Twitter: Tweet 'Lenyapkan Israel' dari Khamenei Tak Langgar Aturan

Jum'at, 31 Juli 2020 - 06:28 WIB
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Foto/REUTERS
TEL AVIV - Pihak Twitter menyatakan tweet Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei soal seruan melenyapkan Israel tidak melanggar aturan. Pernyataan tersebut membuat politisi Zionis Israel kesal dan menyebut platform media sosial ini telah menerapkan standar ganda.

Twitter pernah menyatakan tweet Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tentang protes anti-rasisme yang berubah menjadi kekerasan telah melanggar aturan kebijakan perusahaan. Tweet Trump saat itu berbunyi; "Ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai".

Aktivis dan politisi Zionis mempertanyakan Twitter mengaapa tweet Khamenei yang menyerukan "pelenyapan Israel" tidak diperlakukan sama dengan tweet Trump.

Seorang pejabat kebijakan regional Twitter, Ylwa Pettersson, menjelaskan pada hari Kamis bahwa tweet Khamenei tidak dilabeli melanggar aturan karena kontennya soal "keributan kebijakan luar negeri".



Penjelasan itu menjawab pertanyaan aktivis Arsen Ostrovsky selama video-conference Komite Knesset untuk Imigrasi, Penyerapan dan Diaspora. (Baca: Khamenei Ingin Lenyapkan Zionis Israel, Netanyahu Marah )

"Kami memiliki pendekatan terhadap para pemimpin yang mengatakan bahwa interaksi langsung dengan sesama tokoh publik, komentar tentang isu-isu politik saat itu, atau pemberontakan kebijakan luar negeri tentang masalah ekonomi dan militer umumnya tidak melanggar aturan kami," kata Peterson.

Tweet Khamenei tentang Israel pada akhir Mei lalu berisi seruan untuk melenyapkan rezim Zionis dan mengumumkan bahwa Iran akan membantu negara mana pun yang menentang dan melawan rezim Zionis.

Tweet itu memberikan FAQ (pertanyaan umum) tentang mengapa dan bagaimana Israel bisa dilenyapkan?. Khamenei menjelaskan bahwa tweet-nya tidak bermaksud melenyapkan semua orang Yahudi. Penjelasan itu bisa diterima pihak Twitter.

Keengganan Twitter untuk menyebut tweet Khamenei melanggar peraturan telah memicu reaksi keras dan tuduhan anti-Semitisme dari anggota parlemen Israel dari Partai Blue and White; Cotler-Wunsh. Dia menyarankan Twitter menandai tweet petinggi Teheran itu sebagai ujaran anti-Semit.

"Wow. Twitter baru saja mengakui bahwa tweet yang menyerukan genosida terhadap Yahudi oleh para pemimpin Iran tidak melanggar kebijakannya!," tulis Cotler-Wunsh. "Ini dalah standar ganda. Ini adalah antisemitisme," lanjut dia, seperti dilansir The Jerusalem Post, Jumat (31/7/2020).

Tweet Trump pada 29 Mei yang mendapat label ujaran kebencian dari Twitter secara lengkap berbunyi; "Setiap kesulitan dan kami akan mengambil kendali tetapi, ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai. Terima kasih!".

Menurut Peterson warga negara dapat melihat apa yang dikomentari oleh tokoh politik mereka dan meminta pertanggungjawaban secara online.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More