Sentil Rusia, Eks Menlu Jerman Serukan UE Miliki Senjata Nuklir Sendiri
Senin, 04 Desember 2023 - 10:21 WIB
BERLIN - Uni Eropa (UE) perlu memiliki persenjataan nuklir sendiri agar dapat mencegah potensi invasi Rusia dengan lebih baik. Demikian seruan mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman, Joschka Fischer.
Pejabat yang sudah pensiun itu juga memperingatkan bahwa blok Eropa harus mampu mempertahankan diri jika hubungannya dengan AS mendingin.
Seruan Fischer agar UE memiliki senjata nuklir sendiri tersebut disampaikan dalam sebuah wawancara dengan Die Zeit, yang diterbitkan pada hari Minggu (3/12/2023).
"Kita harus memulihkan kemampuan pencegahan kita sehubungan dengan tindakan Rusia di Ukraina," katanya.
Dia juga mengatakan bahwa Eropa tidak bisa membiarkan Moskow menang di Ukraina, mengingat konflik yang terjadi saat ini merupakan hal yang “sangat penting” bagi masa depan benua Eropa.
Fischer, yang menjabat sebagai menteri luar negeri dan wakil kanselir dari tahun 1998 hingga 2005, juga memainkan peran penting dalam mendirikan Partai Hijau Jerman.
Pada tahun 1999, ketika dia menjadi diplomat utama Berlin dan pemimpin Partai Hijau, dia mendukung kampanye pengeboman NATO terhadap Yugoslavia. Pada tahun 2011, dia mendukung intervensi pasukan Jerman di Afghanistan.
Ketika ditanya oleh Die Zeit apakah menurutnya Jerman harus memperoleh senjata nuklir, mantan politisi tersebut menjawab negatif, dengan mengatakan bahwa yang seharusnya memiliki adalah Uni Eropa.
Dia juga menyatakan bahwa persenjataan nuklir Perancis dan Inggris tidak lagi cukup untuk menjamin keamanan Eropa.
Ketika pewawancara mengingatkan Fischer bahwa dia dan partainya sangat menentang senjata nuklir pada tahun 1980-an, mantan Menlu Jerman tersebut mengeklaim bahwa “dunia telah berubah” sejak saat itu.
Dia melanjutkan bahwa meskipun dirinya berharap hubungan AS-UE akan tetap sedekat sekarang, hal ini bisa saja berubah, misalnya jika mantan Presiden Donald Trump terpilih kembali sebagai presiden AS tahun depan.
"Selain pencegahan nuklir, Eropa harus memberikan penekanan khusus pada peningkatan pertahanan udaranya," kata Fischer kepada Die Zeit.
Bulan lalu, Presiden Ceko Petr Pavel mengatakan bahwa NATO menganggap Moskow sebagai ancaman terbesar, dan blok militer pimpinan AS sedang bersiap menghadapi konflik besar.
Para pejabat tinggi Rusia, termasuk Presiden Vladimir Putin, berulang kali menekankan bahwa mereka melihat ekspansi NATO ke arah timur sebagai pelanggaran terhadap keamanan negara.
Pejabat yang sudah pensiun itu juga memperingatkan bahwa blok Eropa harus mampu mempertahankan diri jika hubungannya dengan AS mendingin.
Seruan Fischer agar UE memiliki senjata nuklir sendiri tersebut disampaikan dalam sebuah wawancara dengan Die Zeit, yang diterbitkan pada hari Minggu (3/12/2023).
"Kita harus memulihkan kemampuan pencegahan kita sehubungan dengan tindakan Rusia di Ukraina," katanya.
Dia juga mengatakan bahwa Eropa tidak bisa membiarkan Moskow menang di Ukraina, mengingat konflik yang terjadi saat ini merupakan hal yang “sangat penting” bagi masa depan benua Eropa.
Fischer, yang menjabat sebagai menteri luar negeri dan wakil kanselir dari tahun 1998 hingga 2005, juga memainkan peran penting dalam mendirikan Partai Hijau Jerman.
Pada tahun 1999, ketika dia menjadi diplomat utama Berlin dan pemimpin Partai Hijau, dia mendukung kampanye pengeboman NATO terhadap Yugoslavia. Pada tahun 2011, dia mendukung intervensi pasukan Jerman di Afghanistan.
Ketika ditanya oleh Die Zeit apakah menurutnya Jerman harus memperoleh senjata nuklir, mantan politisi tersebut menjawab negatif, dengan mengatakan bahwa yang seharusnya memiliki adalah Uni Eropa.
Dia juga menyatakan bahwa persenjataan nuklir Perancis dan Inggris tidak lagi cukup untuk menjamin keamanan Eropa.
Ketika pewawancara mengingatkan Fischer bahwa dia dan partainya sangat menentang senjata nuklir pada tahun 1980-an, mantan Menlu Jerman tersebut mengeklaim bahwa “dunia telah berubah” sejak saat itu.
Dia melanjutkan bahwa meskipun dirinya berharap hubungan AS-UE akan tetap sedekat sekarang, hal ini bisa saja berubah, misalnya jika mantan Presiden Donald Trump terpilih kembali sebagai presiden AS tahun depan.
"Selain pencegahan nuklir, Eropa harus memberikan penekanan khusus pada peningkatan pertahanan udaranya," kata Fischer kepada Die Zeit.
Bulan lalu, Presiden Ceko Petr Pavel mengatakan bahwa NATO menganggap Moskow sebagai ancaman terbesar, dan blok militer pimpinan AS sedang bersiap menghadapi konflik besar.
Para pejabat tinggi Rusia, termasuk Presiden Vladimir Putin, berulang kali menekankan bahwa mereka melihat ekspansi NATO ke arah timur sebagai pelanggaran terhadap keamanan negara.
(mas)
tulis komentar anda