5 Fakta Latar Belakang Konflik Sungai Nil Mesir Vs Ethiopia

Jum'at, 15 September 2023 - 14:10 WIB
Bahkan tanpa memperhitungkan bendungan, negara yang sebagian besar gurun ini kekurangan air. Negara ini mengimpor sekitar setengah produk makanannya dan mendaur ulang sekitar 25 bcm (bank cubic meter) air setiap tahunnya.

Mesir menuduh Ethiopia tidak memperhitungkan risiko kondisi kekeringan seperti yang terjadi di Lembah Nil pada akhir tahun 1970an dan awal tahun 1980an.

Meski mengakui skenario seperti itu tidak mungkin terjadi, Mesir mengatakan negaranya bisa kehilangan lebih dari satu juta lapangan kerja dan USD1,8 miliar produksi ekonomi setiap tahunnya.

Oleh karena itu, mereka menginginkan proses pengisian tahap pertama yang memakan waktu dua tahun dapat diperpanjang, dan Ethiopia dapat menjaminnya sebesar 40 bcm per tahun setelah tahap pertama selesai.

4. Ethiopia Menuding Mesir Mengkolonialisasi Sungai Nil



Foto/Reuters

Ethiopia, dengan populasi lebih dari 100 juta orang, menuduh Mesir berusaha mempertahankan cengkeraman era kolonial atas perairan Sungai Nil.

Addis Ababa mengatakan Kairo berusaha menyandera proyek tersebut dengan menerapkan aturan mengenai pengisian dan pengoperasian bendungan.

Dikatakan bahwa mereka mempertimbangkan kepentingan Mesir dan Sudan – negara hilir lainnya – dan bahwa persyaratan Mesir untuk jaminan 40 bcm tidak realistis.

Dikatakan juga bahwa meskipun mereka dapat mengisi waduk dalam dua hingga tiga tahun, mereka memberikan konsesi dengan mengusulkan proses yang memakan waktu empat hingga tujuh tahun.

Ethiopia telah berulang kali menolak usulan Mesir untuk menggunakan mediator pihak keempat, dan mengatakan bahwa Kairo berusaha menghindari diskusi tiga arah.

5. Perundingan Selalu Menemui Jalan Buntu



Foto/Reuters

Kedua belah pihak saling menuduh menunda perundingan, yang dilanjutkan di Kairo dan Khartoum. Tapi, perundingan kerap buntu dan tidak memiliki jalan keluar.

Mesir dengan antusias menerima undangan dari AS untuk melakukan pembicaraan terpisah di Washington.

Mesir dan Sudan berpendapat bahwa aturan umum untuk operasi Gerd harus disepakati, karena khawatir Ethiopia yang haus energi akan memperburuk kekurangan air yang ada di negara mereka.

Negosiasi mengenai proyek tersebut dilanjutkan bulan lalu, namun sempat terhenti pada tahun 2021.

Dalam sebuah pernyataan di Facebook, Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan pengisian bendungan secara “sepihak” oleh Ethiopia melanggar deklarasi prinsip yang ditandatangani oleh ketiga negara pada tahun 2015, dan mencap tindakan Ethiopia “ilegal”.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More