Jerman Mengakui Senjata yang Dikirim ke Ukraina Bobrok dan Ketinggalan Jaman
Rabu, 27 September 2023 - 05:01 WIB
BERLIN - Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Annalena Baerbock mengakui beberapa senjata yang diberikan Berlin kepada Kiev untuk membantu perjuangannya melawan Rusia berada dalam kondisi buruk atau ketinggalan jaman.
Dalam wawancara dengan CNN yang dirilis pada Senin (25/9/2023), Baerbock mengakui adanya masalah teknis besar dengan pengiriman senjata ke Ukraina.
Dia mengakui upaya melengkapi Kiev dengan senjata telah terhambat karena penundaan.
Baerbock menekankan Ukraina tidak akan mendapatkan keuntungan dari janji untuk mengirimkan senjata yang belum dipenuhi, atau pengiriman peralatan militer yang tidak dapat dioperasikan.
“Beberapa dari sistem kami sangat kuno… dan kami telah mengatakan pada awalnya bahwa beberapa di antaranya tidak berfungsi,” ujar dia.
Dia menjelaskan hal ini disebabkan oleh fakta bahwa Jerman tidak berperang dalam perang besar selama beberapa dekade.
“Ketika kami mengirimkan sesuatu, hal itu harus berhasil di lapangan,” tegas dia, seraya menambahkan inilah alasan mengapa Jerman belum memberikan Ukraina rudal jarak jauh Taurus yang menurutnya sangat canggih.
“Ini yang terbaru (kami punya), jadi harus jelas setiap detailnya, bagaimana cara kerjanya, siapa sebenarnya yang bisa mengoperasikannya. Ya, hal ini membutuhkan waktu… namun ketika kami mengirimkannya, hal itu harus berhasil,” papar dia.
Dia menambahkan pertimbangan yang sama juga berlaku untuk beberapa persenjataan buatan Jerman lainnya.
Selama beberapa bulan Ukraina telah meminta rudal Taurus, yang memiliki jangkauan sekitar 500 kilometer dan dapat membawa hulu ledak seberat 500 kilogram.
Namun, meskipun ada laporan media bahwa Berlin sedang menyiapkan pengiriman, Baerbock memperingatkan awal bulan ini bahwa pengiriman tidak akan dilakukan dalam waktu dekat karena “setiap detail harus diselesaikan terlebih dahulu.”
Jerman juga enggan memasok rudal tersebut karena kekhawatiran eskalasi besar-besaran dapat terjadi jika Kiev menggunakannya untuk menyerang jauh ke Rusia.
Pekan lalu, Der Spiegel melaporkan, mengutip sumber, bahwa Ukraina menolak menerima sepuluh tank Leopard 1 yang sudah ketinggalan zaman karena kondisi mekanisnya yang buruk.
Pejabat Ukraina dilaporkan mengatakan kepada Jerman bahwa kendaraan lapis baja yang telah tiba di Polandia harus diperbaiki sebelum dikerahkan ke garis depan, namun tidak ada personel pemeliharaan atau suku cadang yang dapat melakukannya.
Rusia telah berulang kali memperingatkan negara-negara Barat agar tidak memasok senjata ke Ukraina, dengan alasan hal itu hanya akan memperpanjang konflik tanpa mengubah hasil akhirnya.
Dalam wawancara dengan CNN yang dirilis pada Senin (25/9/2023), Baerbock mengakui adanya masalah teknis besar dengan pengiriman senjata ke Ukraina.
Dia mengakui upaya melengkapi Kiev dengan senjata telah terhambat karena penundaan.
Baerbock menekankan Ukraina tidak akan mendapatkan keuntungan dari janji untuk mengirimkan senjata yang belum dipenuhi, atau pengiriman peralatan militer yang tidak dapat dioperasikan.
“Beberapa dari sistem kami sangat kuno… dan kami telah mengatakan pada awalnya bahwa beberapa di antaranya tidak berfungsi,” ujar dia.
Dia menjelaskan hal ini disebabkan oleh fakta bahwa Jerman tidak berperang dalam perang besar selama beberapa dekade.
“Ketika kami mengirimkan sesuatu, hal itu harus berhasil di lapangan,” tegas dia, seraya menambahkan inilah alasan mengapa Jerman belum memberikan Ukraina rudal jarak jauh Taurus yang menurutnya sangat canggih.
“Ini yang terbaru (kami punya), jadi harus jelas setiap detailnya, bagaimana cara kerjanya, siapa sebenarnya yang bisa mengoperasikannya. Ya, hal ini membutuhkan waktu… namun ketika kami mengirimkannya, hal itu harus berhasil,” papar dia.
Dia menambahkan pertimbangan yang sama juga berlaku untuk beberapa persenjataan buatan Jerman lainnya.
Selama beberapa bulan Ukraina telah meminta rudal Taurus, yang memiliki jangkauan sekitar 500 kilometer dan dapat membawa hulu ledak seberat 500 kilogram.
Namun, meskipun ada laporan media bahwa Berlin sedang menyiapkan pengiriman, Baerbock memperingatkan awal bulan ini bahwa pengiriman tidak akan dilakukan dalam waktu dekat karena “setiap detail harus diselesaikan terlebih dahulu.”
Jerman juga enggan memasok rudal tersebut karena kekhawatiran eskalasi besar-besaran dapat terjadi jika Kiev menggunakannya untuk menyerang jauh ke Rusia.
Pekan lalu, Der Spiegel melaporkan, mengutip sumber, bahwa Ukraina menolak menerima sepuluh tank Leopard 1 yang sudah ketinggalan zaman karena kondisi mekanisnya yang buruk.
Pejabat Ukraina dilaporkan mengatakan kepada Jerman bahwa kendaraan lapis baja yang telah tiba di Polandia harus diperbaiki sebelum dikerahkan ke garis depan, namun tidak ada personel pemeliharaan atau suku cadang yang dapat melakukannya.
Rusia telah berulang kali memperingatkan negara-negara Barat agar tidak memasok senjata ke Ukraina, dengan alasan hal itu hanya akan memperpanjang konflik tanpa mengubah hasil akhirnya.
(sya)
tulis komentar anda