Jepang Mulai Buang Air Nuklir Fukushima ke Samudra Pasifik
Kamis, 24 Agustus 2023 - 12:15 WIB
Perusahaan akan melakukan empat kali pelepasan air olahan hingga Maret 2024, dengan jumlah pelepasan air setiap kali sebanyak 7.800 meter kubik. Pembuangan yang baru dimulai diperkirakan memakan waktu sekitar 17 hari.
Menurut TEPCO, air tersebut akan mengandung sekitar 190 becquerel tritium per liter, di bawah batas air minum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 10.000 becquerel per liter. Becquerel adalah ukuran radioaktivitas.
Langkah Jepang ini memicu kontroversi meskipun Tokyo bersikeras bahwa proses tersebut aman dan mendapat dukungan dari IAEA, dengan mengatakan bahwa dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan “dapat diabaikan”.
Pada hari Rabu, China mengatakan akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi lingkungan laut, keamanan pangan, dan kesehatan masyarakat.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menyebut tindakan Jepang “sangat egois” dan mengatakan Beijing telah mengajukan keluhan resmi atas keputusan tersebut.
China dan wilayah Makau serta Hong Kong juga telah melarang impor makanan laut Jepang dari sekitar Fukushima dan Tokyo, dan meningkatkan pemantauan radiasi.
Kepala Eksekutif Hong Kong John Lee menyebut pembuangan air limbah nuklir itu “tidak bertanggung jawab”.
Korea Selatan juga bersikap hati-hati di tengah kekhawatiran masyarakat, meskipun penilaian pemerintah tidak menemukan masalah dengan aspek ilmiah dan teknis dari pembuangan air nuklir tersebut.
Pada Rabu malam, partai oposisi utama Korea Selatan memimpin aksi unjuk rasa menentang langkah Jepang.
PLTN Fukushima Daiichi hancur pada bulan Maret 2011 setelah dilanda tsunami yang dipicu oleh gempa magnitudo 9,0 yang menewaskan hampir 20.000 orang di timur laut Jepang.
Menurut TEPCO, air tersebut akan mengandung sekitar 190 becquerel tritium per liter, di bawah batas air minum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 10.000 becquerel per liter. Becquerel adalah ukuran radioaktivitas.
Langkah Jepang ini memicu kontroversi meskipun Tokyo bersikeras bahwa proses tersebut aman dan mendapat dukungan dari IAEA, dengan mengatakan bahwa dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan “dapat diabaikan”.
Pada hari Rabu, China mengatakan akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi lingkungan laut, keamanan pangan, dan kesehatan masyarakat.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menyebut tindakan Jepang “sangat egois” dan mengatakan Beijing telah mengajukan keluhan resmi atas keputusan tersebut.
China dan wilayah Makau serta Hong Kong juga telah melarang impor makanan laut Jepang dari sekitar Fukushima dan Tokyo, dan meningkatkan pemantauan radiasi.
Kepala Eksekutif Hong Kong John Lee menyebut pembuangan air limbah nuklir itu “tidak bertanggung jawab”.
Korea Selatan juga bersikap hati-hati di tengah kekhawatiran masyarakat, meskipun penilaian pemerintah tidak menemukan masalah dengan aspek ilmiah dan teknis dari pembuangan air nuklir tersebut.
Pada Rabu malam, partai oposisi utama Korea Selatan memimpin aksi unjuk rasa menentang langkah Jepang.
PLTN Fukushima Daiichi hancur pada bulan Maret 2011 setelah dilanda tsunami yang dipicu oleh gempa magnitudo 9,0 yang menewaskan hampir 20.000 orang di timur laut Jepang.
tulis komentar anda