Netanyahu Menjalani Operasi Jantung setelah Dikabarkan Pingsan
Senin, 24 Juli 2023 - 20:01 WIB
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menjalani operasi jantung semalam dan dipasangi alat pacu jantung, ungkap laporan penyiar Kan pada Minggu (23/7/2023).
“Operasi itu dilakukan dengan obat penenang di Pusat Medis Sheba di Tel Aviv dan berhasil dilakukan tanpa komplikasi,” ungkap laporan outlet itu.
Dokter perdana menteri Israel, Profesor Roi Beinert dan Profesor Eil Nof kemudian memberi tahu Kan bahwa, “Netanyahu merasa baik dan kembali ke rutinitas hariannya.”
Perdana menteri akan tetap di rumah sakit selama beberapa waktu untuk observasi, menurut penyiar itu.
Netanyahu mengeluarkan pernyataan singkat semalam di Twitter, mengatakan, “Seminggu yang lalu saya dilengkapi dengan perangkat pemantauan. Alat itu berbunyi bip malam ini dan mengatakan saya harus memiliki alat pacu jantung dan saya harus melakukannya malam ini.”
“Menteri Kehakiman Israel Yariv Levin menjabat sebagai penjabat perdana menteri sementara Netanyahu menjalani operasi itu,” ungkap laporan Times of Israel.
Netanyahu berharap akan keluar dari Sheba Medical Center di Ramat Gan pada waktunya untuk mengambil bagian dalam pemungutan suara pada reformasi peradilan kontroversial koalisi berkuasa pada Senin atau bahkan lebih awal.
Sabtu lalu, Netanyahu dilarikan ke rumah sakit setelah dikabarkan pingsan di rumah. Kantornya tidak merujuk pada hilangnya kesadaran, hanya menyatakan perdana menteri merasa pusing.
Politisi kawakan itu mengatakan dia menghabiskan sore hari di bawah terik matahari di Laut Galilea “tanpa topi, tanpa air,” dan menyarankan orang-orang menghindari matahari dan tetap terhidrasi.
Dokter, bagaimanapun, melengkapi Netanyahu dengan implan jantung untuk memantau aritmia jantung sebelum mengeluarkannya dari rumah sakit setelah menjalani serangkaian tes.
Pria berusia 73 tahun itu tidak diketahui memiliki kondisi kesehatan kronis, dan dokternya bersikeras bahwa jantungnya dalam "kondisi sangat baik".
Namun, kantornya belum merilis pembaruan tahunan yang diperlukan tentang kesehatannya sejak 2016, dan penyiar publik Kan melaporkan sejumlah pejabat Israel mengeluhkan kurangnya transparansi.
“Operasi itu dilakukan dengan obat penenang di Pusat Medis Sheba di Tel Aviv dan berhasil dilakukan tanpa komplikasi,” ungkap laporan outlet itu.
Dokter perdana menteri Israel, Profesor Roi Beinert dan Profesor Eil Nof kemudian memberi tahu Kan bahwa, “Netanyahu merasa baik dan kembali ke rutinitas hariannya.”
Perdana menteri akan tetap di rumah sakit selama beberapa waktu untuk observasi, menurut penyiar itu.
Netanyahu mengeluarkan pernyataan singkat semalam di Twitter, mengatakan, “Seminggu yang lalu saya dilengkapi dengan perangkat pemantauan. Alat itu berbunyi bip malam ini dan mengatakan saya harus memiliki alat pacu jantung dan saya harus melakukannya malam ini.”
“Menteri Kehakiman Israel Yariv Levin menjabat sebagai penjabat perdana menteri sementara Netanyahu menjalani operasi itu,” ungkap laporan Times of Israel.
Netanyahu berharap akan keluar dari Sheba Medical Center di Ramat Gan pada waktunya untuk mengambil bagian dalam pemungutan suara pada reformasi peradilan kontroversial koalisi berkuasa pada Senin atau bahkan lebih awal.
Sabtu lalu, Netanyahu dilarikan ke rumah sakit setelah dikabarkan pingsan di rumah. Kantornya tidak merujuk pada hilangnya kesadaran, hanya menyatakan perdana menteri merasa pusing.
Politisi kawakan itu mengatakan dia menghabiskan sore hari di bawah terik matahari di Laut Galilea “tanpa topi, tanpa air,” dan menyarankan orang-orang menghindari matahari dan tetap terhidrasi.
Dokter, bagaimanapun, melengkapi Netanyahu dengan implan jantung untuk memantau aritmia jantung sebelum mengeluarkannya dari rumah sakit setelah menjalani serangkaian tes.
Pria berusia 73 tahun itu tidak diketahui memiliki kondisi kesehatan kronis, dan dokternya bersikeras bahwa jantungnya dalam "kondisi sangat baik".
Namun, kantornya belum merilis pembaruan tahunan yang diperlukan tentang kesehatannya sejak 2016, dan penyiar publik Kan melaporkan sejumlah pejabat Israel mengeluhkan kurangnya transparansi.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda