5 Negara Mayoritas Muslim Musuh Israel, Nomor 3 Sering Jadi Target Serangan Udara Negara Zionis
Kamis, 07 September 2023 - 02:07 WIB
Ada kedutaan Israel di Iran, tapi tidak pernah dinyatakan sebagai kedutaan.
Perubahan tersebut terjadi setelah revolusi Iran ketika Republik Islam baru mengambil alih.
“Pada dasarnya sejak tahun 1979, masih sampai saat ini Iran menyatakan bahwa Israel harus dihilangkan sebagai sebuah negara. Artinya, negara tidak boleh ada,” kata Profesor Litvak.
Para pemimpin baru negara tersebut mengadopsi sikap anti-Israel yang kuat, mengecam negara Yahudi sebagai kekuatan imperialis di Timur Tengah.
“Para pemimpin baru di Republik Islam memandang Israel sebagai garnisun Amerika Serikat, perpanjangan tangan Amerika di jantung Timur Tengah. Dan Iran adalah pendukung besar perjuangan Palestina,” kata Ali Akbar Dareini, peneliti dan penulis jurnal Pusat Studi Strategis di Teheran. “Iran percaya bahwa Israel diciptakan atas dasar pendudukan dan ideologi Zionis, yang merupakan gerakan sekuler nasionalis yang bertujuan untuk menciptakan negara Yahudi bagi orang Yahudi. Dan bahkan dalam Deklarasi Kemerdekaan Israel, tidak ada batasan yang ditentukan.”
Para pemimpin Iran menganggap Israel sebagai penjajah ilegal atas Yerusalem dan bertanggung jawab atas “genosida” warga Palestina.
Iran sejak itu mempunyai kelompok-kelompok bersenjata yang kuat yang secara rutin memerangi Israel.
Iran telah memasok lebih dari 130.000 roket ke Hizbullah yang mengancam Israel, lebih banyak roket dan pendanaan lebih dari USD100 juta per tahun untuk Hamas di Gaza dan lebih dari USD16 miliar untuk mendukung Suriah dan sekutunya antara tahun 2012 dan 2020.
Israel yakin potensi Iran untuk membuat senjata nuklir merupakan ancaman terhadap keberadaannya dan dilaporkan bertanggung jawab atas sabotase terhadap program atom negara tersebut.
Israel dilaporkan berada di balik pembunuhan lima ilmuwan nuklir Iran di Teheran sejak 2010 dan beberapa serangan serta serangan dunia maya terhadap situs nuklir di Iran.
Perubahan tersebut terjadi setelah revolusi Iran ketika Republik Islam baru mengambil alih.
“Pada dasarnya sejak tahun 1979, masih sampai saat ini Iran menyatakan bahwa Israel harus dihilangkan sebagai sebuah negara. Artinya, negara tidak boleh ada,” kata Profesor Litvak.
Para pemimpin baru negara tersebut mengadopsi sikap anti-Israel yang kuat, mengecam negara Yahudi sebagai kekuatan imperialis di Timur Tengah.
“Para pemimpin baru di Republik Islam memandang Israel sebagai garnisun Amerika Serikat, perpanjangan tangan Amerika di jantung Timur Tengah. Dan Iran adalah pendukung besar perjuangan Palestina,” kata Ali Akbar Dareini, peneliti dan penulis jurnal Pusat Studi Strategis di Teheran. “Iran percaya bahwa Israel diciptakan atas dasar pendudukan dan ideologi Zionis, yang merupakan gerakan sekuler nasionalis yang bertujuan untuk menciptakan negara Yahudi bagi orang Yahudi. Dan bahkan dalam Deklarasi Kemerdekaan Israel, tidak ada batasan yang ditentukan.”
Para pemimpin Iran menganggap Israel sebagai penjajah ilegal atas Yerusalem dan bertanggung jawab atas “genosida” warga Palestina.
Iran sejak itu mempunyai kelompok-kelompok bersenjata yang kuat yang secara rutin memerangi Israel.
Iran telah memasok lebih dari 130.000 roket ke Hizbullah yang mengancam Israel, lebih banyak roket dan pendanaan lebih dari USD100 juta per tahun untuk Hamas di Gaza dan lebih dari USD16 miliar untuk mendukung Suriah dan sekutunya antara tahun 2012 dan 2020.
Israel yakin potensi Iran untuk membuat senjata nuklir merupakan ancaman terhadap keberadaannya dan dilaporkan bertanggung jawab atas sabotase terhadap program atom negara tersebut.
Israel dilaporkan berada di balik pembunuhan lima ilmuwan nuklir Iran di Teheran sejak 2010 dan beberapa serangan serta serangan dunia maya terhadap situs nuklir di Iran.
tulis komentar anda