5 Penderitaan Tenaga Medis di Gaza di Luar Nalar Manusia

Senin, 20 November 2023 - 21:21 WIB
Foto/Reuters

Petugas kesehatan di wilayah yang terkepung telah bekerja sepanjang waktu bahkan ketika Israel telah berulang kali memerintahkan administrator untuk mengevakuasi rumah sakit – sesuatu yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) disebut sebagai “hukuman mati” bagi mereka yang sakit dan terluka.

Enam belas dari 35 rumah sakit di wilayah kantong tersebut terpaksa ditutup karena kerusakan atau kekurangan bahan bakar, dan setidaknya 130 petugas kesehatan tewas, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Rumah sakit yang tetap berfungsi hanya beroperasi dengan sepertiga dari jumlah staf normalnya karena tingginya jumlah pekerja medis yang terpaksa mengungsi dan meninggal.

Mereka yang mampu bekerja mempunyai sumber daya yang terbatas. Para pekerja medis semakin harus berimprovisasi untuk merawat korban luka, bergantung pada bantuan relawan karena semakin banyak fasilitas kesehatan dan ambulans yang tidak berfungsi karena rudal Israel.

3. Rela Berkorban hingga Titik Darah Terakhir



Foto/Reuters

Seperti banyak rumah sakit lain di Gaza, Nasser Medical Center juga pernah mendapat ancaman dari rudal Israel. “Serangan udara pernah terjadi di sana, tepat di luar pintu rumah sakit,” kata Noureddein al-Khateeb, seorang dokter berusia 38 tahun di unit gawat darurat, kepada The New Humanitarian, sambil menunjuk ke gedung di seberang rumah sakit.

Ini bukan satu-satunya saat rudal Israel menyerang dekat rumah sakit, tambah al-Khateeb.

“Kita terus-menerus hidup dalam ancaman dan ketakutan,” katanya. “Dan kami juga mengkhawatirkan keselamatan keluarga kami, tapi apa yang bisa kami lakukan?”
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More