Dahsyatnya Banjir Libya, Mayat-mayat Terdampar di Pantai

Rabu, 13 September 2023 - 21:25 WIB
Warga memeriksa mayat di luar rumah sakit, setelah badai dahsyat dan hujan lebat melanda Derna, Libya pada 12 September 2023 lalu. Foto/REUTERS/Esam Omran Al-Fetori
DERNA - Mayat-mayat korban banjir dahsyat yang melanda Libya terdampar di pantai di Libya timur pada Rabu (13/9/2023). Temuan ini menambah jumlah korban tewas akibat badai yang menyapu seluruh wilayah hingga ke laut, dengan ribuan orang dipastikan tewas dan ribuan lainnya masih hilang.

Sebagian besar kota Derna di Mediterania hancur akibat aliran banjir, yang terjadi setelah hujan akibat badai dahsyat menghancurkan bendungan di atas kota itu pada Minggu malam. Seluruh gedung bertingkat tersapu dan keluarga-keluarga yang tidur di dalamnya tersapu.

Menteri Penerbangan Sipil di pemerintahan yang memerintah Libya timur, Hichem Abu Chkiouat mengatakan, laut terus-menerus menyapu puluhan mayat.



“Kami menghitung lebih dari 5.300 orang tewas sejauh ini, dan kemungkinan besar jumlahnya akan meningkat secara signifikan bahkan mungkin dua kali lipat karena jumlah orang hilang juga ribuan,” tambahnya seperti dikutip dari Reuters.

Ia mengatakan puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal, sambil meminta bantuan internasional dan menambahkan bahwa Libya tidak memiliki pengalaman untuk menangani dampak bencana tersebut.

Para pejabat mengatakan setidaknya 10.000 orang dikhawatirkan hilang atau tewas, meskipun jumlah korban tewas yang dikonfirmasi sejauh ini bervariasi.



Tariq Kharaz, juru bicara otoritas timur, mengatakan 3.200 mayat telah ditemukan, dan 1.100 di antaranya belum teridentifikasi.

Di sebuah rumah sakit di Derna pada hari Selasa kemarin, sejumlah mayat yang dibungkus selimut dibaringkan di lantai di koridor atau di luar di trotoar, agar warga dapat mencoba mengidentifikasi mereka.

Mustafa Salem mengatakan tidak ada seorang pun yang ditemukan hidup dari seluruh keluarga besarnya yang tinggal di rumah berdekatan di dekat lembah sungai, di seberang masjid.

“Orang-orang tertidur dan tidak ada yang siap,” katanya kepada Reuters. “Kami kehilangan 30 orang sejauh ini, 30 anggota keluarga yang sama. Kami belum menemukan siapa pun,” ujarnya.

Badan migrasi PBB, Organisasi Internasional untuk Migrasi, mengatakan setidaknya 30.000 orang telah mengungsi di Derna.

“Hal yang paling penting bagi tim pencari adalah kami membutuhkan tas untuk mayat,” Lutfi al-Misrati, direktur tim pencarian, mengatakan kepada Al Jazeera dalam sebuah wawancara telepon.

Kehancuran terlihat jelas dari titik-titik tinggi di atas Derna, di mana pusat kota yang padat penduduk, yang dibangun di sepanjang dasar sungai musiman, kini menjadi tanah datar berbentuk bulan sabit dengan hamparan air berlumpur yang berkilauan di bawah sinar matahari, seluruh bangunannya tersapu.



Saat Reuters sedang dalam perjalanan untuk kembali ke kota pada hari Rabu, konvoi bantuan dan truk yang membawa buldoser terlihat masuk ke kota itu.

Foto-foto satelit kota tersebut sebelum dan sesudah bencana menunjukkan bahwa jalur air sempit yang melewati pusat kota kini menjadi lebar, dan semua bangunan yang berada di sepanjang jalur tersebut telah hilang. Di bagian lain kota, bangunan-bangunan juga tersapu.

Operasi penyelamatan diperumit oleh perpecahan politik yang mendalam di negara berpenduduk 7 juta orang yang tidak memiliki pemerintahan pusat yang kuat dan terus berperang sejak pemberontakan yang didukung NATO yang menggulingkan Muammar Gaddafi pada tahun 2011.

Pemerintah Persatuan Nasional (GNU) yang diakui secara internasional berbasis di Tripoli, di barat, sementara pemerintahan paralel beroperasi di timur, termasuk Derna.

Perdana Menteri Libya yang berbasis di Tripoli, Abdulhamid al-Dbeibah, menyebut banjir tersebut sebagai bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ketua Dewan Kepresidenan Libya Mohammed al-Menfi menyerukan persatuan nasional.

Pemerintah negara asing termasuk Mesir, Qatar dan Turki telah bergegas memberikan bantuan ke Libya. Kementerian Pertahanan Italia mengatakan pihaknya mengirim dua pesawat militer, membawa petugas pemadam kebakaran dan personel penyelamat darurat lainnya, serta sebuah kapal angkatan laut.

Uni Emirat Arab telah mengirimkan dua pesawat bantuan yang membawa 150 ton makanan mendesak, bantuan dan pasokan medis ke Libya timur, kantor berita UEA, WAM, melaporkan.



(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More