Satu Per Satu Negara NATO Kehabisan Senjata untuk Ukraina, Terbaru Ceko
Selasa, 28 November 2023 - 08:03 WIB
PRAHA - Republik Ceko menjadi negara terbaru dari NATO yang menyatakan telah kehabisan senjata untuk dikirik ke Ukraina dalam perang melawan Rusia.
Kondisi itu disampaikan Menteri Pertahanan Ceko Jana Cernochova. Dia mengatakan bahwa Praha bermaksud membuat kontrak dengan perusahaan swasta guna melanjutkan pengiriman senjata dan amunisi untuk Kyiv.
Awal bulan ini, Kementerian Pertahanan Ceko menerbitkan laporan yang mencantumkan semua peralatan yang disumbangkan ke Ukraina, yang nilainya diperkirakan mencapai 1,2 miliar crown (USD54,1 juta), setelah depresiasi.
“Tidak banyak perlengkapan militer yang dapat kami kirim ke Ukraina,” kata Cernochova kepada Vaclav Moravec, pembawa acara "Otazky" di stasiun televisi pemerintah Ceko.
“Di sisi lain, kami akan mencoba memberikan kompensasi atas ketidakmungkinan pengiriman material dari stok kami, karena kami tidak ingin membahayakan kemampuan pertahanan kami, dengan izin ekspor yang kami berikan kepada perusahaan swasta," lanjut dia, yang dilansir RT, Selasa (28/11/2023).
Menurut Cernochova, industri militer Ceko memiliki kapasitas untuk memasok amunisi dan senjata ke Ukraina, jika dikontrak untuk mereka.
Dia mengemukakan fakta bahwa Praha telah mengirim ke Kyiv hampir 50 kendaraan tempur infanteri dan tank, 2.500 pistol, 7.000 senapan, 500 senapan mesin ringan dan 500 senapan sniper, yang semuanya dibiayai oleh Denmark.
Cernochova mengatakan instruktur Ceko juga telah melatih hingga 4.000 tentara Ukraina sebagai bagian dari Misi Bantuan Militer Uni Eropa (EUMAM) dan mengerahkan tim pelatihan keliling di Polandia.
Pengumuman Praha muncul setelah pemerintah baru di negara tetangganya, Slovakia, menghalangi rencana pendahulunya untuk menyumbangkan senjata dan amunisi sebesar €40,3 juta (USD43 juta) ke Kyiv.
Selama 18 bulan terakhir, Amerika Serikat dan sekutu-sekutu Eropa-nya di NATO telah mencurahkan kekuatan mereka untuk menutupi kerugian yang dialami Ukraina dalam perang melawan Rusia.
Namun pada bulan Oktober, mereka mulai mengakui bahwa persediaan senjata sudah habis.
Pertama, Inggris, kemudian Prancis menghentikan sumbangan senjata ke Ukraina, dan mengakui bahwa lemari mereka kosong.
Dari sejuta peluru kaliber 155 mm yang dijanjikan Uni Eropa kepada Kyiv, Uni Eropa hanya dapat mengirimkan 300.000 peluru.
Industri militer Rusia tampaknya melampaui Barat, kata pendahulu Cernochova, Lubomir Metnar, dalam siaran yang sama.
Cernochova setuju, namun berpendapat bahwa Moskow juga mendapat bantuan dari luar negeri.
“Mengejar dan melampaui pihak lain dalam perlombaan senjata tidaklah mudah, dan ini mungkin berarti bagi Ukraina bahwa beberapa hal tidak berjalan sesuai rencana,” kata Cernochova.
Kondisi itu disampaikan Menteri Pertahanan Ceko Jana Cernochova. Dia mengatakan bahwa Praha bermaksud membuat kontrak dengan perusahaan swasta guna melanjutkan pengiriman senjata dan amunisi untuk Kyiv.
Awal bulan ini, Kementerian Pertahanan Ceko menerbitkan laporan yang mencantumkan semua peralatan yang disumbangkan ke Ukraina, yang nilainya diperkirakan mencapai 1,2 miliar crown (USD54,1 juta), setelah depresiasi.
“Tidak banyak perlengkapan militer yang dapat kami kirim ke Ukraina,” kata Cernochova kepada Vaclav Moravec, pembawa acara "Otazky" di stasiun televisi pemerintah Ceko.
“Di sisi lain, kami akan mencoba memberikan kompensasi atas ketidakmungkinan pengiriman material dari stok kami, karena kami tidak ingin membahayakan kemampuan pertahanan kami, dengan izin ekspor yang kami berikan kepada perusahaan swasta," lanjut dia, yang dilansir RT, Selasa (28/11/2023).
Menurut Cernochova, industri militer Ceko memiliki kapasitas untuk memasok amunisi dan senjata ke Ukraina, jika dikontrak untuk mereka.
Dia mengemukakan fakta bahwa Praha telah mengirim ke Kyiv hampir 50 kendaraan tempur infanteri dan tank, 2.500 pistol, 7.000 senapan, 500 senapan mesin ringan dan 500 senapan sniper, yang semuanya dibiayai oleh Denmark.
Cernochova mengatakan instruktur Ceko juga telah melatih hingga 4.000 tentara Ukraina sebagai bagian dari Misi Bantuan Militer Uni Eropa (EUMAM) dan mengerahkan tim pelatihan keliling di Polandia.
Pengumuman Praha muncul setelah pemerintah baru di negara tetangganya, Slovakia, menghalangi rencana pendahulunya untuk menyumbangkan senjata dan amunisi sebesar €40,3 juta (USD43 juta) ke Kyiv.
Selama 18 bulan terakhir, Amerika Serikat dan sekutu-sekutu Eropa-nya di NATO telah mencurahkan kekuatan mereka untuk menutupi kerugian yang dialami Ukraina dalam perang melawan Rusia.
Namun pada bulan Oktober, mereka mulai mengakui bahwa persediaan senjata sudah habis.
Pertama, Inggris, kemudian Prancis menghentikan sumbangan senjata ke Ukraina, dan mengakui bahwa lemari mereka kosong.
Dari sejuta peluru kaliber 155 mm yang dijanjikan Uni Eropa kepada Kyiv, Uni Eropa hanya dapat mengirimkan 300.000 peluru.
Industri militer Rusia tampaknya melampaui Barat, kata pendahulu Cernochova, Lubomir Metnar, dalam siaran yang sama.
Cernochova setuju, namun berpendapat bahwa Moskow juga mendapat bantuan dari luar negeri.
“Mengejar dan melampaui pihak lain dalam perlombaan senjata tidaklah mudah, dan ini mungkin berarti bagi Ukraina bahwa beberapa hal tidak berjalan sesuai rencana,” kata Cernochova.
(mas)
tulis komentar anda