Pakar China Ramalkan 2 Kemungkinan Ini Memicu Perang Nuklir
Minggu, 19 November 2023 - 10:48 WIB
Perang Rusia-Ukraina, yang dimulai pada Februari 2022 ketika Moskow menginvasi negara tetangganya di Eropa Timur, telah menimbulkan kekhawatiran mengenai pecahnya konflik nuklir seiring dengan retorika para sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pembawa acara televisi pemerintah Rusia, Vladimir Solovyov, yang merupakan sekutu Putin, mengatakan dalam debat baru-baru ini bahwa dia yakin perang nuklir adalah hal yang tidak dapat dihindari.
Nikolai Patrushev, sekutu Putin lainnya, mengatakan pada awal November bahwa kebijakan “destruktif” Barat meningkatkan kemungkinan penggunaan senjata nuklir.
Sementara itu, bulan lalu Duma Negara Rusia dengan suara bulat memutuskan untuk menarik diri dari Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif, yang menimbulkan pertanyaan apakah militer Putin akan melanjutkan uji coba senjata nuklir.
Perang Israel-Hamas juga memicu kekhawatiran mengenai penggunaan senjata nuklir. Para politisi Israel menyerukan penggunaan senjata nuklir sebagai tanggapan terhadap serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan ratusan lainnya diculik.
Lihat Juga: Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya
Pembawa acara televisi pemerintah Rusia, Vladimir Solovyov, yang merupakan sekutu Putin, mengatakan dalam debat baru-baru ini bahwa dia yakin perang nuklir adalah hal yang tidak dapat dihindari.
Nikolai Patrushev, sekutu Putin lainnya, mengatakan pada awal November bahwa kebijakan “destruktif” Barat meningkatkan kemungkinan penggunaan senjata nuklir.
Sementara itu, bulan lalu Duma Negara Rusia dengan suara bulat memutuskan untuk menarik diri dari Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif, yang menimbulkan pertanyaan apakah militer Putin akan melanjutkan uji coba senjata nuklir.
Perang Israel-Hamas juga memicu kekhawatiran mengenai penggunaan senjata nuklir. Para politisi Israel menyerukan penggunaan senjata nuklir sebagai tanggapan terhadap serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan ratusan lainnya diculik.
Lihat Juga: Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya
(mas)
tulis komentar anda