Israel Bersumpah Terus Serang Gaza, Bahkan Jika Harus Melawan Dunia Sekalipun
Minggu, 12 November 2023 - 13:07 WIB
TEL AVIV - Para pemimpin yang bertugas mengarahkan perang Israel di Gaza, Palestina, pada Sabtu (11/11/2023), bersumpah untuk terus melanjutkan serangan militer yang bertujuan untuk mengalahkan Hamas.
Itu tak akan dihentikan bahkan jika Israel harus berdiri melawan dunia sekalipun.
Dalam konferensi pers bersama, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Benny Gantz—anggota kabinet perang—menolak kritik internasional yang meningkat mengenai kerugian sipil akibat perang Israel di Gaza.
Mereka justru mendesak para pemimpin Barat untuk memberikan dukungan kepada negara Yahudi tersebut karena kemenangannya akan berarti kemenangan bagi seluruh dunia yang bebas.
Netanyahu juga mengindikasikan bahwa Israel akan menentang kembalinya penguasaan Otoritas Palestina atas Gaza setelah perang—yang merupakan tujuan Amerika Serikat (AS).
Penolakan Israel untuk menghentikan perang ini terjadi setelah beberapa negara menyatakan keprihatinan atas memburuknya situasi kemanusiaan dan jatuhnya korban sipil di Jalur Gaza.
Pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendesak agar lebih banyak tindakan dilakukan untuk melindungi warga sipil di Gaza dan memastikan bantuan kemanusiaan menjangkau mereka, dengan mengatakan, "terlalu banyak warga Palestina yang terbunuh selama perang."
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pada hari Jumat bahwa “tidak ada pembenaran” atas pengeboman Israel terhadap bayi-bayi dan perempuan di Gaza. Dia mengulangi seruannya untuk gencatan senjata di Gaza.
"Tidak ada alasan untuk melakukan hal tersebut. Itu dan tidak ada legitimasi. Jadi kami mendesak Israel untuk berhenti," kata Macron kepada BBC.
Dalam konferensi pers Sabtu malam, Netanyahu mendesak dukungan dunia atas penentangannya terhadap gencatan senjata yang tidak mencakup kembalinya ratusan sandera yang ditahan di Gaza oleh Hamas.
Dia meminta Amerika untuk ikut serta dalam tuntutan penghancuran Hamas, yang menurutnya juga menimbulkan bahaya bagi mereka.
Dia mengeklaim sebagian besar orang Amerika mempunyai kesadaran yang sama.
Netanyahu mencatat bahwa di beberapa negara, ada pihak-pihak yang menekan para pemimpin untuk mendorong gencatan senjata, sebuah referensi yang jelas untuk demonstrasi massal pro-Palestina yang menyerukan tindakan tersebut, seperti demonstrasi massal pada hari Sabtu di London.
“Jangan menyerah pada tekanan,” kata Netanyahu. “Perang kami adalah perang Anda. Israel harus menang demi kepentingannya sendiri dan demi dunia.”
"Bagaimanapun, tidak ada tekanan internasional, tidak ada tuduhan palsu mengenai tentara IDF (Pasukan Pertahanan Israel) dan negara kita,” katanya.
"Israel akan berdiri teguh melawan dunia jika perlu,” tegas Netanyahu, seperti dikutip Times of Israel, Minggu (12/11/2023).
Menanggapi kritik Macron, Netanyahu berkata: “Dia melakukan kesalahan serius, secara faktual dan moral. Hamas-lah yang mencegah evakuasi warga sipil, bukan Israel.”
“Israel menyuruh mereka pergi,” tegas Netanyahu, menjelaskan bahwa Hamas, bukan Israel, yang menembaki koridor kemanusiaan yang disiapkan bagi warga Gaza utara untuk mengungsi, dan bahwa Hamas menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.
“Bukan Israel yang menempatkan dirinya di rumah sakit, di sekolah, di UNRWA dan fasilitas PBB—tapi Hamas. Oleh karena itu, bukan Israel tetapi Hamas yang bertanggung jawab atas kerugian yang dialami warga sipil,” bantah Netanyahu.
Lebih lanjut, dia mengatakan jika dunia bebas menyucikan praktik teroris yang berperang di kalangan warga sipil, melakukan kejahatan perang ganda yaitu menargetkan dan membantai warga sipil sambil bersembunyi di belakang warga sipil mereka sendiri, maka praktik kotor ini akan menyebar.
“Dan saya katakan kepada presiden Perancis dan teman-teman kita yang lain—hal ini akan sampai kepada Anda juga,” katanya.
“Imunitas tidak boleh diberikan kepada teroris yang melakukan kejahatan perang ganda ini. Kami benar-benar melakukan segalanya untuk meminimalkan kerugian terhadap warga sipil atau non-milisi, namun kami tidak akan memberikan izin kepada Hamas untuk membunuh warga kami tanpa tanggapan kami. Kita bisa melakukannya tanpa khotbah moral.”
Lihat Juga: 6 Kendala ICC Tak Mampu Menangkap PM Benjamin Netanyahu, Salah Satunya Arab dan Mesir Juga Tak Berkutik
Itu tak akan dihentikan bahkan jika Israel harus berdiri melawan dunia sekalipun.
Dalam konferensi pers bersama, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Benny Gantz—anggota kabinet perang—menolak kritik internasional yang meningkat mengenai kerugian sipil akibat perang Israel di Gaza.
Mereka justru mendesak para pemimpin Barat untuk memberikan dukungan kepada negara Yahudi tersebut karena kemenangannya akan berarti kemenangan bagi seluruh dunia yang bebas.
Netanyahu juga mengindikasikan bahwa Israel akan menentang kembalinya penguasaan Otoritas Palestina atas Gaza setelah perang—yang merupakan tujuan Amerika Serikat (AS).
Penolakan Israel untuk menghentikan perang ini terjadi setelah beberapa negara menyatakan keprihatinan atas memburuknya situasi kemanusiaan dan jatuhnya korban sipil di Jalur Gaza.
Pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendesak agar lebih banyak tindakan dilakukan untuk melindungi warga sipil di Gaza dan memastikan bantuan kemanusiaan menjangkau mereka, dengan mengatakan, "terlalu banyak warga Palestina yang terbunuh selama perang."
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pada hari Jumat bahwa “tidak ada pembenaran” atas pengeboman Israel terhadap bayi-bayi dan perempuan di Gaza. Dia mengulangi seruannya untuk gencatan senjata di Gaza.
"Tidak ada alasan untuk melakukan hal tersebut. Itu dan tidak ada legitimasi. Jadi kami mendesak Israel untuk berhenti," kata Macron kepada BBC.
Dalam konferensi pers Sabtu malam, Netanyahu mendesak dukungan dunia atas penentangannya terhadap gencatan senjata yang tidak mencakup kembalinya ratusan sandera yang ditahan di Gaza oleh Hamas.
Dia meminta Amerika untuk ikut serta dalam tuntutan penghancuran Hamas, yang menurutnya juga menimbulkan bahaya bagi mereka.
Dia mengeklaim sebagian besar orang Amerika mempunyai kesadaran yang sama.
Netanyahu mencatat bahwa di beberapa negara, ada pihak-pihak yang menekan para pemimpin untuk mendorong gencatan senjata, sebuah referensi yang jelas untuk demonstrasi massal pro-Palestina yang menyerukan tindakan tersebut, seperti demonstrasi massal pada hari Sabtu di London.
“Jangan menyerah pada tekanan,” kata Netanyahu. “Perang kami adalah perang Anda. Israel harus menang demi kepentingannya sendiri dan demi dunia.”
"Bagaimanapun, tidak ada tekanan internasional, tidak ada tuduhan palsu mengenai tentara IDF (Pasukan Pertahanan Israel) dan negara kita,” katanya.
"Israel akan berdiri teguh melawan dunia jika perlu,” tegas Netanyahu, seperti dikutip Times of Israel, Minggu (12/11/2023).
Menanggapi kritik Macron, Netanyahu berkata: “Dia melakukan kesalahan serius, secara faktual dan moral. Hamas-lah yang mencegah evakuasi warga sipil, bukan Israel.”
“Israel menyuruh mereka pergi,” tegas Netanyahu, menjelaskan bahwa Hamas, bukan Israel, yang menembaki koridor kemanusiaan yang disiapkan bagi warga Gaza utara untuk mengungsi, dan bahwa Hamas menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.
“Bukan Israel yang menempatkan dirinya di rumah sakit, di sekolah, di UNRWA dan fasilitas PBB—tapi Hamas. Oleh karena itu, bukan Israel tetapi Hamas yang bertanggung jawab atas kerugian yang dialami warga sipil,” bantah Netanyahu.
Lebih lanjut, dia mengatakan jika dunia bebas menyucikan praktik teroris yang berperang di kalangan warga sipil, melakukan kejahatan perang ganda yaitu menargetkan dan membantai warga sipil sambil bersembunyi di belakang warga sipil mereka sendiri, maka praktik kotor ini akan menyebar.
“Dan saya katakan kepada presiden Perancis dan teman-teman kita yang lain—hal ini akan sampai kepada Anda juga,” katanya.
“Imunitas tidak boleh diberikan kepada teroris yang melakukan kejahatan perang ganda ini. Kami benar-benar melakukan segalanya untuk meminimalkan kerugian terhadap warga sipil atau non-milisi, namun kami tidak akan memberikan izin kepada Hamas untuk membunuh warga kami tanpa tanggapan kami. Kita bisa melakukannya tanpa khotbah moral.”
Lihat Juga: 6 Kendala ICC Tak Mampu Menangkap PM Benjamin Netanyahu, Salah Satunya Arab dan Mesir Juga Tak Berkutik
(mas)
tulis komentar anda