Mengenal Gereja Santo Porfirius, Gereja Tertua di Gaza yang Dibom Israel
Senin, 23 Oktober 2023 - 20:40 WIB
GAZA - Gereja Santo Porfirius baru-baru ini menjadi lokasi sasaran serangan udara Israel . Disebutkan jika serangan itu telah menimbulkan kerusakan parah pada gereja tersebut.
Menurut Patriarkat, bangunan yang dibom itu berafiliasi dengan gereja dan runtuh akibat ledakan setelah serangan tersebut. Patriarkat Ortodoks Yunani lantas mengutuk keras serangan udara tersebut, dan menyebutnya sebagai kejahatan perang.
Menurut Al Jazeera, Gereja itu melindungi ratusan orang ketika sebuah bom Israel merusak salah satu dari empat bangunan di kompleksnya dan menyebabkan langit-langitnya runtuh hingga membuat puluhan orang terjebak di bawah beton, menurut para saksi.
Gereja Santo Porfirius sendiri merupakan bagian penting dari Jalur Gaza, bahkan dikatakan sebagai salah satu gereja tertua di wilayah tersebut.
Gereja ini didedikasikan untuk Santo Porfirius, yang merupakan santo Kristen yang dikenal karena pengabdian dan kehidupan rohani yang kuat.
Santo Porphyrius adalah uskup Gaza dari tahun 395 M hingga kematiannya pada tahun 420 M. Dia hanya dikenal melalui Vita Porphyria, sebuah hagiografi jelas yang ditulis oleh Mark the Deacon.
Pembangunan Gereja itu diketahui baru selesai kurang dari lima tahun setelah kematian Porphyrius. Jasad Porphyrius sendiri dimakamkan di bagian timur laut gereja.
Bangunan tersebut sempat menjadi masjid, sebelum akhirnya direklamasi dan dibangun kembali pada abad ke-12 oleh beberapa Tentara Salib.
Renovasi besar terakhir dilakukan pada tahun 1856. Gereja ini secara arsitektur sangat mirip dengan Masjid Agung Gaza, yang dulunya adalah Katedral Santo Yohanes Pembaptis.
Saat ini gereja tersebut menjadi salah satu dari tiga gereja di Gaza, dua lainnya adalah Gereja Katolik Keluarga Kudus di Jalan Zeitoun dan Gereja Baptis Gaza.
Menurut Patriarkat, bangunan yang dibom itu berafiliasi dengan gereja dan runtuh akibat ledakan setelah serangan tersebut. Patriarkat Ortodoks Yunani lantas mengutuk keras serangan udara tersebut, dan menyebutnya sebagai kejahatan perang.
Menurut Al Jazeera, Gereja itu melindungi ratusan orang ketika sebuah bom Israel merusak salah satu dari empat bangunan di kompleksnya dan menyebabkan langit-langitnya runtuh hingga membuat puluhan orang terjebak di bawah beton, menurut para saksi.
Gereja Santo Porfirius sendiri merupakan bagian penting dari Jalur Gaza, bahkan dikatakan sebagai salah satu gereja tertua di wilayah tersebut.
Mengenal Gereja Santo Porfirius
Dilansir dari Indian Express, Gereja Santo Porfirius terletak di Kawasan Zaytun Kota Tua Gaza. Gereja bersejarah itu pertama kali ditahbiskan sekitar tahun 425 M.Gereja ini didedikasikan untuk Santo Porfirius, yang merupakan santo Kristen yang dikenal karena pengabdian dan kehidupan rohani yang kuat.
Santo Porphyrius adalah uskup Gaza dari tahun 395 M hingga kematiannya pada tahun 420 M. Dia hanya dikenal melalui Vita Porphyria, sebuah hagiografi jelas yang ditulis oleh Mark the Deacon.
Pembangunan Gereja itu diketahui baru selesai kurang dari lima tahun setelah kematian Porphyrius. Jasad Porphyrius sendiri dimakamkan di bagian timur laut gereja.
Bangunan tersebut sempat menjadi masjid, sebelum akhirnya direklamasi dan dibangun kembali pada abad ke-12 oleh beberapa Tentara Salib.
Renovasi besar terakhir dilakukan pada tahun 1856. Gereja ini secara arsitektur sangat mirip dengan Masjid Agung Gaza, yang dulunya adalah Katedral Santo Yohanes Pembaptis.
Saat ini gereja tersebut menjadi salah satu dari tiga gereja di Gaza, dua lainnya adalah Gereja Katolik Keluarga Kudus di Jalan Zeitoun dan Gereja Baptis Gaza.
(ahm)
tulis komentar anda