5 Strategi Junta Militer Myanmar Memperpanjang Kekuasaan
Selasa, 01 Agustus 2023 - 14:30 WIB
4. Memusuhi AS, Mendekati China dan Rusia
Junta Militer Myanmar sudah mengambil posisi geopolitiknya dengan mendekati China dan Rusia. Pasokan senjata dan bantuan dari kedua negara tersebut ke Myanmar juga sudah mengalir.Sebaliknya, Myanmar justru memusuhi Amerika Serikat (AS) dan aliansinya yang kerap bertindak munafik.
Menanggapi pengumuman junta militer, AS mengatakan memperpanjang keadaan darurat akan menjerumuskan Myanmar "lebih dalam ke dalam kekerasan dan ketidakstabilan".
“Sejak menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis dua setengah tahun lalu, rezim militer telah melakukan ratusan serangan udara, membakar puluhan ribu rumah, dan menelantarkan lebih dari 1,6 juta orang,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller, dilansir Reuters.
“Kebrutalan rezim yang meluas dan mengabaikan aspirasi demokrasi rakyat Burma terus memperpanjang krisis,” tambahnya.
5. Terus Meneror Warga Myanmar
Foto/Reuters
Tindakan keras Junta Militer Myanmar terhadap perbedaan pendapat telah menewaskan lebih dari 3.800 orang dan menyebabkan lebih dari 24.000 ditangkap.
Namun Junta Militer Myanmar berdalih bahwa lebih dari 5.000 warga sipil telah dibunuh oleh "teroris" sejak merebut kekuasaan.
Upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik yang dipimpin oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan blok regional Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, sementara itu, terhenti, dengan militer menolak untuk terlibat dengan lawan-lawannya.
tulis komentar anda