Misteri Tragedi Beirut, Amonium Nitrat dan Peringatan Mossad Setahun Lalu

Kamis, 06 Agustus 2020 - 08:47 WIB
Amonium nitrat juga merupakan bahan utama dalam sebuah bom yang menghancurkan sebuah bangunan federal di Oklahoma City pada tahun 1995.

Tahun lalu, badan intelijen Israel; Mossad, telah memperingatkan agen-agen intelijen Eropa tentang kelompok Hizbullah Lebanon dan sel-selnya di luar negeri telah menyimpan amonium nitrat untuk digunakan dalam bom di London, Siprus dan tempat lain. Namun, Mossad tidak menyebutkan keberadaan bahan itu di Beirut.

Mengutip laporan Times of Israel, selama tiga setengah tahun terakhir Mossad memainkan "permainan kucing-dan-tikus" dengan kelompok Hizbullah untuk menghalangi upaya kelompok itu membangun gudang bahan peledak dari Thailand hingga New York.

Informasi dari Mossad kala itu menyebutkan tiga ton amonium nitrat ada di empat lokasi di London utara dan telah digerebek oleh Polisi Metropolitan London pada September 2015. Tembolok lain yang ditanam oleh sel Hizbollah ditemukan di Siprus, Thailand dan negara-negara Eropa yang belum disebutkan namanya. (Baca juga: PM Lebanon Sebut 2.750 Ton Amonium Nitrat Penyebab Ledakan Beirut )

Kepala Keamanan Umum Libanon, Mayor Jenderal Abbas Ibrahim, mengatakan bahan-bahan amonium nitrat di Beirut itu merupakan sitaan selama bertahun-tahun dan disimpan di gudang. Jarak tempat penyimpanan hanya beberapa menit perjalanan dari distrik perbelanjaan dan kehidupan malam di Beirut.

Menurut outlet berita Lebanon MTV, bahan itu telah disita pada 2014 ketika ditemukan di kapal yang rusak yang dimaksudkan untuk membawa buldoser ke Zambia, dan disimpan di gudang di pelabuhan.

Jauh-jauh hari sebelum tragedi ledakan Beirut, baik mantan maupun kepala bea cukai Lebanon saat ini telah meminta pihak berwenang untuk memindahkan bahan kimia tersebut, karena bahaya yang ditimbulkannya. Namun, permintaan itu tidak mendapat respons.

Dewan Pertahanan Tertinggi Lebanon telah memerintahkan agar pihak berwenang menyelesaikan penyelidikan awal mengenai penyebab ledakan dalam waktu lima hari.

Seorang tentara di pelabuhan Beirut, tempat kerabat orang hilang mencari berita tentang orang yang mereka cintai, mengatakan kepada AFP,Kamis (6/8/2020); "Ini adalah malapetaka. Ada mayat di tanah. Ambulans masih mengangkat orang meninggal."
(min)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More