Memilukan, 2 Bayi Prematur Meninggal karena Listrik RS al-Shifa Gaza Padam
Minggu, 12 November 2023 - 07:49 WIB
Mohammed Obeid, seorang ahli bedah di RS al-Shifa, membenarkan kematian dua bayi baru lahir tersebut dan mengatakan seorang pasien dewasa juga meninggal karena tidak ada listrik untuk ventilatornya.
“Kami ingin seseorang memberi kami jaminan bahwa mereka dapat mengevakuasi pasien, karena kami memiliki sekitar 600 pasien rawat inap,” katanya, dalam rekaman audio yang di-posting oleh badan amal medis Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres, atau MSF).
Ismail Yassin, ayah dari dua bayi perempuan prematur–Mira dan Dahab–di RS al-Shifa, mengatakan dia dipisahkan dari bayi kembar berusia 33 hari ketika dia harus mengungsi ke Gaza selatan bersama istrinya.
“Mereka harus tetap tinggal di inkubator di al-Shifa. Saya tidak bisa menggambarkan perasaan saya. Saya tidak bisa memberikan rasa aman kepada anak-anak saya yang baru lahir,” katanya, seraya menambahkan bahwa dia telah meminta Palang Merah dan organisasi internasional untuk membantu memindahkan anak-anaknya.
“Saya ingin informasi tentang putri saya. Saya harap mereka baik-baik saja. Saya ingin seseorang memindahkan anak-anak dari al-Shifa ke saya dan ibu mereka di selatan,” pintanya melalui telepon kepada Al Jazeera.
Para saksi di RS mengatakan kepada kantor berita AFP melalui telepon bahwa terjadi tembakan tanpa henti, serangan udara, dan tembakan artileri yang menghalangi orang untuk bergerak bahkan di dalam kompleks medis.
Menurut Abu Salmiya, RS telah mencoba mengatur evakuasi dengan Palang Merah namun masih belum jelas apakah mereka dapat membantu.
“Saat kami berkomunikasi dengan Palang Merah, meminta perlindungan dari mereka, mereka memberi kami izin untuk memindahkan bayi-bayi tersebut ke tempat lain dalam waktu satu jam,” katanya.
“Kami membutuhkan jalan keluar yang aman dan transportasi yang aman dengan ambulans dan inkubator untuk menjaga mereka [bayi-bayi tersebut] tetap hidup. Jika jaminan ini diberikan oleh Palang Merah, kami akan melakukan hal ini.”
Abu Salmiya membantah bahwa militer Israel menawarkan bantuan untuk mengangkut bayi-bayi tersebut, meskipun dia berupaya untuk mengatur evakuasi.
“Kami ingin seseorang memberi kami jaminan bahwa mereka dapat mengevakuasi pasien, karena kami memiliki sekitar 600 pasien rawat inap,” katanya, dalam rekaman audio yang di-posting oleh badan amal medis Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres, atau MSF).
Ismail Yassin, ayah dari dua bayi perempuan prematur–Mira dan Dahab–di RS al-Shifa, mengatakan dia dipisahkan dari bayi kembar berusia 33 hari ketika dia harus mengungsi ke Gaza selatan bersama istrinya.
“Mereka harus tetap tinggal di inkubator di al-Shifa. Saya tidak bisa menggambarkan perasaan saya. Saya tidak bisa memberikan rasa aman kepada anak-anak saya yang baru lahir,” katanya, seraya menambahkan bahwa dia telah meminta Palang Merah dan organisasi internasional untuk membantu memindahkan anak-anaknya.
“Saya ingin informasi tentang putri saya. Saya harap mereka baik-baik saja. Saya ingin seseorang memindahkan anak-anak dari al-Shifa ke saya dan ibu mereka di selatan,” pintanya melalui telepon kepada Al Jazeera.
Para saksi di RS mengatakan kepada kantor berita AFP melalui telepon bahwa terjadi tembakan tanpa henti, serangan udara, dan tembakan artileri yang menghalangi orang untuk bergerak bahkan di dalam kompleks medis.
Menurut Abu Salmiya, RS telah mencoba mengatur evakuasi dengan Palang Merah namun masih belum jelas apakah mereka dapat membantu.
“Saat kami berkomunikasi dengan Palang Merah, meminta perlindungan dari mereka, mereka memberi kami izin untuk memindahkan bayi-bayi tersebut ke tempat lain dalam waktu satu jam,” katanya.
“Kami membutuhkan jalan keluar yang aman dan transportasi yang aman dengan ambulans dan inkubator untuk menjaga mereka [bayi-bayi tersebut] tetap hidup. Jika jaminan ini diberikan oleh Palang Merah, kami akan melakukan hal ini.”
Abu Salmiya membantah bahwa militer Israel menawarkan bantuan untuk mengangkut bayi-bayi tersebut, meskipun dia berupaya untuk mengatur evakuasi.
tulis komentar anda