G20 akan Memperluas Keanggotaan, Rangkul Uni Afrika
Kamis, 07 September 2023 - 16:31 WIB
NEW DELHI - Para pemimpin kelompok negara-negara maju G20 telah setuju memberikan keanggotaan permanen kepada Uni Afrika (UA) dalam organisasi tersebut.
Kabar tersebut terungkap dalam berbagai laporan media menjelang pertemuan puncak pekan ini di New Delhi.
Blok yang terdiri dari 55 negara Afrika, yang saat ini diklasifikasikan sebagai “organisasi internasional yang diundang” oleh G20, akan memiliki status yang sama dengan Uni Eropa (UE) dalam kelompok tersebut.
Perdana Menteri India Narendra Modi, yang negaranya saat ini memegang jabatan presiden bergilir G20, dilaporkan mendesak para pemimpin lain untuk menerima Uni Afrika ke dalam kelompok tersebut dalam surat pada Juni.
“Ini akan menjadi langkah yang tepat menuju arsitektur dan tata kelola global yang adil, lebih inklusif, dan representatif,” ungkap media tersebut mengutip dokumen tersebut.
Laporan itu menambahkan, “Perdana Menteri sangat yakin akan adanya suara yang lebih besar dari negara-negara Selatan di platform internasional, khususnya negara-negara Afrika.”
Afrika Selatan saat ini merupakan satu-satunya anggota tetap G20 yang mewakili benua tersebut. Mesir dan Mauritius yang masing-masing terletak di Afrika Utara dan lepas pantai timurnya adalah “yang diundang.”
Aksesi mendatang ke Uni Afrika dikonfirmasi oleh surat kabar The Times of India, kantor berita Bloomberg, dan harian Vedomosti Rusia.
Yang terakhir mengutip Svetlana Lukash, sherpa G20 Rusia, sebagai sumbernya. Dia mencatat Moskow termasuk negara pertama yang mendukung pencalonan tersebut setelah secara resmi diusulkan tahun lalu oleh Presiden Senegal Macky Sall, yang juga merupakan ketua Uni Afrika pada saat itu.
Pejabat tinggi Senegal ini berpendapat pada awal tahun ini bahwa G20 akan menghilangkan “ketidakadilan” yang besar dengan menerima blok tersebut ke dalam kelompoknya.
Negara-negara Afrika secara kolektif menempati peringkat kedelapan di dunia dalam hal PDB, menurut dia pada acara ekonomi di Perancis.
Bloomberg mengatakan AS dan sekutu-sekutunya di Eropa bermaksud memanfaatkan KTT para pemimpin G20 di India, yang dijadwalkan pada akhir pekan ini, untuk merayu negara-negara yang memiliki hubungan baik dengan Moskow dan Beijing.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping tidak akan hadir secara langsung, sehingga membuka peluang hal itu.
Negara-negara Eropa, khususnya, melihat dukungan mereka terhadap upaya Uni Afrika memberi mereka pengaruh di antara negara-negara di benua tersebut, menurut outlet tersebut.
Kabar tersebut terungkap dalam berbagai laporan media menjelang pertemuan puncak pekan ini di New Delhi.
Blok yang terdiri dari 55 negara Afrika, yang saat ini diklasifikasikan sebagai “organisasi internasional yang diundang” oleh G20, akan memiliki status yang sama dengan Uni Eropa (UE) dalam kelompok tersebut.
Perdana Menteri India Narendra Modi, yang negaranya saat ini memegang jabatan presiden bergilir G20, dilaporkan mendesak para pemimpin lain untuk menerima Uni Afrika ke dalam kelompok tersebut dalam surat pada Juni.
“Ini akan menjadi langkah yang tepat menuju arsitektur dan tata kelola global yang adil, lebih inklusif, dan representatif,” ungkap media tersebut mengutip dokumen tersebut.
Laporan itu menambahkan, “Perdana Menteri sangat yakin akan adanya suara yang lebih besar dari negara-negara Selatan di platform internasional, khususnya negara-negara Afrika.”
Afrika Selatan saat ini merupakan satu-satunya anggota tetap G20 yang mewakili benua tersebut. Mesir dan Mauritius yang masing-masing terletak di Afrika Utara dan lepas pantai timurnya adalah “yang diundang.”
Aksesi mendatang ke Uni Afrika dikonfirmasi oleh surat kabar The Times of India, kantor berita Bloomberg, dan harian Vedomosti Rusia.
Baca Juga
Yang terakhir mengutip Svetlana Lukash, sherpa G20 Rusia, sebagai sumbernya. Dia mencatat Moskow termasuk negara pertama yang mendukung pencalonan tersebut setelah secara resmi diusulkan tahun lalu oleh Presiden Senegal Macky Sall, yang juga merupakan ketua Uni Afrika pada saat itu.
Pejabat tinggi Senegal ini berpendapat pada awal tahun ini bahwa G20 akan menghilangkan “ketidakadilan” yang besar dengan menerima blok tersebut ke dalam kelompoknya.
Negara-negara Afrika secara kolektif menempati peringkat kedelapan di dunia dalam hal PDB, menurut dia pada acara ekonomi di Perancis.
Bloomberg mengatakan AS dan sekutu-sekutunya di Eropa bermaksud memanfaatkan KTT para pemimpin G20 di India, yang dijadwalkan pada akhir pekan ini, untuk merayu negara-negara yang memiliki hubungan baik dengan Moskow dan Beijing.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping tidak akan hadir secara langsung, sehingga membuka peluang hal itu.
Negara-negara Eropa, khususnya, melihat dukungan mereka terhadap upaya Uni Afrika memberi mereka pengaruh di antara negara-negara di benua tersebut, menurut outlet tersebut.
(sya)
tulis komentar anda