Hukuman Mati Bomber Boston Marathon Dzhokhar Tsarnaev Dibatalkan

Sabtu, 01 Agustus 2020 - 05:58 WIB
Tsarnaev dan kakak laki-lakinya, Tamerlan Tsarnaev, memicu kepanikan lima hari di Boston pada 15 April 2013, ketika mereka meledakkan dua bom panci buatan sendiri di garis finish maraton dan kemudian bersembunyi.

Tiga malam kemudian, ketika mereka berusaha melarikan diri dari kota, mereka memicu babak teror baru di Boston ketika mereka membajak sebuah mobil dan kemudian menembak mati petugas kepolisian Massachusetts Institute of Technology Sean Collier. Kakak laki-laki Tsarnaev tewas pada malam itu setelah baku tembak dengan polisi, yang berakhir ketika Dzhokhar Tsarnaev menabraknya dengan mobil curian.

Polisi kemudian mengunci Boston dan sebagian besar masyarakat di sekitarnya selama hampir 24 jam, dengan para perwira bersenjata lengkap melakukan pencarian rumah ke rumah melalui pinggiran Watertown, tempat Dzhokhar Tsarnaev ditemukan bersembunyi di sebuah kapal yang berlabuh di halaman belakang.

Hakim federal pada 2015 menyatakan Tsarnaev bersalah atas 30 tuduhan yang dihadapinya dan kemudian memutuskan bahwa dia pantas dihukum mati karena bom yang dia tanam menewaskan Martin Richard yang berusia 8 tahun dan pelajar pertukaran China yang berusia 23 tahun Lingzi Lu. Manajer restoran Krystle Campbell, 29, juga tewas dalam serangan bom yang dilakukan oleh Tamerlan Tsarnaev.

Pengacara Dzhokhar Tsarnaev berpendapat bahwa kasus itu seharusnya tidak diadili di Boston, di mana calon hakim terpapar liputan media yang menyayat hati tentang serangan dan korban, yang banyak di antaranya kehilangan anggota badan.

Pada hari hukumannya dijatuhkan kala itu, Tsarnaev mengakui kejahatannya.

"Saya menyesal atas nyawa yang telah saya ambil, atas penderitaan yang telah saya sebabkan kepada Anda, untuk kerusakan yang telah saya lakukan, kerusakan yang tidak dapat diperbaiki," kata Tsarnaev. "Kalau-kalau ada keraguan, saya bersalah atas serangan ini, bersama dengan saudara saya."
(min)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More