Presiden Rusia Vladimir Putin Tak akan ke India untuk Hadiri KTT G20, Apa Alasannya?
Sabtu, 26 Agustus 2023 - 05:01 WIB
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin tidak berencana menghadiri pertemuan para pemimpin G20 di India bulan depan secara langsung.
Keputusan itu diungkap juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. Format pasti partisipasi pemimpin Rusia tersebut belum diputuskan, menurut Peskov kepada wartawan pada Jumat (25/8/2023).
KTT di New Delhi dijadwalkan pada 9-10 September dan akan menjadi puncak kepemimpinan India dalam kelompok ekonomi terkemuka dunia.
New Delhi mengambil alih jabatan presiden bergilir dari Indonesia pada bulan Desember lalu.
Pekan ini, Putin berpartisipasi melalui tautan video dalam pertemuan puncak para pemimpin BRICS di Johannesburg, setelah menolak melakukan perjalanan ke Afrika Selatan.
Negara tuan rumah telah mengundang presiden Rusia, meskipun potensi kedatangannya akan menempatkan Afrika Selatan dalam posisi yang sulit karena komitmennya terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
ICC secara resmi menuduh Putin menculik anak-anak Ukraina. Moskow menolak tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai tuduhan palsu, dan menggambarkan ICC telah dikompromikan secara politik.
Pemerintah Afrika Selatan secara teknis diwajibkan berusaha menahan Putin jika dia menginjakkan kaki di wilayahnya.
Berbeda dengan Afrika Selatan, India belum menandatangani Statuta Roma, perjanjian hukum yang mendasari yurisdiksi ICC.
Namun, peristiwa G20 sebelumnya telah dirusak oleh kampanye pimpinan Amerika Serikat (AS) yang mengecam Rusia.
Negara-negara Barat mengklaim Moskow harus “diisolasi” secara diplomatis sebagai hukuman atas krisis Ukraina.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memimpin delegasi Moskow pada pertemuan puncak para pemimpin G20 di Bali November lalu.
Menjelang pertemuan tersebut, media Barat melaporkan kantor Presiden AS Joe Biden sedang mempersiapkan rencana darurat untuk mencegahnya berada di ruangan yang sama dengan Putin, jika pemimpin Rusia tersebut hadir secara langsung.
Keputusan itu diungkap juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. Format pasti partisipasi pemimpin Rusia tersebut belum diputuskan, menurut Peskov kepada wartawan pada Jumat (25/8/2023).
KTT di New Delhi dijadwalkan pada 9-10 September dan akan menjadi puncak kepemimpinan India dalam kelompok ekonomi terkemuka dunia.
New Delhi mengambil alih jabatan presiden bergilir dari Indonesia pada bulan Desember lalu.
Pekan ini, Putin berpartisipasi melalui tautan video dalam pertemuan puncak para pemimpin BRICS di Johannesburg, setelah menolak melakukan perjalanan ke Afrika Selatan.
Negara tuan rumah telah mengundang presiden Rusia, meskipun potensi kedatangannya akan menempatkan Afrika Selatan dalam posisi yang sulit karena komitmennya terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
ICC secara resmi menuduh Putin menculik anak-anak Ukraina. Moskow menolak tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai tuduhan palsu, dan menggambarkan ICC telah dikompromikan secara politik.
Pemerintah Afrika Selatan secara teknis diwajibkan berusaha menahan Putin jika dia menginjakkan kaki di wilayahnya.
Berbeda dengan Afrika Selatan, India belum menandatangani Statuta Roma, perjanjian hukum yang mendasari yurisdiksi ICC.
Namun, peristiwa G20 sebelumnya telah dirusak oleh kampanye pimpinan Amerika Serikat (AS) yang mengecam Rusia.
Negara-negara Barat mengklaim Moskow harus “diisolasi” secara diplomatis sebagai hukuman atas krisis Ukraina.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memimpin delegasi Moskow pada pertemuan puncak para pemimpin G20 di Bali November lalu.
Menjelang pertemuan tersebut, media Barat melaporkan kantor Presiden AS Joe Biden sedang mempersiapkan rencana darurat untuk mencegahnya berada di ruangan yang sama dengan Putin, jika pemimpin Rusia tersebut hadir secara langsung.
(sya)
tulis komentar anda