10 Fakta 75 tahun Dukungan AS untuk Israel, dari Truman hingga Biden

Senin, 16 Oktober 2023 - 13:25 WIB

5. Presiden Jimmy Carter menjadi perantara perdamaian antara Mesir dan Israel

Carter mempertemukan Perdana Menteri Israel Menachem Begin dan Presiden Mesir Anwar Sadat untuk Perjanjian Camp David, yang menciptakan perdamaian abadi antara Israel dan Mesir, tetangga Arabnya di Selatan.

Saat ini, Israel memberlakukan perbatasannya di Jalur Gaza, begitu pula Mesir. Lebih dari dua juta warga Palestina tinggal di jalur seluas 140 mil persegi tanpa kemampuan untuk keluar dengan mudah adalah alasan mengapa penjara tersebut saat ini sering disebut sebagai penjara terbuka terbesar di dunia.

Jika mewujudkan perdamaian antara Israel dan Mesir adalah kemenangan Carter, maka kegagalannya bukanlah menjamin pembebasan sandera Amerika yang ditahan di Iran. Jadi mungkin ada ironi sekarang bahwa Biden menjadi sasaran para kandidat presiden dari Partai Republik karena dianggap memikul tanggung jawab atas perang yang terjadi di Israel saat ini karena ia membeli pembebasan lima tahanan AS yang ditahan di Iran dengan menyetujui untuk mencairkan USD6 miliar dana Iran yang disimpan oleh Korea Selatan. Kisah penyanderaan Iran pada masa kepresidenan Carter memikat publik Amerika selama lebih dari setahun.

Saat Sadat dibunuh pada tahun 1981, Carter tahu bahwa pekerjaannya belum selesai.

“Dia menyadari bahwa Sadat benar-benar telah membayar, memberikan nyawanya untuk Camp David,” kata Brinkley, seraya menambahkan bahwa Carter menyimpan foto Sadat di dompetnya. “Jadi, Carter, sebagai mantan presiden, benar-benar berusaha keras untuk menciptakan tanah air Palestina.”

Aktivisme semacam ini bagi warga Palestina akan disambut baik oleh kelompok sayap kiri Partai Demokrat saat ini.

Marinir dibom pada tahun 1983 dalam misi perdamaian terkait Israel.

Ronald Reagan menekankan hubungan yang lebih erat dengan Israel, sebuah jalan yang berkontribusi terhadap ketegangan personel AS di wilayah tersebut. Marinir AS dikirim ke Lebanon sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian setelah Israel menyerbu untuk mengejar anggota Organisasi Pembebasan Palestina. Kedutaan Besar AS dan Barak Marinir AS sama-sama dibom di Beirut, Lebanon, pada tahun 1983.

Hizbullah, kelompok yang memiliki hubungan dengan Iran, yang saat itu masih dalam tahap pertumbuhan, dinyatakan bertanggung jawab atas serangan barak, yang menewaskan 241 tentara AS. Pengadilan AS memutuskan bahwa keluarga korban pemboman harus mendapatkan $1,75 miliar dana Iran yang disimpan di rekening Citibank New York.

Skema penjualan rudal ke Iran pada tahun 1980-an dengan imbalan pembebasan sandera Amerika di Lebanon merupakan momen penting karena hampir menjatuhkan kepresidenan Reagan.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!