Menlu Afrika Selatan: Dewan Keamanan PBB telah Mengecewakan Dunia
Kamis, 27 Juli 2023 - 16:15 WIB
MOSKOW - Menteri Luar Negeri (Menlu) Afrika Selatan Naledi Pandor menyatakan reformasi PBB sudah lama tertunda. Dalam wawancara eksklusif dengan RT pada Rabu (26/7/2023), dia menekankan badan global itu harus berubah seiring dengan perubahan dunia.
Pandor termasuk di antara sejumlah pejabat tinggi Afrika yang datang ke Rusia untuk mengikuti KTT Rusia-Afrika kedua di St Petersburg pada 27-28 Juli 2023.
Dewan Keamanan PBB telah secara efektif "gagal" untuk memenuhi tujuan awalnya, mengingat ketidakmampuannya mencegah konflik di seluruh dunia, menurut Pandor.
Dia berpendapat, badan internasional itu perlu direformasi. Meski demikian, dia menentang pembentukan lembaga multinasional alternatif untuk menantang PBB.
“Ketika kita berbicara tentang reformasi Dewan Keamanan PBB, yang kita bicarakan adalah perwakilan yang lebih besar, proses demokrasi. Dewan Keamanan telah mengecewakan dunia, karena kita memiliki begitu banyak konflik di seluruh dunia, jadi itu berarti mekanismenya perlu diatur ulang agar kita dapat memastikan perdamaian dan keamanan,” ujar Pandor kepada RT.
Kelompok BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, bekerja dengan tepat untuk mencapai tujuan tersebut, memastikan perdamaian dan keamanan untuk semua, menurut Pandor.
“Kami tidak menentang siapa pun; kami tidak membela siapa pun. Kami bekerja untuk kebaikan dunia,” papar dia, dengan alasan BRICS menentang “mempersenjatai” apa pun.
Benua Afrika dan Afrika Selatan sendiri memiliki banyak kontribusi untuk dunia multipolar yang muncul pada umumnya dan memperbaiki PBB pada khususnya, menurut dia.
“Afrika Selatan mengalami masa apartheid yang sangat mengerikan dan terik. Kami ditindas oleh minoritas yang menindas mayoritas, kami melakukan perjuangan heroik melawan kekuatan sehingga kami memiliki pengalaman menghadapi ketidakadilan,” ungkap Pandor.
“Dan sebagian besar dunia sebenarnya mendukung negara apartheid untuk waktu yang sangat lama, dan sangat sedikit teman yang mendukung kami saat kami mengobarkan pertempuran yang panas ini,” tegas dia.
“Oleh karena itu, pengalaman penindasan menjadikan negara ini kandidat yang sangat baik untuk memahami arti kebebasan, untuk mempromosikan demokrasi dalam arti penuh dan untuk mendukung keterwakilan,” ujar diplomat itu.
Pandor termasuk di antara sejumlah pejabat tinggi Afrika yang datang ke Rusia untuk mengikuti KTT Rusia-Afrika kedua di St Petersburg pada 27-28 Juli 2023.
Dewan Keamanan PBB telah secara efektif "gagal" untuk memenuhi tujuan awalnya, mengingat ketidakmampuannya mencegah konflik di seluruh dunia, menurut Pandor.
Dia berpendapat, badan internasional itu perlu direformasi. Meski demikian, dia menentang pembentukan lembaga multinasional alternatif untuk menantang PBB.
“Ketika kita berbicara tentang reformasi Dewan Keamanan PBB, yang kita bicarakan adalah perwakilan yang lebih besar, proses demokrasi. Dewan Keamanan telah mengecewakan dunia, karena kita memiliki begitu banyak konflik di seluruh dunia, jadi itu berarti mekanismenya perlu diatur ulang agar kita dapat memastikan perdamaian dan keamanan,” ujar Pandor kepada RT.
Kelompok BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, bekerja dengan tepat untuk mencapai tujuan tersebut, memastikan perdamaian dan keamanan untuk semua, menurut Pandor.
“Kami tidak menentang siapa pun; kami tidak membela siapa pun. Kami bekerja untuk kebaikan dunia,” papar dia, dengan alasan BRICS menentang “mempersenjatai” apa pun.
Benua Afrika dan Afrika Selatan sendiri memiliki banyak kontribusi untuk dunia multipolar yang muncul pada umumnya dan memperbaiki PBB pada khususnya, menurut dia.
“Afrika Selatan mengalami masa apartheid yang sangat mengerikan dan terik. Kami ditindas oleh minoritas yang menindas mayoritas, kami melakukan perjuangan heroik melawan kekuatan sehingga kami memiliki pengalaman menghadapi ketidakadilan,” ungkap Pandor.
“Dan sebagian besar dunia sebenarnya mendukung negara apartheid untuk waktu yang sangat lama, dan sangat sedikit teman yang mendukung kami saat kami mengobarkan pertempuran yang panas ini,” tegas dia.
“Oleh karena itu, pengalaman penindasan menjadikan negara ini kandidat yang sangat baik untuk memahami arti kebebasan, untuk mempromosikan demokrasi dalam arti penuh dan untuk mendukung keterwakilan,” ujar diplomat itu.
(sya)
tulis komentar anda