NATO Diprediksi Runtuh pada Tahun 2025, Ini Alasannya
Senin, 04 September 2023 - 17:45 WIB
Dia menjelaskan, “Jika AS tidak terlibat, Eropa akan terpecah dalam masalah ini, dengan negara-negara Timur dan Baltik yang bersemangat namun tidak mampu untuk terus mengalirkan senjata ke Kiev, dan negara-negara Barat seperti Perancis dan Jerman kemungkinan besar akan mengupayakan perdamaian dengan Rusia.”
“Akibatnya bisa berupa warisan kepahitan dan ketidakpercayaan, dan dampak terburuknya adalah perpecahan permanen dalam kerja sama Eropa,” ujar dia.
Sebagai pendukung kuat Ukraina, O’Brien berpendapat negara-negara Eropa perlu segera meningkatkan produksi militer untuk mempersiapkan kemungkinan ini.
Namun, dengan zona Euro yang memasuki resesi pada tiga bulan pertama tahun 2023 dan turunnya produksi industri di Jerman, negara-negara Eropa kemungkinan besar tidak akan mampu menopang militer Ukraina sendirian.
Prediksi O'Brien didasarkan pada asumsi Ukraina masih mampu berperang pada tahun 2025. Menurut angka Rusia, Kiev kehilangan 43.000 tentara dalam dua bulan pertama serangan balasannya, tanpa berhasil menembus berbagai lapisan parit dan benteng yang diletakkan Rusia di sepanjang garis depan Kherson-Donetsk.
Sebelum operasi dimulai pada awal Juni, beberapa laporan media Barat menyatakan kelanjutan bantuan militer AS dan NATO ke Kiev bergantung pada keberhasilan serangan tersebut.
Kini, setelah hampir tiga bulan berlalu, serangan balasan secara luas dianggap sebagai kegagalan meski ada sedikit terobosan di beberapa titik.
“Akibatnya bisa berupa warisan kepahitan dan ketidakpercayaan, dan dampak terburuknya adalah perpecahan permanen dalam kerja sama Eropa,” ujar dia.
Sebagai pendukung kuat Ukraina, O’Brien berpendapat negara-negara Eropa perlu segera meningkatkan produksi militer untuk mempersiapkan kemungkinan ini.
Namun, dengan zona Euro yang memasuki resesi pada tiga bulan pertama tahun 2023 dan turunnya produksi industri di Jerman, negara-negara Eropa kemungkinan besar tidak akan mampu menopang militer Ukraina sendirian.
Prediksi O'Brien didasarkan pada asumsi Ukraina masih mampu berperang pada tahun 2025. Menurut angka Rusia, Kiev kehilangan 43.000 tentara dalam dua bulan pertama serangan balasannya, tanpa berhasil menembus berbagai lapisan parit dan benteng yang diletakkan Rusia di sepanjang garis depan Kherson-Donetsk.
Sebelum operasi dimulai pada awal Juni, beberapa laporan media Barat menyatakan kelanjutan bantuan militer AS dan NATO ke Kiev bergantung pada keberhasilan serangan tersebut.
Kini, setelah hampir tiga bulan berlalu, serangan balasan secara luas dianggap sebagai kegagalan meski ada sedikit terobosan di beberapa titik.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda