AS Prihatin Korban Tewas Serangan Brutal Israel di Jalur Gaza Tembus 11.000 Jiwa

Sabtu, 11 November 2023 - 07:38 WIB
AS prihatin korban tewas serangan brutal Israel di Jalur Gaza tembur 11.000 jiwa. Foto/Al Jazeera
NEW DELHI - Amerika Serikat (AS) menyuarakan keprihatinannya terkait jumlah korban tewas dalam serangan brutal Isrel ke Jalur Gaza yang terus meningkat. Terbaru, para pejabat kesehatan Palestina mengatakan jumlah korban tewas dalam pemboman Israel selama lima minggu telah mencapai 11.000 orang.

Pertempuran antara pasukan Israel dan militan Hamas meningkat di dekat dan sekitar rumah sakit di Kota Gaza yang terkepung dan penuh sesak, yang menurut para pejabat Palestina terkena ledakan dan tembakan.

"Terlalu banyak warga Palestina yang terbunuh; terlalu banyak yang menderita dalam beberapa minggu terakhir ini," ujar Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam komentarnya yang paling keras hingga saat ini mengenai penderitaan warga sipil yang terjebak dalam baku tembak di Gaza kepada wartawan saat berkunjung ke India seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (11/10/2023).



Blinken menyambut baik jeda kemanusiaan Israel selama empat jam setiap hari yang diumumkan Gedung Putih pada hari Kamis tetapi mengatakan diperlukan lebih banyak tindakan untuk melindungi warga sipil Gaza.

Gedung Putih pada hari Kamis waktu setempat mengatakan bahwa Israel setuju untuk menghentikan operasi militer di bagian utara Gaza selama empat jam sehari, dan tentara mengatakan warga Palestina pada hari Jumat diizinkan untuk meninggalkan jalan selama tujuh jam di selatan, namun tidak ada tanda-tanda pertempuran akan berhenti.

Israel semakin mendapat seruan untuk menahan diri dalam perang yang telah berlangsung selama sebulan dengan Hamas, namun mengatakan bahwa militan Islam, yang menyerang Israel pada 7 Oktober dan menyandera, akan memanfaatkan gencatan senjata untuk berkumpul kembali.

Presiden Prancis Emmanuel Macron kepada BBC mengatakkan bahwa Israel harus berhenti mengebom Jalur Gaza dan membunuh warga sipil. Ia menambahkan bahwa tidak ada pembenaran atas meningkatnya jumlah korban warga sipil.

“De facto, hari ini, warga sipil dibom – secara de facto. Bayi-bayi ini, wanita-wanita ini, orang-orang tua ini dibom dan dibunuh. Jadi tidak ada alasan untuk itu dan tidak ada legitimasi. Jadi kami mendesak Israel untuk berhenti,” katanya pada hari Jumat. .

Tentara Israel mengatakan warga Palestina diizinkan meninggalkan wilayah tersebut selama lebih dari tujuh jam di sepanjang jalan selatan pada hari Jumat, namun tidak ada tanda-tanda pertempuran akan berhenti.



Warga Palestina mengatakan sebuah rudal Israel menghantam jalan yang digunakan orang-orang untuk melarikan diri ke selatan dan media yang dikelola Hamas mengatakan tiga orang tewas.

Sementara itu, pertempuran antara Israel dan Hamas meningkat di dekat dan sekitar rumah sakit di Kota Gaza yang terkepung dan penuh sesak, ketika pasukan Israel mendorong lebih jauh ke wilayah tersebut. Pejabat Palestina mengatakan rudal yang mendarat di halaman rumah sakit terbesar di Gaza, Al-Shifa, pada dini hari, merusak Rumah Sakit Indonesia dan dilaporkan membakar rumah sakit kanker anak Nasser Rantissi. Sekolah Al-Buraq di Kota Gaza juga terkena serangan.

Rumah sakit tersebut berada di Gaza utara, tempat yang menurut Israel merupakan tempat terkonsentrasinya militan Hamas, dan penuh dengan pengungsi, pasien, serta dokter. Israel mengatakan Hamas menggunakan mereka sebagai tameng manusia, namun kelompok ini membantahnya.

“Israel kini melancarkan perang terhadap rumah sakit di Kota Gaza, terhadap Rantissi, rumah sakit Nasser, dan terhadap Al-Shifa,” kata Mohammad Abu Selmeyah, direktur Rumah Sakit Al-Shifa.

Militer Israel kemudian mengatakan bahwa proyektil yang salah sasaran yang diluncurkan oleh militan Palestina di Gaza telah mengenai Al-Shifa. Israel sebelumnya menyalahkan roket yang ditembakkan oleh militan sebagai penyebab ledakan yang menghantam Rumah Sakit al-Ahli pada pertengahan Oktober, yang menurut para pejabat Gaza menewaskan ratusan orang.

Juru bicara militer Israel, Letkol. Richard Hecht mengatakan, tentara Zioinis tidak menembaki rumah sakit.

"Jika kami melihat teroris Hamas melepaskan tembakan dari rumah sakit, kami akan melakukan apa yang perlu kami lakukan. Kami sadar akan sensitivitasnya, namun sekali lagi, jika kami melihat teroris Hamas, kami akan membunuh mereka," ujarnya.

Tank-tank Israel, yang telah bergerak maju melalui Gaza utara selama hampir dua minggu, telah mengambil posisi di sekitar fasilitas Nasser Rantissi dan Rumah Sakit Al-Quds, kata staf medis sebelumnya, sehingga meningkatkan kewaspadaan.

Palang Merah Palestina mengatakan pasukan Israel menembaki Al-Quds, dan terjadi bentrokan sengit yang menewaskan satu orang dan melukai 28 orang, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak.



Ashraf Al-Qidra, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, mengatakan Israel telah mengebom gedung Rumah Sakit Al-Shifa sebanyak lima kali sejak Kamis malam.

“Seorang warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan dini hari itu,” katanya. Video yang diverifikasi Reuters menunjukkan adegan panik dan orang-orang berlumuran darah.

Seorang pembuat video Palestina, Ahmed Hijazi, menangkap beberapa kejadian setelah kejadian di Al-Shifa dalam rekaman grafis yang dibagikan di media sosial dan diverifikasi oleh Reuters. Hijazi mendokumentasikan situasi di kompleks rumah sakit setiap hari dan telah mengumpulkan dua juta pengikut di Instagram.

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan rekan-rekannya telah melaporkan “kekerasan hebat” di Al-Shifa dan “pengeboman besar-besaran” di Nasser Rantissi. Kementerian Kesehatan setempat kemudian mengatakan bahwa RS Rantissi dilaporkan terbakar setelah terkena serangan langsung.

“Israel… saat fajar menargetkan sejumlah rumah sakit di Jalur Gaza,” kata Menteri Kesehatan Palestina Mai Alkaila.

Seseorang yang mengatakan mereka adalah anggota staf Rumah Sakit Anak Nasser mengunggah permohonan di media sosial yang mengatakan bahwa mereka dikepung.

Indonesia mengatakan beberapa bagian Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara telah rusak akibat ledakan semalam di dekatnya.

Komite Palang Merah Internasional mengatakan sistem layanan kesehatan di Gaza telah mencapai “titik yang tidak bisa kembali lagi”.

Para pejabat Palestina mengatakan pada hari Jumat bahwa 11.078 warga Gaza telah tewas dalam serangan udara dan artileri sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More