Besok, Israel dan Hamas Mulai Gencatan Senjata 4 Hari
Kamis, 23 November 2023 - 23:34 WIB
DOHA - Israel dan kelompok Islam Palestina , Hamas , akan memulai gencatan senjata selama empat hari pada Jumat (23/11/2023) pagi waktu setempat dengan kelompok pertama yang terdiri dari 13 sandera wanita dan anak-anak Israel dibebaskan pada hari itu juga.
Hal itu diungkapkan otoritas Qatar yang menjadi mediator kesepakatan gencatan senjata kedua belah pihak yang bertikai.
Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan perjanjian tersebut akan dimulai pada pukul 07.00 pagi waktu setempat dan melibatkan gencatan senjata komprehensif di Gaza utara dan selatan.
Kesepakatan ini adalah yang pertama dalam perang brutal yang telah berlangsung hampir tujuh minggu.
Dikatakan oleh juru bicara kementerian itu, Majed Al-Ansari, bantuan akan mulai mengalir ke Gaza, sandera pertama akan dibebaskan pada pukul 4 sore dan warga Palestina diperkirakan akan dibebaskan dari penjara-penjara Israel.
“Kami semua berharap gencatan senjata ini akan memberikan peluang untuk memulai upaya yang lebih luas untuk mencapai gencatan senjata permanen,” tambah Ansari seperti dilansir dari Reuters, Kamis (23/11/2023).
Qatar mengatakan ruang operasi di Doha akan memantau gencatan senjata dan pembebasan sandera, serta memiliki jalur komunikasi langsung dengan Israel, kantor politik Hamas di Doha dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC).
“Yang penting adalah kami menjaga jalur komunikasi yang jelas dengan semua orang melalui ruang operasi,” kata Ansari dari Qatar.
"Qatar berharap bisa merundingkan perjanjian selanjutnya untuk membebaskan sandera tambahan dari Gaza pada hari keempat gencatan senjata," tambahnya.
Hamas – yang diperkirakan akan mengumumkan gencatan senjata dengan Israel sehari sebelumnya pada hari Kamis hanya karena negosiasi berlarut-larut – mengkonfirmasi melalui saluran Telegramnya bahwa semua permusuhan dari pasukannya akan berhenti.
Kantor Perdana Menteri Israel dalam sebuah pernyataan mengatakan mereka telah menerima daftar awal sandera yang akan dibebaskan dari Jalur Gaza dan telah menghubungi keluarga mereka. Namun pernyataan itu tidak mengkonfirmasi bahwa gencatan senjata telah disepakati.
Israel melancarkan perang dahsyatnya di Gaza setelah orang-orang bersenjata dari Hamas menerobos pagar perbatasan, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang pada 7 Oktober, menurut penghitungan Israel.
Sejak itu, lebih dari 14.000 warga Gaza telah tewas akibat pemboman Israel, sekitar 40% di antaranya adalah anak-anak, menurut otoritas kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.
Israel mengatakan gencatan senjata bisa bertahan lebih dari empat hari awal asalkan militan membebaskan sedikitnya 10 sandera per hari. Sumber Palestina mengatakan gelombang kedua pembebasan bisa membuat 100 sandera dibebaskan pada akhir November.
Kedua belah pihak mengatakan mereka akan kembali berperang setelah gencatan senjata selesai.
Lihat Juga: 3 Alasan Hamas Ingin Menghentikan Perang di Gaza, Nomor 2 Sikap Negara Islam Mengecewakan
Hal itu diungkapkan otoritas Qatar yang menjadi mediator kesepakatan gencatan senjata kedua belah pihak yang bertikai.
Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan perjanjian tersebut akan dimulai pada pukul 07.00 pagi waktu setempat dan melibatkan gencatan senjata komprehensif di Gaza utara dan selatan.
Kesepakatan ini adalah yang pertama dalam perang brutal yang telah berlangsung hampir tujuh minggu.
Dikatakan oleh juru bicara kementerian itu, Majed Al-Ansari, bantuan akan mulai mengalir ke Gaza, sandera pertama akan dibebaskan pada pukul 4 sore dan warga Palestina diperkirakan akan dibebaskan dari penjara-penjara Israel.
“Kami semua berharap gencatan senjata ini akan memberikan peluang untuk memulai upaya yang lebih luas untuk mencapai gencatan senjata permanen,” tambah Ansari seperti dilansir dari Reuters, Kamis (23/11/2023).
Qatar mengatakan ruang operasi di Doha akan memantau gencatan senjata dan pembebasan sandera, serta memiliki jalur komunikasi langsung dengan Israel, kantor politik Hamas di Doha dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC).
“Yang penting adalah kami menjaga jalur komunikasi yang jelas dengan semua orang melalui ruang operasi,” kata Ansari dari Qatar.
"Qatar berharap bisa merundingkan perjanjian selanjutnya untuk membebaskan sandera tambahan dari Gaza pada hari keempat gencatan senjata," tambahnya.
Hamas – yang diperkirakan akan mengumumkan gencatan senjata dengan Israel sehari sebelumnya pada hari Kamis hanya karena negosiasi berlarut-larut – mengkonfirmasi melalui saluran Telegramnya bahwa semua permusuhan dari pasukannya akan berhenti.
Kantor Perdana Menteri Israel dalam sebuah pernyataan mengatakan mereka telah menerima daftar awal sandera yang akan dibebaskan dari Jalur Gaza dan telah menghubungi keluarga mereka. Namun pernyataan itu tidak mengkonfirmasi bahwa gencatan senjata telah disepakati.
Israel melancarkan perang dahsyatnya di Gaza setelah orang-orang bersenjata dari Hamas menerobos pagar perbatasan, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang pada 7 Oktober, menurut penghitungan Israel.
Sejak itu, lebih dari 14.000 warga Gaza telah tewas akibat pemboman Israel, sekitar 40% di antaranya adalah anak-anak, menurut otoritas kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.
Israel mengatakan gencatan senjata bisa bertahan lebih dari empat hari awal asalkan militan membebaskan sedikitnya 10 sandera per hari. Sumber Palestina mengatakan gelombang kedua pembebasan bisa membuat 100 sandera dibebaskan pada akhir November.
Kedua belah pihak mengatakan mereka akan kembali berperang setelah gencatan senjata selesai.
Lihat Juga: 3 Alasan Hamas Ingin Menghentikan Perang di Gaza, Nomor 2 Sikap Negara Islam Mengecewakan
(ian)
tulis komentar anda