Sedang Tren di Uganda, Ayah Tuntut Tes Paternitas karena Anak Bukan Keturunannya
Sabtu, 05 Agustus 2023 - 16:42 WIB
KAMPALA - Para ayah menuntut tes paternitas untuk anak yang dilahirkan istri mereka sedang tren di Uganda. Ini dipicu oleh maraknya laporan perihal anak-anak yang terbukti bukan keturunan biologis ayah mereka alias keturunan hasil perselingkuhan sang ibu.
Tren para ayah menuntut tes paternitas ini telah memicu kekhawatiran pemerintah karena dapat memecah keluarga dan membuat anak-anak yang menjalani tes terluka secara psikologis.
Masalah ini telah menjadi topik perdebatan hangat di Uganda sejak sebuah tabloid menerbitkan sebuah cerita yang mengeklaim bahwa seorang taipan bisnis terkenal yang memiliki beberapa istri dan simpanan—berselisih dengan salah satu pasangannya, mendorongnya untuk meminta tes paternitas—yang mengatakan dia adalah ayah biologis dari hanya 15 dari 25 anaknya.
Sang taipan dan keluarganya tidak pernah berkomentar secara terbuka, dan laporan tersebut belum diverifikasi secara independen.
Tapi ceritanya menyebar seperti api dan telah menyebabkan kontroversi besar selama beberapa bulan terakhir, mendorong beberapa anggota Parlemen untuk membuat seruan emosional kepada para ayah untuk berhenti menempatkan keluarga dan anak-anak mereka melewati tes trauma.
"Mari kita hidup seperti nenek moyang kita hidup. Anak yang lahir di rumah adalah anak Anda," kata Menteri Pembangunan Mineral Sarah Opendi di Parlemen.
Dia menambahkan bahwa jika seorang ayah menginginkan tes paternitas, itu harus dilakukan saat seorang anak lahir—bukan saat dia dewasa.
Yang paling mengkhawatirkan, surat kabar Monitor melaporkan bahwa tes paternitas telah menyebabkan kekerasan dalam rumah tangga, di mana polisi menangkap seorang warga negara Israel yang tinggal di Uganda karena diduga membunuh istrinya setelah hasil DNA menunjukkan bahwa dia bukan ayah dari anak mereka yang berusia enam bulan. Pria itu belum didakwa.
Tren para ayah menuntut tes paternitas ini telah memicu kekhawatiran pemerintah karena dapat memecah keluarga dan membuat anak-anak yang menjalani tes terluka secara psikologis.
Masalah ini telah menjadi topik perdebatan hangat di Uganda sejak sebuah tabloid menerbitkan sebuah cerita yang mengeklaim bahwa seorang taipan bisnis terkenal yang memiliki beberapa istri dan simpanan—berselisih dengan salah satu pasangannya, mendorongnya untuk meminta tes paternitas—yang mengatakan dia adalah ayah biologis dari hanya 15 dari 25 anaknya.
Sang taipan dan keluarganya tidak pernah berkomentar secara terbuka, dan laporan tersebut belum diverifikasi secara independen.
Tapi ceritanya menyebar seperti api dan telah menyebabkan kontroversi besar selama beberapa bulan terakhir, mendorong beberapa anggota Parlemen untuk membuat seruan emosional kepada para ayah untuk berhenti menempatkan keluarga dan anak-anak mereka melewati tes trauma.
"Mari kita hidup seperti nenek moyang kita hidup. Anak yang lahir di rumah adalah anak Anda," kata Menteri Pembangunan Mineral Sarah Opendi di Parlemen.
Dia menambahkan bahwa jika seorang ayah menginginkan tes paternitas, itu harus dilakukan saat seorang anak lahir—bukan saat dia dewasa.
Yang paling mengkhawatirkan, surat kabar Monitor melaporkan bahwa tes paternitas telah menyebabkan kekerasan dalam rumah tangga, di mana polisi menangkap seorang warga negara Israel yang tinggal di Uganda karena diduga membunuh istrinya setelah hasil DNA menunjukkan bahwa dia bukan ayah dari anak mereka yang berusia enam bulan. Pria itu belum didakwa.
Lihat Juga :
tulis komentar anda