sipil.
Mengutip sumber anonim, outlet tersebut melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengeluarkan peringatan tertutup selama perjalanan baru-baru ini ke Israel: Selesaikan pada akhir tahun ini, atau dukungan AS akan terkikis.
Secara terbuka, tidak ada pemerintah yang menyebutkan batas waktu apa pun untuk mengakhiri serangan militer tersebut. Berbicara kepada CNN pada hari Minggu, Blinken mengatakan durasi perang adalah “keputusan yang harus diambil Israel.”
Namun, kepala diplomat AS juga mengakui bahwa diskusi telah dilakukan dengan para pejabat Israel mengenai bagaimana negara tersebut “menuntut kampanye ini dengan Hamas.”
Blinken mengklaim bahwa Israel memiliki “niat” untuk meminimalkan penderitaan warga sipil tetapi mengakui bahwa “hasilnya” tidak selalu mencerminkan hal tersebut.
The Economist menambahkan bahwa pemerintahan Biden meminta pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengurangi sebanyak mungkin penderitaan warga Palestina, khususnya di Gaza selatan. Sejumlah besar warga sipil yang mengungsi berkumpul di wilayah selatan, dimana buruknya sistem sanitasi telah memicu kekhawatiran akan merebaknya penyakit.
Pekan lalu, AS adalah satu-satunya anggota Dewan Keamanan PBB yang memveto resolusi darurat yang menyerukan gencatan senjata darurat di Gaza – sebuah langkah yang dianggap menggarisbawahi dukungan Washington terhadap Israel di tengah kecaman internasional. Inggris abstain dalam pemungutan suara tersebut.
Departemen Luar Negeri AS juga baru-baru ini menghentikan pasokan 14.000 peluru tank kaliber 120 mm ke Israel, salah satu amunisi utama yang digunakan oleh pasukan IDF di Gaza.
Kenapa desakan AS itu memiliki tenggat waktu? Pasalnya, Kecaman internasional terhadap operasi militer Israel di daerah kantong padat penduduk terus meningkat selama sembilan minggu terakhir.
Beberapa pemimpin dunia menyuarakan keprihatinan yang sama dari kelompok bantuan mengenai memburuknya krisis kemanusiaan di wilayah yang terkepung, seiring dengan semakin intensifnya pemboman Israel setelah serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober. Israel mengklaim 1.147 warganya tewas dalam serangan itu, sementara sekitar 240 orang diculik.
Namun tanda-tanda menunjukkan bahwa kesabaran Washington terhadap serangan tersebut semakin menipis, karena para pejabat kesehatan Palestina mengatakan jumlah korban tewas di Gaza mendekati 18.000, sebagian besar adalah warga sipil.
Mengutip sumber anonim, outlet tersebut melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengeluarkan peringatan tertutup selama perjalanan baru-baru ini ke Israel: Selesaikan pada akhir tahun ini, atau dukungan AS akan terkikis.
Secara terbuka, tidak ada pemerintah yang menyebutkan batas waktu apa pun untuk mengakhiri serangan militer tersebut. Berbicara kepada CNN pada hari Minggu, Blinken mengatakan durasi perang adalah “keputusan yang harus diambil Israel.”
Namun, kepala diplomat AS juga mengakui bahwa diskusi telah dilakukan dengan para pejabat Israel mengenai bagaimana negara tersebut “menuntut kampanye ini dengan Hamas.”
Blinken mengklaim bahwa Israel memiliki “niat” untuk meminimalkan penderitaan warga sipil tetapi mengakui bahwa “hasilnya” tidak selalu mencerminkan hal tersebut.
The Economist menambahkan bahwa pemerintahan Biden meminta pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengurangi sebanyak mungkin penderitaan warga Palestina, khususnya di Gaza selatan. Sejumlah besar warga sipil yang mengungsi berkumpul di wilayah selatan, dimana buruknya sistem sanitasi telah memicu kekhawatiran akan merebaknya penyakit.
Pekan lalu, AS adalah satu-satunya anggota Dewan Keamanan PBB yang memveto resolusi darurat yang menyerukan gencatan senjata darurat di Gaza – sebuah langkah yang dianggap menggarisbawahi dukungan Washington terhadap Israel di tengah kecaman internasional. Inggris abstain dalam pemungutan suara tersebut.
Departemen Luar Negeri AS juga baru-baru ini menghentikan pasokan 14.000 peluru tank kaliber 120 mm ke Israel, salah satu amunisi utama yang digunakan oleh pasukan IDF di Gaza.
(ahm)
tulis komentar anda